JUNE

155 43 83
                                    


KRIIIIIIIIIIIIING...

Alarm sudah mengeluarkan bunyi khasnya, KRIIING...KRIIING...KRIIING. Pertanda, bahwa telah dimulainya hari yang baru. Hari yang indah, dan terlihat burung burung yang terbang kian kemari. Bahkan sejauh mata memandang, bunga bunga ikut bermekaran, untuk menyambut indahnya pagi. Angin sepoi-sepoi, serta matahari yang tampak malu malu memancarkan sinarnya. Sambutan yang luar biasa. Tetapi sambutan itu sirna seketika, karena terdengar suara teriakan dari seorang perempuan.

Benar, itu adalah suara perempuan, yang berasal dari salah satu rumah. Rumah yang memiliki 2 lantai. Dengan kolam renang yang tidak terlalu luas. Terdapat juga sebuah kebun yang cukup luas. Dalam kebun itu, terdapat banyak sekali bunga-bunga. Mulai dari bunga mawar, hingga bunga anggrek. Di dalam rumah yang cukup besar itu, terdapat 4 orang penghuni. Tidak lain adalah sepasang kakak-beradik, seorang pembantu dan seorang ayah.

Dalam keluarga kecil tersebut, banyak sekali hal-hal mengerikan yang terjadi. Hal-hal mengerikan itu dapat dirasakan oleh Kania Putri Alexandra.

Kania adalah seorang gadis remaja SMA, yang periang, selalu bersikap ramah dengan siapapun. Dan di sekolah, Kania dijuluki sebagai Murid Teladan.

Tetapi sifatnya yang periang, seketika hilang dari dalam dirinya. Sifat periangnya hilang hanya dalam satu hari saja. Semua itu terjadi, karena ibunya, Rahel Alexandra.

Kania masih ingat betul, dimana pada tanggal 31 Mei, Tuhan membawa ibunya pergi. Bu Rahel terkena musibah kecelakaan yang merenggut nyawanya. Sosok ibu yang sangat Kania cinta dan Kania sayang, telah pergi meninggalkan dirinya. Dan pada tanggal 1 Juni, penderitaan yang belum pernah Kania alami, sudah dimulai.

🍁🍁🍁

Pagi-pagi sekali, Kania berteriak sangat keras. Membuat Hanna Putra Alexandra terbangun dari tidurnya.

Hanna adalah kakak laki-laki Kania. Hanna sangat menyayangi Kania lebih dari apapun. Hanna yang terbangun dari tidurnya, langsung menuju ke arah sumber suara tersebut. Dan suara itu berasal dari arah dapur. Hanna melihat ayahnya sedang menarik-narik rambut panjang Kania.

Alfon Putra Poernomo, adalah ayah dari Kania dan Hanna. Pak Alfon mempunyai sifat yang keras. Apalagi kepada Kania. Semenjak Kania menginjakkan kaki di SMA, pak Alfon tidak suka kepada Kania, karena cara berpenampilan Kania yang terlihat aneh bagi sebagai orang.

Setiap pergi ke sekolah, Kania selalu berdandan layaknya seorang anak kecil. Kania selalu menguncir rambutnya menjadi dua bagian, ditambah juga aksesoris pelengkapnya, yaitu pita berwarna merah. Dia juga selalu memakai kaos kaki yang cukup panjang. Ditambah juga kacamata bundarnya, yang membuat penampilan Kania sama seperti anak kecil.

Berbeda jauh dengan Hanna, yang selalu memperhatikan penampilannya, walaupun Hanna adalah laki-laki. Pak Alfon sangat menyayangi putra sulungnya itu.

Terlepas dari itu, pak Alfon mengira bahwa kematian bu Rahel dikarenakan oleh Kania. Karena pada waktu terjadi kecelakaan, bu Rahel sedang bersama Kania.

🍁🍁🍁

"AAA! AYAHH AMPUN!". Suara Kania terdengar sangat keras. Hanna yang melihat hal itu, segera menghentikan perbuatan ayahnya. "AYAH! UDAH DONG, YAH! KASIAN KANIA!", tetapi tetap saja. Ayahnya tak mau mendengarkan Hanna. Kemudian Hanna berteriak kepada ayahnya lagi, dengan sebuah kalimat yang berhasil menghentikan perbuatan ayahnya, "AYAH SAYANG SAMA HANNA KAN?! KALAU SAYANG SAMA HANNA, LEPASIN KANIA!". Pak Alfon terdiam, lalu melepaskan Kania. "Ayah, kenapa sih? Ayah udah ga sayang Kania?" tanya Kania. Pak Alfon hanya bisa terdiam dan menunduk, serta menyeka air mata yang menetes, sembari mengingat betapa terluka hatinya telah kehilangan bu Rahel, sembari berlalu dari hadapan Kania.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 07, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

JUNE ✓ (THE END)Where stories live. Discover now