17

1K 132 9
                                    


.
.

Warning!

Chapter panjang dengan 2000+ kata

(yang sebenarnya tidak penting)

(_ _;)

Happy Reading!

.
.
.

[Keesokan harinya]

Pagi hari berjalan seperti biasa. Hingga..

"Hei! Tahu tidak? Dengar-dengar, Nayeon sampai nangis karena ditolak."

"Apa? Ditolak saja nangis, drama queen sekali."

"Kasihan tahu, dia sudah mati-matian mengejar laki-laki itu, tapi sia-sia."

"Aku memang tidak pernah suka dengan si Nayeon itu, sih. Hanya bisa memanfaatkan statusnya saja. Ditolak sedikit langsung nangis. Ew."

"Tapi, pantas saja sih dia nangis, kau tahu kan yang dia suka itu Jeon Wonwoo. Dia itu suka sama Lee Jihoon, sahabatnya itu."

"Jihoon yang pendek dan menyebalkan itu?"

"Gila, ya. Nayeon tidak lebih dari seorang Jihoon, si berandal."

"Hilang sudah harga dirinya."

Suara tawa menggantikan gossip yang mereka lakukan dengan penuh semangat.

Jihoon, Wonwoo, dan Seokmin yang berada di dekat mereka mendengar itu semua. Tak heran, toh mereka bergossip seperti sedang memberikan pengumuman.

"Ada-ada saja, sih, rumor yang beredar. Tidak masuk akal pula." Jihoon menggeleng-gelengkan kepalanya.

Wonwoo hanya diam, walaupun sebenarnya agak kecewa karena Jihoon menganggap itu tidak masuk akal.

"Untung mood-ku sedang baik, jadinya merasa biasa saja mendengar mereka menghinaku."

"Aku masih tidak mengerti denganmu, Ji. Padahal dengan mudah kau dapat membuat mulut tersebut terkunci dan bahkan tidak berani menatapmu. Tapi dari dulu, semuanya dibiarkan begitu saja." Seokmin menyahut.

Sebenarnya Jihoon merasa kasihan dengan mereka yang hanya dapat berbicara seenak hati. Tapi, ya, mau bagaimana? Ia tidak mau membuat mereka trauma atau apapun itu. Sekalinya ia marah pasti lupa batasan, jadi ia tahan saja emosinya dan melampiaskannya pada hal lain.

Tapi tentu saja ia tidak mau menjelaskan itu pada temannya. Ia malu, merasa terlalu menunjukkan sifat lembutnya.

Jadi yang Jihoon lalukan hanya mengindikkan bahunya tak acuh.

"Semoga rumor itu cepat hilang." Jihoon menghela napasnya lelah. Ia tidak butuh omong kosong ini.

"Tenang saja, beberapa hari lagi juga sudah hilang. Kau tahu sendiri bahwa rumor sering bermunculan."

Mereka kemudian pergi dari kantin, tempat langganan gossip tiap harinya.

Sebelum benar-benar pergi, ujung mata Wonwoo menangkap sosok Nayeon sedang berjalan menunduk. Bersamaan dengan itu, samar-samar ia dengar makian yang ditujukan padanya.

"You are a pathetic lil-"

.
.

Jam pelajaran berganti.

Seokmin dan Wonwoo baru saja mendudukkan diri mereka di ruang vokal.

Mata pelajaran seni terbagi menjadi 4, yaitu musik, vokal, tari, dan rupa. Jihoon mengambil musik, sementara Seokmin dan Wonwoo mengambil vokal. Pilihan tersebut berlaku hingga mereka lulus nanti.

Good Boy | wonhoon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang