»¦ 01

57 55 0
                                    

Jangan kira sebuah Pir  yang lezat dan indah di depan dengan segala warna dan bentuk ukurannya yang sempurna, di dalamnya pun ikut terbawa sempurna.
Karena, tak selama-nya buah dan rasanya akan menjadi satu paket yang lengkap untuk disantap.

                      -Reina Adna Alazka

                                ◎◎◎

"Heh cupu! lo di panggil sama bu izka. Suruh keruangannya sekarang!"

Seorang gadis berambut sebahu dengan tumpukan buku-buku tebal ditangannya, melengos pergi sehabis mengucapkan kalimat itu pada gadis yang sedang tenang membaca buku di dalam perpustakaan.

Gadis berambut sepinggang dengan kacamata yang menggantung,itu sedikit terusik. Ia menengok ke kanan dan ke kiri ingin mengetahui siapa yang di panggil cupu oleh gadis berambut sebahu itu.

Tidak ada orang.

Ia menghela napas. Lagi-lagi kesialan menimpa dirinya,tatkala menyadari bahwa kalimat suruhan itu tertuju padanya.

Cepat-cepat ia memberesi buku yang sempat ia baca ke dalam tumpukan yang asal, lalu membawanya keluar.

                             ◎◎◎

Tokk!Tokk!

"Masuk!"

Pintu pun terbuka, menampakkan sesosok gadis berkacamata yang sudah ditunggu-tunggu kehadirannya sejak 10 menit yang lalu.

Gadis itu menatap biasa seseorang di depannya, yang malah di hadiahi tatapan bengis dengan sorot kebencian oleh lawannya.

Entah apa yang akan terjadi pada dirinya kali ini, namun ia masih nampak biasa saja.

Sudah biasa.

"Duduk kamu!" Suruhan itu, terdengar seperti suruhan mutlak membuat siapapun yang mendengarnya tunduk.

Tapi, sepertinya tidak untuk gadis ini.

Ia masih diam di tempat semula, dengan tatapan lurus yang masih menyorot ke lawan bicara nya. Melihat reaksi gadis itu,wanita berkepala empat yang biasa disebut bu izka ini jengkel.

Oh, apa masih adakah manusia di zaman sekarang yang mempunyai otak separuh seperti ini? Menjengkelkan.

"Dalam 4 bulan terakhir ini, sudah berapa banyak kamu alfa?" Ucap bu izka. Ia sepertinya terlalu malas jika harus memarahi gadis itu yang berujung dengan sia-sia.

"Ga tau." Jawab gadis itu biasa. Oke.masih bisa di tahan.

"4 bulan terakhir ini, 5 mata pelajaran dalam 1 semester nilai kamu ga ada. Nol. Telur ayam. Kamu ga pernah ngerjain tugas?" Ucap bu izka. Sepertinya ia harus sabar demi mendapatkan jawaban yang pasti.

"Ga tau." Jawab gadis itu biasa untuk yang ke dua kali. Dan yang kedua kalinya, wanita yang memiliki berat badan 75 kg dengan tinggi 167 cm itu pun harus menelan pil pahit. Oke. Masih bisa di tahan.

"4 bulan belakangan ini, kamu juga ga pernah ikut praktek dan selalu alfa dalam praktek apa pun. Kamu kemana?" Ucap bu izka sembari memberikan tatapan sinisnya ke pada gadis itu. Kali ini, jika gadis itu mengucapkan tidak tau yang ketiga kalinya, Sumpah demi kiko yang tidak pernah berubah kembali menjadi ikan, dia tenggelamkan gadis ini ke rawa-rawa.

"Ga ta--" ucapan gadis itu pun terpotong akibat gebrakan meja yang dihasilkan oleh bu izka diiringi oleh..

