Jaemin kembali bernafas lega ketika suara lolongan tersebut mulai memudar dari indera pendengarannya. Namun, ia menjadi merasa tak enak dengan teman-temannya, terutama Haechan yang berada di sampingnya tadi. Ah Jeno juga, malah ia yang jauh tertinggal di dekat Cerberus. Jaemin berasumsi bahwa mungkin Jeno lah yang mati duluan dilihat dari posisinya. Jeno yang malang.
Boomm!
Tiba-tiba datang ledakan yang lumayan kencang tepat berada di belakang mereka. Tubuh Jaemin dan Ren pun terlempar cukup jauh akibat ledakan itu. Sial, walaupun ini hanya game dan Jaemin tak merasakan sakit sama sekali, rasa terkejut tetap saja ada karena ledakan itu.
Ren terbatuk, ia mencoba bangkit dengan bertumpu pada lengan kanannya. Walaupun pergelangan kakinya terkilir, Ren tetap mencoba berdiri tegak. Ia menepuk jubah keperakannya dengan santai— sampai ia melihat ke arah bekas ledakan tadi.
"H—hancur..."
Area tersebut berlubang sedalam 2 meter dan rata dengan tanah. Tak ditemukan siapapun disana, bahkan Cerberus— semuanya menghilang tanpa jejak. Jaemin pun ikut merasa gemetar melihat hal ini di depan mata, rasanya seperti nyata.
"B—bukan aku yang melakukannya"
NPC itu berjongkok dengan memegang kepalanya erat. Jaemin memandangnya bingung, entahlah ia merasa semua yang dilakukan NPC ini sangatlah aneh dan terkesan janggal.
Seperti saat ini, emosinya tak stabil.
Atau, ia memang dioperasikan untuk memiliki kepribadian ganda?
"Kau percaya bahwa bukan aku yang melakukannya kan?"
Ah sial, Ren malah menatapnya dengan mata violet yang tajam. Bila dikatakan bukan ia yang melakukannya, lalu siapa yang memanggil Cerberus kalau bukan dia? Jaemin hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Kau tak apa?"
"Bukankah aku yang harusnya bertanya itu padamu?"
Ren kembali berdiri dan berdehem. Ia hendak memakai tudungnya kembali, namun ia baru ingat bahwa Jaemin telah merobek kain penutup kepalanya itu. Pemain level rendah sialan.
Kepribadian NPC itu berubah lahi.
NPC itu hendak membuka suaranya, namun urung karena sebuah notifikasi muncul di depan pemain bersurai biru itu.
「Mission failed」
「no reward」
「Better luck next time」
Jaemin menghela nafasnya panjang, sia-sia saja permainannya kali ini. Padahal ia rela meluangkan waktunya untuk tidur lebih awal hanya untuk misi ini. Ia pun melirik pada NPC yang terlihat sinis itu, berbeda dengan beberapa saat yang lalu. Entah kenapa ia terlihat menggemaskan kini.
"Aku akan log out—"
"Ah tunggu! Biarkan aku mengobatimu terlebih dahulu"
"Tidak perlu, HP ku sudah terisi penuh jika aku log in kembali—"
"Diam dan menurut atau aku akan membunuhmu hingga kau log out dengan sendirinya"
Ucap Ren dengan penekanan di setiap kata. Okay, Jaemin tak ingin membuat masalah dengan NPC aneh ini. Sekali lagi, walaupun ini hanya game, Jaemin merasakan sensasinya secara nyata.
Buzzzz
Suara dengungan seperti lebah terdengar dari jauh. Jaemin yang penasaran pun menolehkan kepalanya ke arah sumber suara. Ah ternyata disana ada drone kecil yang tengah memindai area yang telah hancur itu. Ia terkagum ketika sinar yang keluar dari drone tersebut mampu mengembalikan area hutan yang hancur seperti semula.
YOU ARE READING
Re-loading
FanfictionJaemin terjebak dalam sebuah game. Satu demi satu rahasia gelap game tersebut terkuak, mengharuskan Jaemin membuat satu pilihan. Keselamatan banyak orang atau keberadaan NPC yang baru ditemuinya, Ren. 🕹main pair : Jaemin x Renjun 🕹side pair(s) :...
4. Bottom-up Artificial Intelligence
Start from the beginning
