4. Bottom-up Artificial Intelligence

Start from the beginning
                                        

"System call, Generate Luminous Element"

Telapak tangan Ren yang bercahaya keemasan itu mengarah pada kedua telinga Jaemin. Ia menyembuhkan luka dan mengisi HP pemain bersurai biru tersebut dengan sekejap saja.

"Baiklah, sebaiknya kita mulai darimana?"

Kemudian tersedia dua buah cangkir teh di atas meja. Okay, lagi-lagi Jaemin terkejut dengan hal ini. Sepertinya entah keberapa kalinya pun Jaemin akan tetap terkejut seperti ini. Ia mengerjapkan matanya untuk kembali fokus. Ia tak boleh lengah, karena Jaemin masih belum tahu apa-apa mengenai kejanggalan NPC ini.

"Apa kau benar-benar NPC?"

"Apa kau sungguh berpikir bahwa aku adalah NPC?"

Ren meminum tehnya dengan santai, yang mana membuat Jaemin mengerutkan keningnya bingung. Jika Ren bukanlah sebuah NPC, lalu apakah ia pemain? Tidak mungkin, ia bukanlah pemain mengingat game ini baru dibuat dan level Ren yang diatas rata-rata pemain.

"Kau pasti pernah mendengar AI yang dipasangkan pada NPC?"

"AI?"

"Artificial Intelligence atau yang bisa kita sebut dengan kecerdasan buatan. Manusia memiliki otak untuk berpikir dan bertindak, begitu juga NPC, mereka memiliki AI untuk melakukan segala tindakan yang diprogramkan padanya"

Itulah yang dimaksud Jaemin sejak pertama kali bertemu dengan Ren. Semua NPC harusnya bertindak sesuai dengan apa yang diprogramkan padanya. Dengan kecerdasan mereka yang terbatas, NPC itu harusnya hanya mampu merespon pada kata-kata maupun tindakan tertentu. Namun, bagaimana bisa Ren merespon semuanya?

"Kau NPC dengan AI yang telah di upgrade?"

"Upgrade?"

Ren meletakkan cangkir tehnya kembali dan terlihat berpikir. Ah Jaemin jadi kesal juga, karena Ren hanya terlihat pura-pura berpikir saja.

"Bila maksudmu bahwa semua AI sebelumnya hingga sekarang ini adalah Top-down, maka aku bisa dibilang versi Bottom-up?"

"Aku tak paham maksudmu"

Bottom-up

Kata-kata itu merupakan hal baru bagi Jaemin. Biasanya, setiap game yang ia mainkan mempunyai NPC dengan AI atau kecerdasan buatan yang rendah— disebut Top-down AI mengacu pada program yang telah disediakan oleh sistem. Artinya, mereka hanya berlaku maupun berkata secara persis dan tertentu untuk merespon rangsangan spesifik.

Sedangkan untuk kasus Ren, ia justru merespon segalanya. Bahkan NPC itu bertindak dengan sesuka hatinya— tunggu, Ren bilang bahwa ia bukanlah NPC. Jadi, apa maksudnya semua ini?

"Aku akan menjelaskannya secara singkat sebisaku"

Ia kembali meneguk teh hitamnya lagi. NPC itu memejamkan matanya, entah karena apa Jaemin juga tak mengerti hal itu. Namun seketika rambutnya yang berwarna-warni itu bersinar, melambai-lambai layaknya tertiup angin di ruang vakum ini.

Titik-titik cahaya pada surainya itupun bergerak secara konstan— tepatnya dari ujung hingga pangkal rambutnya.

Entahlah, Ren seperti tengah mengumpulkan sesuatu melalui titik-titik cahaya pada rambutnya.

Dan itu merupakan pemandangan yang indah di mata Jaemin.

Ren bisa dibilang cukup cantik untuk sekedar NPC— apalagi ia adalah seorang laki-laki.

Sibuk dengan lamunannya sendiri, Jaemin tak sadar proses itu telah berakhir. Ren kembali membuka matanya, seketika mata violet itu bersinar singkat setelah rambutnya kembali seperti sedia kala— dengan empat warna dan titik-titik cahaya seperti bintang.

Re-loadingWhere stories live. Discover now