"Reina Adna Alazka, saya bertanya serius! Kamu ini bukan lagi murid SD yang masih bermain-main. Kamu ini sudah kelas 11 semester Akhir, sudah bukan waktunya main-main! Bulan depan kamu sudah mulai UKK, dan saya sebagai wali kelas kamu menengahi sikap dan perbuatan kamu yang Salah akhir-akhir ini." Ucap bu izka, sepertinya ia sudah terlanjur marah dan menyesal kenapa harus menjadi wali kelas yang di dalamnya terdapat murid yang bernama Reina Adna Alazka . Menyebalkan.

"Kamu juga jadi jarang masuk, dan mengotori list absensi siswa dengan alfa kamu itu. Kamu ini masih punya niat sekolah gak sih? Seharusnya kamu ini menjadi contoh yang baik buat adik kelas kamu, bukan malah memperjelek sikap dan buat nama kamu jelek di mata siswa yang lain, guru, maupun sekolah. Saya tanya sama kamu, apa kamu masih punya niat untuk sekolah? Jawab Saya Dengan Serius. " Reina pun hanya diam sesekali membetulkan kacamatanya yang miring ataupun merunduk ke bawah.

"Reina, jawab saya!" Kali ini bu izka sepertinya sudah marah akibat tingkah laku reina yang membuat kepalanya tambah pusing. Ditambah dengan aduan dari beberapa siswa dan guru bahwa gadis di depannya ini seperti manusia yang kehilangan raganya.

"Ga tau." Reina kali ini menjawab dengan sedikit menunduk. Lalu mendongak dan membetulkan kacamata nya. Lalu menunduk kembali sambil menggaruk tengkuk belakangnya. Dasar aneh.

"Astagfirullahal'azim, kali ini kamu sudah keterlaluan Reina. Ibu mengskors kamu selama satu minggu. Ibu harap kamu belajar dari pengalaman ini, dan ubah sikap kamu dalam waktu satu minggu menjadi lebih baik lagi." Bu izka berjalan mendekat ke arah Reina lalu menepuki pundak gadis itu. Lalu keluar melalui pintu.

Reina masih diam menatap bu izka sampai hilang di balik pintu.

5 detik...

"Eh iya, kenapa saya yang keluar? Ini kan ruangan saya, aduh reina kamu buat saya lier!" Bu izka masuk kembali lalu menggiring reina menuju pintu.

Reina hanya diam, lalu menatap bu izka dengan tatapan bingung.

"Ngapain kamu ngeliatin saya? Sana keluar! Urusan kamu dengan saya sudah selesai." Bu izka menatap reina yang juga sedang menatapnya.

"Saya keluar?" Reina menatap bu izka jenaka.

"Iya."

"Sekarang?" Reina bertanya sambil menatap bu izka yang sudah keliatan jengkel kembali (?)

"Reina, kamu mau saya gantung di pohon toge?!" Bu izka berteriak dan sedetik kemudian reina pun keluar dari ruangan bu izka.

Dia tertawa, rasanya senang sekali bisa mengerjai bu izka dengan tingkah konyolnya.

Lagi-lagi, suatu kesalahan yang ia perbuat membawa keberhasilan dan kepuasan tersendiri bagi diri dan batin Reina.

Ah, rasanya senang sekali. Bisa mempunyai waktu free dalam satu minggu ke depan.

Ia melangkahkan kakinya semangat meninggalkan ruangan bu izka dan kembali ke perpustakaan demi melanjutkan membaca komiknya yang terputus akibat panggilan mendadak dari bu izka.

Untuk hal yang tidak pasti, ia merasa senang. Karena, manusia sepertinya yang menganggap manusia lainnya seperti lelehan keju asam yang patut untuk di musnahkan, seperti inilah kesenangan tersendirinya.

Ia menyeringai puas, membuka buku kosong yang ia selipkan, lalu mengeluarkan pulpen dari dalam sakunya.

Ia mulai menulis.

"Kegiatan apa ya?, yang harus gue lakuin selama satu minggu kedepan."

                                  ◎◎◎

—————

Terus baca MELT TAMARIND CHEESE dan jangan lupa untuk VOTE dan juga KOMENT

Tankkayu....

mєlt tαmαrínd chєєsєWhere stories live. Discover now