Six Degrees Of Separation.
itu adalah judul buku yang dibaca seorang gadis bersurai pirang yang diikat ekor kuda di atas meja kerja ruangannnya.
Saat ini pukul 12 lebih 5 menit. Lima belas menit lalu dia baru selesai melakukan pemeriksaan pada pasien terakhirnya yang seorang nenek tua di kamar anggrek nomor 12. Hari ini memang jam prakteknya hanya sampai siang hari, sehingga setelah ini dia bisa santai di rumahnya.
Jas putih kebanggaannya sebagai seorang dokter tersampir di kursi malasnya. Di depan meja terdapat papan nama yang bertuliakan nama serta gelarnya.
Athanasia De Alger Obelia.
Putri semata wayang dari raja ekonomi dunia, Claude De Alger Obelia. Seorang pengusaha sukses yang bergerak hampir di seluruh sektor ekonomi. Wajahnya sering mentereng di majalah bisnis para darah biru dan tidak jarang pula diundang sebagai pembicara di acara-acara formal mengenai pertumbuhan ekonomi dunia.
Ibunya bernama Diana, seorang kepala rumah sakit di tempat dia bekerja sekarang. Oh, ngomong-ngomong rumah sakit ini milik keluarganya, Obelia Hospital. Namun sejak lima tahun lalu, Diana memutuskan untuk resign karena memilih untuk menemani Claude yang sering melakukan perjalanan bisnis anak cabang di berbagai belahan dunia. Walhasil, posisinya digantikan oleh Lilian yang merupakan seorang dokter ahli ginjal.
Hidup di dalam keluarga terpandang dan berkecukupan membuat apapun yang diinginkan Athanasia terpenuhi sedari kecil. Bahkan sejak dirinya masih dalam proses pertemuan antara sel sperma dan sel telur, namanya sudah di asuransikan oleh ayahnya.
Berlebihan memang, tapi itu kenyataan.
Dia tidak pernah merasakan hidup susah, tidak pernah berburu barang diskon, tidak pernah naik angkutan umum, dan tidak pernah menggunakan uang cash untuk belanja. Ayahnya memberikan kartu ajaib bewarna hitam yang sekali gesek dapat membayar segala keperluan.
Tapi berbeda untuk makanan. Athanasia menyukai segala jenis makanan dari berbagai kalangan. Dari mulai makanan pinggiran sampai makanan para bangsawan, yang tidak membuat kenyang namun harga bikin melilit. Tentu ayahnya tidak mengetahui dia makan makanan pinggiran, jika tahu, Claude akan mengamuk karena menganggap makana tidak sehat itu adalah racun.
Berterimakasihlah pada rekan seprofesi sehingga dia dapat menikmati lezatnya MSG.
Athanasia menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, matanya masih menatap buku setebal lima centimeter yang tertutup di hadapannya. Memperlihatkan judul bewarna coklat dengan ilustrasi seperti jaringan yang saling terhubung dengan jaringan lain.
"Apa aku coba ya?" Ucapnya bergumam.
Karena tertarik dengan teori ini, Athanasia berniat untuk mengirim pesan untuk orang ke enam yang akan menerima suratnya.
Siapa tahu, jodoh.
Athanasia tertawa pada pemikirannya.
Athanasia meraih kertas kosong dan menuliskannya dengan pulpen yang biasa dia pakai untuk menulis laporan perkembangan kesehatan pasiennya.
Yang terakhir, dia meraih lipstick merah muda di dalam tas, lalu mengoleskannya ke bibir sedikit lebih tebal sebelum melabuhkannya pada kertas dibagian bawah sebelah kanan.
Athanasia tersenyum puas. Dia meraih minyak wangi seharga sepuluh digit banyak-banyak ke atas kertas itu, lalu memasukkannya dalam amplop merah yang selalu dia bawa di dalam tas. Tidak lupa menyemprotkan minyak wangi lagi di permukaan amplop surat.
Setelah itu, dia segera mengemas barang-barangnya karena jam prakteknya telah usai.
"Selamat siang dokter Athanasia,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Six Degrees Of Separation (twoshots)
Fiksi PenggemarSix degrees of separation adalah sebuah teori yang mengatakan bahwa setiap manusia di bumi memiliki hubungan dengan manusia lainnya yang hanya terpisah tidak lebih dari enam orang. Jika benar seperti itu, Apakah antara aku dan jodohku hanya terpisah...
