"Kok bisa?"
"Bisa lah, Al gitu loh." Keysa memutar bola matanya malas.
"Sombong amat!"
"Apa jangan-jangan lo selama ini awasin gue ya? Ngaku lo," tuduh Keysa memicingkan matanya—menatap curiga cowok itu.
"Kalau iya, kenapa?"
"What?!" pekik Keysa refleks berdiri. Sedangkan Al mendengus kesal karena respon Keysa yang berlebihan.
"Sans aja kali. Lo demen amat berdiri, kagak pegel tuh kaki?" tersadar, Keysa kembali duduk nyaman di tempatnya.
"Bentar, bentar. Berarti, lo orang yang pakai jubah hitam yang sering tolong gue di saat gue dalam bahaya? Orang sok misterius yang udah begoin gue saat gue jebak hari itu?" semua itu Keysa ucapkan dalam satu tarikan nafas.
"Iya."
"GILAA!!! Kok gue gak kepikiran kalau itu elo, ya?" monolog Keysa yang entah kenapa malah terlihat mengemaskan di mata Al.
"Terus yang tolong gue pas di hutan dan bawa gue ke rumah sakit itu, elo juga?"
"Iya."
"Astaga, bego! Gue gak mikir ke situ lagi." Al menoyor kepala Keysa.
"Emang dasar elo yang bego, gitu aja gak bisa nebak." Keysa menatap tajam Al, sedangkan cowok itu hanya terkekeh geli.
"Canda."
"Eh by the way, anyway busway nih. Lo ngapain ke sini?" Al seketika lupa dengan tujuan awalnya menemui Keysa, karena gadis itu terus saja berbicara tanpa henti.
"Sat!" bukannya menjawab malah memanggil seseorang.
" 'Sat' , siapa?" tanya Keysa yang melihat seseorang berjalan ke arah mereka dari balik pohon.
"Liat aja sendiri." Keysa terus memerhatikan orang tersebut hingga dia membulatkan matanya saat orang yang di panggil 'Sat' berada di hadapan mereka.
"Sat, sut, sat, sut. Udah gue bilang jangan manggil gue gitu kalau lo gak mau gue bales!" ujarnya menatap kesal Al.
"Aksa?"
Mendengar itu, 'Sat' alias Aksa tersenyum mendapati kehadiran Keysa. "Hai, Key! Kita ketemu lagi."
"Lah, kok—"
"Dia yang bantu gue selama ini. Gue tahu dia mantan lo, maka dari itu gue bisa tahu banyak hal dari dia, dan dari situlah kita berteman sampai sekarang," jawab Al yang di benarkan oleh Aksa dengan menganggukkan kepalanya.
"Kalian berteman?" tanya Keysa menunjuk Al dan Aksa secara bergantian.
"Yoi, iya gak Bi?" Keysa yang mendengarnya jadi ambisi.
"Bi?" beo nya. Al yang mendengarnya berdecak kesal sedangkan Aksa sudah terbahak di tempatnya.
"Panggilan sayang Key, gue manggil dia 'Bi' kalau dia manggil gue 'Sat', ye gak Bi?"
"Gue tampol mulut lo, ya Sat!" geram Al.
"Nahkan bener, Key. " lagi, lagi Aksa terbahak. Sedangkan Keysa hanya bergidik ngeri—berharap kedua cowok di depannya itu masih normal.
"Kalian masih normal kan?" tanya Keysa hati-hati.
"Masih lah!" jawab keduanya kompak.
"Ok, biar gue jelasin, daripada lo ambigu dengernya. Jadi gue manggil Al dengan sebutan 'Bi' karena itu singkatan dari babi. Sedangkan dia manggil gue 'Sat' karena itu singkatan dari bangsat."
Keysa yang mendengar penjelasan Aksa sontak tertawa terbahak-bahak, bisa-bisa nya mereka saling memiliki panggil kesayangan seperti itu. Memang hanya pertemanan mereka lah yang berbeda.
"Udah ketawanya, entar tuh mulut kalau robek gue mampusin!" sarkas Al kesal. Dan Keysa pun berusaha meredakan tawanya.
"Jadi tujuan gue kesini, karena di suruh sama Queen untuk—"
"Lah, lo kok bisa kenal sama Queen?" potong Keysa.
"Kan lo pernah cerita sama gue, soal dia. Dan gue baru kenalan sama dia, pas beberapa hari yang lalu." Keysa hanya mengangguk—membiarkan Al melanjutkan ucapannya.
"Lo terima aja tawaran Kristal, buat jadi pendoronnya Neysa."
"Gak!" tolaknya mentah-mentah.
"Lo harus pikirin kondisi Neysa sekarang. Lo gak boleh egois Key, gue tahu kenapa lo tolak tawaran Kristal gitu aja, tapi please. Gue mohon sama lo. Lo prioritasin Neysa terlebih dahulu, baru lo pikirin yang lainnya. Emang lo mau, kehilangan satu-satunya saudari yang lo punya?"
Jleb!
Perkataan Al memang benar. Jika ia tidak menerima tawaran Kristal, maka ia akan kehilangan Neysa untuk selamanya. Tetapi, dia juga sudah tidak mau berurusan dengan Farah, kalau-kalau wanita itu tahu anaknya menjadi pendonor untuk orang yang paling dibencinya. Jadi Keysa harus memilih yang mana? Disini juga Keysa sedang berpikir keras untuk mencari jalan keluar tanpa harus masuk ke dalam kandang macan lagi.
"Listen to me!" Al memegang kedua pundak Keysa—mengunci tatapan mereka. "Lo terima tawaran Kristal, jika terjadi sesuatu sama lo. Gue janji bakal selalu di samping lo dan bakal selalu lindungin lo kapan pun. I'm promise."
"Tapi—"
"Percaya sama gue Key." Keysa menghela nafasnya, ia kalah. Keysa akan menerima tawaran Kristal, karena ia yakin dengan Al.
"Fine." Al tersenyum.
"Good girl," ucapnya mengusap puncak kepala Keysa. Ketika ketiganya memutuskan untuk segera ke rumah sakit, Keysa hanyut dalam pikirannya, semoga saja ia tidak salah dalam memilih.
🌱🌱🌱
VOUS LISEZ
KEYSA
Roman pour AdolescentsSetiap orang memiliki kisahnya tersendiri. Mereka akan menjadi tokoh utama di dalam cerita hidupnya. Begitupun dengan Keysa, seorang remaja yang ketika kecil di paksa menjadi dewasa. Banyak yang iri dengan hidupnya sekarang, tetapi tidak banyak yang...
☀KEYSA 44•||ABOUT 'SAT' AND 'BI'||•
Depuis le début
