Nayara masih sedikit kesal. Ingat cuma sedikit, tidak sekesal waktu itu. Lagian apa susahnya untuk mengirimkan pesan singkat bahwa acara pulang bareng itu batal, setidaknya Nayara tidak akan menunggu pria itu seperti kambing conge untuk sekedar mendapatkan pria itu sedang bersama gadis lain.

Nayara sudah tidak sekesal waktu itu karena penjelasan Danu dari voice note yang dikirimkannya. Nayara sama sekali tidak mengangkat panggilan masuk darinya bahkan beberapa kali menolak panggilannya, Danu seharusnya bersyukur gadis itu tidak memblokir kontaknya.

Danu menjelaskan bahwa waktu itu ibunya Sejeong kumat lagi, jadi dia harus segera mengantarkan gadis itu ke rumah sakit jiwa tempat ibunya dirawat. Danu telah meminta izin sebelumnya kepada Sejeong untuk menjelaskan semuanya kepada Nayara dan Sejeong setuju.

"Eh Nay, kita satu kelompok kan?" Gadis berambut sebahu dengan senyuman bulan sabitnya menyenggol lengan gadis di sampingnya.

"Hah kelompok apa Yu?"

"Astaga nih bocah gue tonjok juga ya lama-lama, kenapa sih dari tadi ga fokus terus. Padahal yang ngajar tadi pak Tatang loh, wajahnya itu mengalihkan duniaku"

Ryu Hanindika akrabnya sih dipanggil Yu lebih mudah untuk di sebutkan dan sesuai di lidah, selain itu semua orang berharap kalau wajahnya yang ayu ini akan mengikuti sifatnya yang sedikit bar-bar. Dia ini penyandang sabuk hitam karate, jadi wajar saja kalau agak macho.

Gadis itu dalam beberapa minggu ini selalu duduk di samping Nayara setiap ada kesempatan. Biasanya sih Abim, tapi pria itu sepertinya sedang mencari mangsa jadi dia tidak ingin dekat-dekat Nayara dulu, yang ada malah mangsanya akan kabur.

"Yaudah ngerjain essaynya di rumah gue ya. Sekalian kenalan sama mama gue, kitakan temen"

"Iyain aja deh, perasaan tugasnya ga perkelompok deh Yu tadi"

"Emang engga, hehe gue bohong. Passion baru gue harus diasah Nay biar handal" Gadis itu menggaruk leher belakangnya sebentar sambil terkekeh geli. "Lagian Nay gue kan masuk jurusan ini bukan karena passion kayak lo, gue terpaksa aja. Jadi Nay yang cantik mau ya bantuin Ryu yang manis" Gadis itu mengerjapkan matanya seperti anak kucing. Astaga ternyata masih ada makhluk penjilat seperti ini.

"Selain bodoh lo tuh laknat juga ya ternyata"

"Uwah sip mantap ah untung lo peka, pinter lagi. Yang kayak gini cocoknya dijadiin pacar aja jangan temen"

"Ck udah gila" Nayara merapihkan barang-barangnya lalu memasukannya ke dalam goodybag Mickey Mouse nya.

***

Mark's

Gue ga pernah sarapan dirumah, selain takut telat ke kampus karena gue bukan orang pagi, sekarang ada alasan lain. Gue juga ga tau kenapa jatuh cinta itu cuma butuh waktu sesingkat ini. Menurut artikel yang gue baca, BBC Scince, penelitian menemukan bahwa cuma butuh 90 detik sampai 4 menit rata-rata untuk membuat seseorang jatuh cinta pada orang yang baru ditemuinya pertama kali, gue sampe hapal kalimatnya karena tiap malem gue buka untuk memastikan . Jadi gue ga menganggap diri gue sendiri aneh, ga sama sekali.

Gadis yang memakai sweater navy sedang fokus memakan sandwichnya sesekali tersenyum dengan tontonan yang sedang dilihatnya. Gadis itu seperti berada dalam ruangannya sendiri, hanya dia. Gue mulai tertarik sejak saat itu, sejak lihat senyumnya. I am totally addicted with her smile.

Setiap hari gue udah mendeklarasikan untuk selalu sarapan di kantin kampus, cuma merhatiin dari samping. Demi lihat senyumanya. Anggep aja gue lebay gapapa, tapi kayaknya ini pdkt terlemot gue, biasanya gue kalo suka langsung pepet terus dapet deh. Gatau kenapa, I just think that she is really special.

Truth | Doyoung Where stories live. Discover now