🎵🔊
.
.
.
Malamnya, Lucas berbaring santai di atas kasurnya. Setelah sore tadi Cabel membawa surat misterius yang berisi tulisan tangan seseorang yang ditulis dengan bahasa inggris, Lucas terus berpikir mengenai siapa pemilik surat itu.
Berkali-kali dia coba mengabaikannya, tapi ketika dia melihat amplop merah dengan aroma yang tak kunjung hilang, lagi-lagi dia memikirkan hal yang sama.
Lucas melipat satu tangan ke belakang kepalanya, menjadikannya bantal. Sedangkan satu tangannya yang lain menggenggam amplop merah. Dia mendekatkan amplop itu ke depan hidungnya, memejamkan matanya, menghayati aroma lembut yang perlahan masuk kerelung tubuhnya.
"Huh, sialan."
Lucas bangkit dari tidurnya, lalu membanting surat itu ke samping. Ada apa dengan aroma parfume itu sebenarnya?
Lucas mendengus.
Kalau dipikir-pikir, Cabel mengatakan dia adalah orang keenam. Artinya ada empat orang lain yang sebelumnya telah menerima surat ini. Apakah mereka semua adalah orang-orang yang saling mengenal? atau random?
Lucas penasaran.
Dia meraih lagi surat disampingnya, lalu menatap lekat-lekat.
"Apa aku menemuimu saja ya?" Lucas bergumam.
Dia menolehkan kepalanya pada tanggalan yang berada di atas nakas samping tempat tidurnya. Sepertinya seminggu kedepan jadwal kerjanya tidak terlalu padat, dia memiliki waktu luang untuk mencari tahu siapa orang pertama dari surat ini.
Lucas memutuskan untuk mencari tahu siapa pemilik tulisan tangan ini.
Dia merebahkan tubuhnya kembali, sepertinya esok dia akan kembali menemui Cabel. kalau tidak salah dengar, dia berada di London tiga hari, jadi esok dia masih ada di London.
Cabel Ernst, orang kelima.
Dia harus menemuinya besok.
Lucas memejamkan mata, lalu tertidur dengan surat yang berada di atas dadanya.
***
"Ada apa pagi-pagi begini ke sini?"
Cabel duduk dihadapan Lucas dengan wajah malasnya. Pukul enam pagi Lucas sudah mengetuk pintu apartemennya, mengganggu tidur nyenyak yang baru dia dapatkan tiga jam lalu.
Kemarin, dia seharian mengunjungi teman lamanya satu persatu, lalu malamnya dia mampir ke club malam legal yang ada di kota London bersama teman-temannya, Burning Moon. Dulu dia tidak boleh masuk ke dalam Burning Moon, karena usianya yang masih belum cukup. Jadi, Cabel memutuskan untuk memanfaatkan kesempatan kemarin.
lagipula, apa-apaan Lucas ini, pagi-pagi begini dia sudah rapi sekali, memangnya akhir pekan seperti ini dia juga bekerja?
Lucas mendengus, mentang-mentang cuti kerja, seenaknya bangun siang. Oh, tapi ini juga bukan waktu yang baik untuk bertemu sih.
"Tenang saja, aku hanya ingin bertanya, kau menerima surat ini dari siapa?" Lucas menunjukkan Cabel surat yang dia dapatkan darinya sebelumnya.
Cabel yang baru selesai menguap, kini menatap seseatu ditangan Lucas.
"Oh, itu dari temanku. Aku bertemu dengannya saat dia berkunjung ke Russia. Kenapa?"
Cabel mengerutkan keningnya, kenapa bertanya mengenai surat itu?
"Kau ingin mencari pemilik asli surat itu?" Cabel bertanya tidak yakin.
Lucas menggedikkan bahunya, "Mungkin,"
Cabel yang memang dasarnya masih mengantuk dan tidak peduli, hanya menganggukkan kepalanya dengan mata tertutup. "Kalau kau mau menemui temanku, kau bisa ke Moskow. Kurasa dia masih di sana sampai seminggu kedepan."
YOU ARE READING
Six Degrees Of Separation (twoshots)
FanfictionSix degrees of separation adalah sebuah teori yang mengatakan bahwa setiap manusia di bumi memiliki hubungan dengan manusia lainnya yang hanya terpisah tidak lebih dari enam orang. Jika benar seperti itu, Apakah antara aku dan jodohku hanya terpisah...
