02

169 23 0
                                    

jeongyeon menatap kepergian cha eunwoo dia begitu sedih mengapa dirinya sangat membenci jeongyeon,
namun ibunya yang menyadari langsung memegang bahunya"jangan dipikirkan ayo kita sarapan"jeongyeon mengangguk

"oh iya sayang besok kau sudah bisah sekolah"jeongyeon begitu senang tapi raut senangnya tak begitu lamah setelah mendengar bahwa ia akan satu sekolah dengan cha eunwoo, sekolah yang dikelola oleh kakek cha eunwoo"lagi pula sekolahnya bagus kok."jeongyeon hanya mengiyakan laluh lanjut menyantap makananya

setelah selesai sarapan jeongyeon bergegas mengumpulkan piring kotor"tidak usah bi nanti biar aku yang cuci lagi pula piringnya tidak banyak kok"ibunya memberi aba-aba agar pembantunya hanya menurut. segerahlah ia mencuci diwastafel

selesai dengan kerjaannya, ia mulai berjalan menelusuri taman kompleks dekat rumahnya saat tengah berjalan ada yang menghentikan langkahnya, asalnya dari arah pohon."loh kok pohon bisah bicara sih...??"jeongyeon tidak menyadari bahwa ada yang sengajah mengerjainya"iya aku pohon ajaib, apa yang kau minta aku akan mengabulkannya"jeongyeon tersenyum remeh"siapa pun itu tolong keluar kau pikir aku bocah yang gampangnya tertipu olehmu"

dia turun dari atas pohon tepat didepan jeongyeon"hahahaha kau lucu sekalih bilah terkejut"jeongyeon mencabikkan bibirnya kesal siapa dia jeongyeon tidak mengenalnya namun dia dengan beraninya mengganggu jeongyeon"dasar gila"gerutunya laluh berjalan meninggalkan orang itu dibelakang"eh tunggu aku belum mengenalmu apa kau orang baruh disini"dia berusaha mensejajarkan jalannya dengan langkah gadis itu

"hei aku bertanya"jeongyeon tidak mengindahkan pertanyaannya karna mulai kesal pria itu langsung menarik tangannya laluh diibuat seakan berjabat"namaku junho salam kenal"jeongyeon menarik tangannya laluh mulai berlari menjauhi junho orang aneh yang memperkenalkan dirinya tadi.

namun bukannya menjauh, dia malah berlarih mengejar jeongyeon"hei kau belum memberitauh namamu..!!"jeongyeon berhenti sejenak setelah cape berlarih. pria ini tidak mau menyerah juga dengan pasrah"ok baiklah namaku jeongyeon aku baru saja pindah kemarin kesini umurku 17 tahun aku tidak punya nomor hape ak"junho terkejut dengan pernyataan gadis itu"ok aku hanya ingin tauh namamu"

"terserah setelah itu jangan menggangguku lagih ok"saat ingin pergi ada seseorang yang menghampiri mereka berdua"yak...junho kau dari mana saja yang lain sedang mencarimu eh...?? "gadis itu bingung melihat jeongyeon yang berdiri disamping junho"ah Lisa kenalkan ini jeongyeon orang baruh disini baruh datang kemari"jelasnya dengan mengikuti cara bicara jeongyeon"ah maaf jeongyeon, sodarahku ini memang suka menggoda oh iya mari berkenalan"jeongyeon menyambut uluran tangan itu dengan lembut beda dengan perkenalannya dengan junho tadi

"eh jeongyeon karna kau orang baruh bolehkan aku mengenalkanmu pada teman-temanku yang lain...??"jeongyeon mengangguk laluh Lisa menariknya antusias tidak sabar mengenalkan teman barunya pada semua orang sedangkan junho memutar matanya melas laluh berlari mengejar keduanya

.
.
.
.
.
.
  mereka sudah sampai dilihatnya ada beberapa anak seumuran dengannnya tengah berkumpul. ada yang mendribel bola basket, ada yang sedang saling bercanda, Lisa memanggil mereka semua laluh mereka berbalik menatap kami bertiga"oi Lisa junho"mereka menatap jeongyeon penasaran"gays aku punya kenalan nih anak baruh didaerah kita"satu persatu mulai berjabat tangan dengannnya mulai dari gadis yang berambut panjang Hitam sepinggang namanya jisso laluh gadis yang rambutnya dikuncir kuda namanya eunbi laluh beralih pada para pria

pertama pria yang rambutnya yang disisir kebelakang namanya b.i. laluh pria yang dandananya lebih rapi namanya jinyoung setelah itu pria yang dirasah sangat mudah dari yang lain namanya hueningkai adik dari jisso Kini mereka semua sudah saling mengenal, jeongyeon langsung diajak main oleh mereka

jeongyeon duduk diantara para wanita sedangkan para pria tengah sibuk mendribel bola basket namun tiba-tiba b.i. si peganggu, julukan yang diberi oleh teman-temannya langsung duduk disamping jeongyeon begitu saja"aduh mulai lagih deh ngerayunya"junho yang melihat hal itu langsung menghampiri mereka"hei kau mau menjadi seorang wanita ayo kita lanjut bertandingnya"b.i. tidak menanggapi ia sibuk memandang wajah jeongyeon

"jeongyeon apa kau sudah punya pacar"jeongyeon terlihat kikuk saat ditanya oleh b.i Seperti itu pasalnya jangankan pacaran, merasahkan cinta saja belum...!! semuanya tertegun menunggu jawaban dari jeongyeon namun sijunho tidak pernah mau melihat orang lain dengan bahagia"siapa yang mau menjadikan gadis ini sebagai pacar mereka bisah-bisah pria itu sudah menjadi daging panggang hahahaha"hanya dia yang tertawa tidak dengan yang lainnya

jeongyeon memandangnya sinis"hei junho akukan bertanya padanya bukan padamu"umpat b.i. kesal yang lain hanya tertawa mendengar perseteruan keduanya dan jeongyeon diam-diam juga ikut tersenyum

.
.
.
.
.
.
Hari mulai sore, Kini waktunya jeongyeon untuk pamit pulang yang lain juga ikutan pulang namun lisa dan junho ikut mengantar jeongyeon terlebih dahuluh. ditengah-tengah perjalanan jeongyeon nampak mengingat-ingat apa yang ingin ia tanyakan pada mereka"oh iya boleh aku bertanya mengapa kalian tidak kesekolah"kedua orang tersebut langsung terdiam jeongyeon merasah aneh dengan keduanya"kami dikeluarkan dari Sekolah"saat junho ingin melanjutkan perkataannya lisa mencegahnya

"lisa biarkan dia tauh segalahnya"lisa laluh hanya diam membiarkan junho berbicara"jeongyeon kami bersekolah di STARHIGH SCHOOL awalnya semua terlihat baik-baik saja namun sigangster itu mulai mencari masalah dengan kami, tapi karna itu sekolah milik kakeknya ia jadi mulai semenah-menah terhadap semuanya"jeongyeon terdiam cukup lamah apakah yang dimaksud keduanya adalah cha eunwoo

"kami, aku lisa eunbi jisso dan b.i langsung dikeluarkan dari sekolah begitu saja tampah mengetahui letak kesalahan kami akibat pengaruh yang diberikan oleh anak itu pada semua orang disekolah, mereka semua jadi membenci kami karna semua termakan pada omongannya sebenarnya hanya aku dan lisa yang dikeluarkan namun jisso eunbi dan b.i jadi ikut-ikutan keluar karna percuma pasti mereka akan dibully habis-habisan olehnya dia sekompleks dengan kami rasanya dia hanya membuat ini semua ajang balas dendam karna duluh kami pernah menolaknya untuk diajak main karna hal itu dia malah mendorong lisa sampai tangannya lecet setelah melakukan semua itu dia malah Lari dan mengaduh pada ibunya bahwa kami lah yang menyebabkan segalahnya licik sekalih anak itu"lisa menjitak kepala junho agar berhenti untuk mengumpat cha eunwoo"hei sampai kapan kau bicara, kita sampai lupa menanyakan dimana rumah jeongyeon atau mungkin kita akan sampai malam mendengarkan dongengmu"junho mengusap kepalanya yang dijitak tadi"oh itu maaf dimana rumahmu"setelah bertanya lisa dan junho melihat kearah rumah besar yang berpagar besi itu melihat dengan tatapan yang tidak dapat diartikan"ah lisa junho kita sudah sampai dirumahku"

mereka mernyenyit bingung"ah iya yang mana rumahmu"jeongyeon menunjuk rumah yang sedari tadi mereka perhatikan. keduanya langsung saling berpandang tak enak hati"jeongyeon tadi itu kami hanya......"jengyeon tersenyum kikuk"tidak jika aku yang berada diposisi kalian, maka aku akan melakukan hal yang sama"keduanya sedikit legah karna dipikirnya jeongyeon akan marah tapi ternyata tidak"hari mau malam aku masuk duluh trimah kasih karna mau repot-repot mengantarku"lisa dan junho mengangguk laluh berpamitan untuk pulang

saat masuk ia berpapasan dengan ibunya"uhum udah dapat teman baruh nih"jeongyeon langsung memeluk ibunya"hehehe iya ibu mereka pada baik semua"jeongyeon menceritakan semuanya pada nyonya Lee Seperti teman yang bercerita pada temannya mereka tertawa senang tampa disadari sepasang mata telah mengamati mereka semenjak tadi

"aku membencimu lihat saja kau tidak akan hidup tenang karna kau telah merebut kasih sayang yang seharusnya diberikan padaku"

NEVER GIFE UPDonde viven las historias. Descúbrelo ahora