X MIPA 4

72 17 6
                                    

Selamat Membaca
°
°
°
°

"Jangan terlalu Membenci nanti takut jatuh cinta."

°
°
°
°
VoteMent Lebih Baik

X MIPA 4

Bibir Melody tergerak untuk membaca tulisan besar yang terpampang didepan pintu kelas bewarna hijau itu.

Bibirnya lantas merekahkan senyum puas dan perasaannya bertambah menjadi lebih lega ketika matanya tak menemukan satu guru pun disana.

Didalam hati ia sudah berhore ria.

Gadis bersurai hitam sebahu itu mengira bahwa ia akan mendapatkan hukuman dihari pertama proses KBM-nya ini. Mengingat ia sampai disekolah ini nyaris jam tujuh lewat karena ia terlambat bangun tidur dan sepeda motor yang ia kenakan mogok dijalan.

Melody menghela nafas. Benar-benar hari yang sial.

"Melody!" Panggil seorang kepadanya.

Matanya tertuju kearah suara lalu mendekatinya. "So-hyun?" Melody tak menyangka akan bertemu gadis manis itu dikelas ini.

"Ternyata kamu dikelas ini juga?" Melody bertanya dengan mata yang berbinar ketika kakinya sampai dimeja gadis bernametag Kim So-hyun itu.

"Yoyoi," balas So-hyun santai seraya tersenyum manis.

"BTW gue belum ada teman sebangku nih. Lo duduk sebelah gue yah," ucap So-hyun seraya menunjuk kursi disampingnya dengan dagu yang dibalas oleh anggukan antusias Melody.

Gadis berurai panjang tersebut lantas menduduki kursi disamping So-hyun lalu celingak-celinguk untuk lebih memastikan sesuatu.

"Gurunya mana hyun?" Melody masih menyapu sudut ruangan dengan matanya. Ia takut kalau tiba-tiba ada guru yang sebenarnya memergoki keterlambatannya tadi.

So-hyun mengedikkan bahu sekenanya. "Nggak tau tuh. Ngaret semua kali," ngasal So-hyun.

Melody sendiri hanya bisa mangut-mangut paham lalu tersenyum lebar. Dalam hati ia bersyukur karena ia tak akan dihukum sebab terlambat masuk dihari pertama proses KBM-nya.

Ia lantas mengeluarkan peralatan tulis dan buku yang akan dipakai sesuai jadwal pelajaran pertamanya.

Bahasa Indonesia

Melody tersenyum. Gadis itu sangat menyukai pelajaran Bahasa Indonesia apalagi yang bersangkutan dengan materi sastra. Gadis itu bercita-cita untuk menjadi penulis novel atau jurnalis.

Tapi Melody tak yakin orangtuanya akan mengijinkannya untuk mengambil jurusan itu.

Perlu diingat orang tua Melody sangat protektif kepada anak mereka yang satu-satunya ini. Mereka telah mengatur semua masa depan Melody dari hal yang sepele hingga yang penting.

Walaupun, tujuan mereka baik tapi tetap saja itu sangat menggangu dan merisihkan Melody, mengingat Melody punya tujuan hidupnya sendiri dan tak ingin diatur-atur.

Tapi mau bagaimana lagi? Melody tetaplah Melody. Gadis penurut yang tak ingin berdebat apalagi dengan orangtuanya.

Brak....

"HUUAAHHHH."

"EH AYAM. AYAM."

"WOY APAPAN NOH."

"GEMPA BUMI KAMING GAN!"

Melody tersentak kaget dengan mulut yang sedikit terbuka ketika melihat apa yang ada dihadapannya sekarang.

Jeamin [Kasih Tak Sampai]Where stories live. Discover now