2. Es Podeng

1K 198 10
                                    

Pulang sekolah, seperti biasa Heru bakal nungguin Wina dulu di depan kelasnya. Bukan sekali atau dua kali, tapi tiap menunggui gadisnya pasti saja ada setidaknya dua adik atau kakak kelas yang mengiriminya surat cinta. Heru menerimanya, kemudian ia serahkan surat itu pada Wina. Jadi, intinya surat itu seperti ditujukan kepada Wina bukan Heru.

Heru menunggu sambil scroll sosial medianya. Sampai saat ini dia heran mengapa selalu anak basis IPS yang keluar duluan.

"Yuk, pulang," ajak Wina pada kekasihnya. Setelah itu langsung berjalan menuju parkiran mendahului Heru.

Heru berjalan, mencoba menyamakan langkahnya dengan sang pacar. Kemudian tangannya merangkul bahu pacarnya, bukan apa-apa, cara ini biasanya ampuh untuk mengurangi kadar ngambeknya Wina.

"Win, mau langsung pulang?" tanya Heru tidak seperti biasanya.

"Iya lah, emang kamu mau kemana dulu?" balas Wina cuek.

"Gak," balas Heru. Padahal Wina sudah memancing agar Heru tuh bisa lebih terbuka ke dia. Tapi, kaya gak ada hasil apa-apa. Ngeselin banget.

Akhirnya mereka keluar dari gerbang sekolah. Wina ngeliatin jalan dan sadar ini bukan jalan kearah rumahnya, ini jalan kearah air mancur.

"Mau kemana?" tanya Wina sedikit teriak, takut Heru gak kedengaran. Soalnya kebanyakan orang boncengan pake motor tuh gitu. Ditanya apa, jawabnya apa alias gak nyambung.

"Ikut aja," balas Heru, Wina ngangguk doang. Ingat ya, dia masih separuh ngambek sama pemuda yang satu ini, meski tadi agak tersentuh berkat es mochi.

Setelah menebak-nebak sendiri, tampaknya Wina paham mereka mau kemana. Kearah stasiun, tempat es podeng langganan mereka.

Wina tahu alasan Heru ngajakin dia tuh, supaya udah ngambekannya. Karena emang habis minum es podeng tuh, tiba-tiba semua emosi Wina lenyap aja gitu. Heran juga.

"Es podeng?" tanya Wina saat Heru memarkirkan motornya.

"Beli nasi goreng," jawab Heru singkat, padahal gak ada orang jualan nasi goreng!!

"Nyebelin!" Wina segera mengambil tempat dan memesan 1 es podeng dengan kacang yang banyak. Bodo amat buat Heru mah.

Heru duduk di depan Wina, matanya masih ngeliatin sang pacar yang tampak tengah nge-stalk akun biasnya. Btw, Wina penyuka oppa Korea.

Tangan Heru malah sibuk mainin rambut Wina yang emang panjang sepunggung, lucu aja gitu liatnya.

"Gak usah pegang-pegang, ya?!" ujar Wina galak sambil menatap Heru, tapi tangannya hanya diam, tetap membiarkan pemuda jangkung ini sibuk memainkan rambutnya.

Heru tampak acuh, sama sekali tak peduli pada tatapan galak yang di nyalangkan oleh Wina. Malah di matanya gadis itu tampak imut.

Gak lama, teteh penjual es podeng memberikan pesanan Wina. Heru tampak heran karena kenapa yang diantar cuma satu.

"Kok satu?"

"Kan udah gede, bisa pesen sendiri," balas Wina sinis. Heru paham kok kalau ceweknya ini sudah amat sebal dengan kelakuannya yang kelewat kaku macam kanebo kering, tapi Heru juga gak bisa apa-apa. Gaya dia pacaran tuh ya gini.

"Kok berdiri?" tanya Heru lagi saat melihat Wina bangkit dari duduknya.

"Mesenin punya kamu lah! Udah, gak usah banyak tanya," balas Wina kemudian memesan es podeng yang esnya gak usah kebanyakan, Heru gampang flu soalnya.

Heru tersenyum simpul, ia suka fakta bahwa Wina seperhatian itu padanya. Nyatanya Heru memang suka menjadi pihak yang diperhatikan daripada yang memerhatikan. Entah karena Heru kurang baik dalam mengekspresikan perasaannya atau apa, ia sendiri juga tidak paham. Lagian menurutnya sendiri, ia lebih suka mengekspresikan perasaannya secara sembunyi-sembunyi.

"Maaf, ya? Aku tahu kamu kesal sama kejadian tadi pagi," ujar Heru sesaat setelah es podengnya tiba.

"Iya. Aku iri aja sebenarnya tiap liat Icha digituin sama Dodi, dipasangkan helm ke kepalanya," ujar Wina menunduk, "maaf juga, aku kenak-kanakan. Seharusnya aku tahu kalau tiap orang beda-beda cara mengekspresikan sikap pedulinya," lanjut Wina lagi. Heru ngangguk-ngangguk setuju.

"Iya, dimaafin. Aku bukan orang yang romantis," lanjut Heru.

"Gak apa-apa, aku sayang kok," balas Wina. mendengar itu rasanya Heru hampir kejengkang ke belakang. Tapi yang terjadi ia hanya tersenyum sambil mengacak gemas rambut sang pacar.

Terimakasih es podeng yang selalu menjadi saksi berbaikannya Heru dan Wina.

----






jadi pengen es podeng aku :(
jangan lupa vomment yaa

Ice Cube ✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon