Menemukanmu

1.6K 96 6
                                    

Zoro terjaga dari tidurnya. Ia membuka mata perlahan.

"Di mana ini?" Ia terkejut ketika menyadari dirinya berasa di suatu ruangan sempit dan gelap. Di salah satunya terdapat jeruji besi. Kemudian mencoba mengingat apa yang terjadi sebelum ia tertidur.

"Robin..." pendekar pedang itu mengingat terakhir kali ia sedang bersama salah seorang nakamanya. Tapi di mana wanita itu sekarang?. Ia tak mendapati Robin di ruangan itu dan ia merasakan sesuatu yang buruk telah terjadi pada wanita itu.

"Oe, ada orang di sini" Zoro berteriak dari balik jeruri besi mencari seseorang yang dapat ia tanyai namun dia tak mendengar suara balasan yang menandakan ia sendirian di tempat tersebut. Zoro harus segera pergi dari situ. Namun rupanya jeruji besi itu cukup kuat dan tidak bisa terbuka hanya dengan mendorongnya.

Zoro menghunus pedangnya.

Dengan sekali ayunan pedang, jeruri besi di hadapannya terpotong diagonal. Pendekar pedang itu menyusuri lorong, mencari jalan keluar. Ia mempercepat langkahnya ketika melihat cahaya di depannya. Dia menemukan pintu keluar.

Zoro telah keluar dari bangunan seperti benteng panjang tersebut. Ia disambut matahari yang sudah sedikit berada di sisi barat. Genangan air dan dahan yang basah menandakan baru saja turun hujan di tempat itu. Hal Itu membuat sang pendekar ingat bahwa terakhir kali ia tengah berteduh di sebuah gubuk bersama Robin. Sekarang, ia hanya memikirkan di mana Robin. Mengapa wanita itu meninggalkannya, atau jangan-jangan telah terjadi sesuatu dengannya.

Satu-satunya tempat yang ada di pikirannya adalah gubuk itu. Ia harus kembali ke sana. Jika tidak menemukan Robin, setidaknya dia akan menemukan petunjuk di sana.
Zoro berjalan mengikuti nalurinya dengan terus menerjang semak belukar yang ada di hadapannya. Cukup lama ia menyusuri hutan. Namun, ia tak kunjung menemukan gubuk yang ia cari. Hingga ia mendengar suara debur ombak, dan memutuskan untuk berjalan ke arah datangnya suara itu.


⚓🛳🎎💑👒📚⚔

Zoro keluar dari hutan. Rambut hijaunya menari-nari tertiup angin. Ia memperhatikan sekelilingnya. Kini ia berada di tengah hamparan pasir pantai dan laut biru membentang luas di hadapannya.

Pendekar pedang itutak menemukan seorangpun di sana kecuali sebuah kapal bajak laut. Ia dapat memprediksi kapal tersebut merupakan kapal bajak laut karena di sana terdapat bendera bajak laut dengan lambang tiga tengkorak yang di dominasi warna hitam.

"Kapal bajak laut.., sepertinya aku pernah melihat lambang itu sebelumnya" zoro berpikir sejenak mengingat siapa pemilik lambang tersebut. "bajak laut Kurohige.. apa yang mereka lakukan di sini" gumamnya.

Ia teringat kembali pada tujuannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ia teringat kembali pada tujuannya. "Jangan-jangan mereka telah menculik Robin" pikirnya.

Zoro mulai melangkah mendekati kapal itu. Ia menemukan tas ransel milik sang arkeolog tergeletak di pasir tepat di depan kapal. Tanpa pikir panjang lagi, pendekar pedang itu langsung naik ke dek kapal yang sedikit lebih besar dari Sunny Go itu.

Baru saja Zoro menginjakkan kaki di kapal itu, ia telah disambut oleh sekitar 50 orang yang semuanya memegang pedang di tangannya. Mereka menatap sangar pria berambut hijau itu.
Merasa terancam, ia menghunus kandai kitetsu dan wadou inchimonji dari haramakinya.

"Kami sudah menunggumu, Tuan" kata salah seorang di antara mereka.

"Menungguku? Berarti benar.. kalian yang telah menculik Robin" Zoro membalas tatapan tajam mereka. Ia semakin bersemangat mengetahui wanita yang ia cari memang berada di kapal tersebut. Yang perlu dia lakukan hanyalah mengambil Robin kembali. Tentu saja ia akan menghajar orang-orang yang berniat menghalanginya. "Katakan di mana dia sekarang!" Kata zoro dengan suara beratnya.

