4. Bottom-up Artificial Intelligence

Start from the beginning
                                        

"Kita harus pergi sebelum drone itu melakukan scan padaku"

"Eh? Jangan-jangan drone itu adalah Cardinal System?"

Ren mengangguk mantap dan segera melangkahkan kakinya cepat menuju kedalam hutan. Jaemin yang tak tahu apa-apa itupun hanya mengikutinya dari belakang tanpa bertanya apapun.

Dugaan Jaemin sepertinya benar, NPC ini merupakan suatu kejanggalan yang dibuat oleh sistem. System error atau semacam itulah. Tak ada alasan yang masuk akal selain berasumsi bahwa Ren adalah hasil sistem yang eror. Kalau tidak, mengapa ia takut Cardinal System melakukan scan padanya bila ia tak ada kesalahan dalam sistem? Bukankah itu sama saja dengan manusia yang takut diperiksa oleh dokter karena tahu ia sedang sakit?

Cardinal system bertugas untuk menyeimbangkan dunia virtual. Memperbaiki bug dan kesalahan teknis lain itupun juga menjadi tugasnya.

"Apa kau terjangkit virus?"

"Bahkan aku lebih kuat dari virus komputer manapun, Nanajaem"

"Lalu kenapa—"

"Hahh~ sudah kuduga kau akan banyak bertanya. Bisakah kau menahannya hingga kita sampai di kediamanku?"

"Kediaman?"

Ren pun kembali mengangkat tangan sejajar dengan tubuhnya, bersiap untuk melakukan sacred art-nya.

"System Call, Generate Blizzard Gate... Twenty Three"

Kemudian muncul sebuah cahaya biru di depan ujung jarinya dan membentuk sebuah pintu yang seukuran dengan mereka. Jaemin lagi-lagi terkagum, ternyata banyak sacred art yang belum ia ketahui dan ia berambisi untuk menguasai itu semua. Yah, semua pemain pun akan melakukan hal yang sama bila mereka ada di posisi Jaemin.

"Masuklah"

Jaemin pikir kediaman yang dimaksud Ren adalah sebuah pondok kecil yang hangat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jaemin pikir kediaman yang dimaksud Ren adalah sebuah pondok kecil yang hangat. Dan lagipula bagaimana bisa ia memiliki sebuah rumah? Bukankah selama ini ia berkeliaran di Unknown Forest? Namun nyatanya, Ren tinggal di sebuah ruangan kosong berwarna putih.

Sepetak ruangan tanpa ada apa-apa di dalamnya, untung saja Jaemin tak mengidap cenophobia ataupun claustrophobia. Ren melangkahkan kakinya lebih dulu ke dalam ruangan tersebut tanpa melepas jubahnya. Kemudian muncul sebuah meja dan dua buah kursi yang berwarna senada dengan dinding putih itu darisana.

"Ini ruangan apa?"

"Ini adalah batas antara dunia virtual dan dunia nyata. Hanya ini satu-satunya tempat tinggalku yang aman dari pemindaian cardinal"

Ren mendudukkan dirinya lebih dulu kemudian mengisyaratkan Jaemin untuk ikut duduk di kursi yang ada di depannya. Jaemin yang masih terkejut dengan sistem itupun hanya menurut tanpa mengatakan apa-apa.

Re-loadingWhere stories live. Discover now