Lembar Kedelapanbelas:Tear

Start from the beginning
                                    

Makanya, dia pantas dibenci oleh semua orang dan mungkin dia juga harus menghilang dari hadapan mereka.

💌💌💌💌

Belinda

Melihat puluhan murid mengatai Ramona dan berteriak "keluarkan siswi tukang bully" beramai-ramai, membuat gue mengingatkan Tiara, Inka dan Cecille untuk enggak ikut-ikutan. Kalau Vero sih, jelas bakal bersikap netral dan bijak.

Sembari menyisir rambut dan merapikan bandana yang berantakan setelah praktikum, gue memperhatikan situasi di lapangan upacara. Kegaduhan semakin parah, sampai-sampai Bu Anindya mesti menghentikan mereka yang berdemo dengan pengeras suara.

Cecille berdecak dan terlihat puas saat tahu kalau Ramona sedang dalam situasi yang sulit. Dia memang enggak suka sama cewek itu atau, bisa dibilang benci.

"Ya udahlah, biar aja Ramona cepat di drop out. Lagian sih, kerjanya bikin onar terus. Kayak enggak ada hal bermanfaat aja, yang bisa dia perbuat. Ups, gue lupa dia kan memang enggak bisa apa-apa ya?"

Tiara yang tadinya cuma memutar bola mata karena kecewa keributan tadi enggak berlanjut, terus mengungkapkan kejengkelannya.

"Yoi Cil, gue sih udah gemes banget pengin lihat Ramona nangis-nangis. Sukurin, itu karma namanya karena sering nge-bully!"

"Daripada kita gibahin Ramona tanpa tahu masalah sebenarnya, mending selesain nih latihan soal PKN dari Bu Arum. Habis itu, kita jajan Shihlin sama boba. Yang masih julid, enggak gue traktir."

Omongan Tiara dan Cecille mulai menghadirkan atmosfer yang kurang baik, sebab beberapa teman-teman di kelas jadi ikut-ikutan mengejek Ramona.

"Yuk Bel, kebetulan Inka kemarin habis rangkum catatan PKN jadi lumayan nempel karena dikasih stiker Jungkook di bukunya. Ganteng kan, dia?"

Di sebelah gue, Inka dengan senyum polosnya menunjukkan buku catatan dengan sampul kertas kado bermotif bunga. Berkat dia, gue jadi bisa lebih tenang.

Saat gue dan Inka sedang berdiskusi, tahu-tahu Cecille menyodorkan ponselnya ke wajah kami dan memperlihatkan sesuatu yang mengundang kehebohan teman-teman sekelas.

"Bel, latihan soalnya kan dikumpulinnya nanti. Mending, lo lihat video Ramona yang ini. Sumpah, malu-maluin banget!"

"Itu Ramona? Kok dia nangisnya kayak anak TK habis kehilangan mainan sih?"

"Enggak tahu malu tuh cewek, kenapa juga dia harus nangis? Padahal, dia sering tuh menindas orang lain."

"Bagi videonya dong Cil, mau gue share biar semua orang lihat kalau Ramona tuh cengeng dan lemah. Pasti, enggak bakal ada lagi yang mengagumi dia. Rasain deh, hahahaha..."

Gue pun mengajak Inka ke perpustakaan daripada mendengarkan celotehan mereka yang enggak berguna. Kalau kayak gitu, apa bedanya mereka sama pelaku bullying?

💌💌💌💌

Jason

"Jaga Ramona ya Jas, dia membutuhkan kamu di sisinya. Perbuatannya memang salah, tapi Om khawatir mentalnya akan semakin terguncang dengan sikap teman-temannya yang terus memberikan ejekan. Kalau bisa, ajak Ramona ke tempat yang membuatnya tenang dan jauh dari kerumunan orang sebab mereka pasti akan membicarakan tentang video viral itu."

JASON'S LOVE LETTER: TROUBLE COUPLE SERIES  0.2 Where stories live. Discover now