"Wanita itu tidak akan pernah kembali padamu. Aku sarankan kau untuk kembali kepada krumu, atau kau akan mati sia-sia di sini"

Zoro memicingkan mata, melemparkan senyum kecut ke arah orang-orang yang tengah bersiap menyerangnya. Dengan kedua pedang di tangannya, ia pun siap menghadapi mereka. "Kalian pikir aku takut dengan gertakan seperti itu? Aku tak akan pergi tanpa membawa dia bersamaku!"

"Baik lah kalau itu maumu" kata seorang yang memiliki badan paling besar. "Serang!!!" Teriaknya sembari memberi komando dengan mengangkat kedua tangannya.

Mereka menyerang Sang pendekar pedang bersamaan. Zoro menyilangkan kedua pedangnya menahan sekitar sepuluh pedang tepat diatas kepalanya. Ia mendorong ke udara menyebabkan sepuluh orang tersebut terlempar ke berbagai sudut kapal.

Zoro ingin segera menemukan Robin. Ia tak ingin menghabiskan waktu hanya dengan menahan serangan. Sebelum musuh melancarkan serangan kedua, ia lebih dulu menginisiasi serangan. Pria berjuluk marimo itu mulai merapatkan kedua gagang pedangnya dan berteriak "72 Pound Hou" bersamaan dengan gerakan tangannya mengayunkan kedua pedangnya kedepan. Serangan itu menciptakan angin puyuh yang menyebabkan musuh terpental. Sebagian menghantam pagar kapal, dan sebagian lainnya jatuh ke lautan.

Tidak membutuhkan banyak waktu dan tenaga untuk Zoro mengalahkan kroco-kroco itu. Pria berambut hijau itu yakin Robin juga dapat mengatasi hal seperti itu dengan mudah. Lantas bagaimana wanita pengguna buah iblis hana-hana itu bisa tertangkap? Zoro yakin ada orang kuat yang memimpin mereka.

Zoro melangkahkan kaki memasuki bagian dalam kapal. Bergerak cepat namun tetap menjaga kewaspadaannya, menemukan sebuah ruangan luas dengan sofa letter L dan sebuah meja kecil di tengah-tengah. Ada enam bilik yang terlihat dari ruangan itu yang semua pintunya tertutup. Tiga di sisi kiri dan tiga lainnya di sisi kanan. Pendekar pedang yakin, Robin ada di dalam salah satu bilik itu.

Dengan dua pedang di tangannya, Zoro menendang pintu bilik-bilik itu. Di mulai dari bilik sisi kiri. Ia tak menemukan apapun selain ruang kosong di bilik pertama, begitu juga dengan kedua dan ketiga. Kemudian berganti mendobrak bilik kanan. "Robin.. dimana kau?!

Zoro menemukan wanita yang ia cari duduk lemas dengan beberapa luka di tubuhnya. Tangannya berada di belakangnya melingkari tiang dan terikat borgol yang sepertinya terbuat dari batu laut. Sang pendekar terkejut melihat keadaan nakamanya. Ia menyarungkan kembali pedangnya dan menghampiri wanita itu.

"Robin, apa yang terjadi?" Kata pemuda itu kepada gadis yang tertunduk dengan rambut hitam yang menutupi seluruh wajahnya.

Robin terlihat begitu lemah. Untuk mendongakkan wajah saja, ia harus berusaha mengumpulkan tenaga. "Zo-ro, per-gi da-ri si-ni. Ce-pat!" Katanya terbata setelah berhasil menatap Zoro.

"Iya, kita akan pergi dari sini. Aku akan mencari kunci untuk borgolmu dulu. Tunggu"

"Ti-dak. Per-gi. Cepat"

"Robin, apa maksudmu?" Zoro menggunakan jemarinya untuk menyapu rambut yang menutupi wajah Robin.


"Roronoa Zoro" sebuah suara seorang pria terdengar mengejutkan dari belakang punggungnya ketika ia sibuk menerka maksud Robin.

Zoro otomatis memutar badannya. Menemukan seorang pria bertubuh gempal, mengenakan stelan putih seperti marinir lengkap dengan topi hitam, menggigit sebuah cerutu. Berdiri di ambang pintu, ia tengah mengelus sebuah pedang. Zoro langsung mencatat, pria itu yang telah menyakiti Robin.

"Siapa kau? Dan mengapa kau melukai temanku?" Tanya Zoro dengan suara yang terdengar tenang namun jelas menyimpan Amarah. Dia mengambil posisi berdiri menghadap orang tersebut.

Petualangan ZorobinWhere stories live. Discover now