1. Sial

12 2 0
                                    

Cuma mau bilang maaf kalo ada typo, gue mager ngeceknya hehehehe

~~~~~~

Berbeda dengan Cia dan Nasya yang sedang bingung bagaimana cara menghabiskan waktu liburnya yang membosankan, Kenzo dan teman-temannya malah sengaja bolos dari sekolah. "Eh btw kita abis ini mau kemana?" tanya Raja, semua teman-temannya beradu pandang karena bingung ingin pergi kemana. "Main BL aja mau ga?" usul Revan, semuanya mengangguk kecuali Kenzo, lelaki itu terdiam dengan tatapan kosong sambil mengaduk-aduk mie nya. "Cuk abis ini main BL aja mau kagaaaaa" Ujar Revan sekali lagi sambil menggebrak mejanya, "Haaaa? Apaan?" tanya kenzo dengan tampang polosnya, "sungguh menyebalkan" ujar Revan dalam hati. "Abis ini mau pada main BL, lu ikut ga?" tanya Gilang, Kenzo terdiam sejenak seperti berfikir lalu menggelengkan kepalanya, dirinya kini enggan untuk pergi kemana-mana, rasanya seperti ingin menyendiri dulu, seperti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.

"Gue skip dulu deh, pengen balik aja, mau molor" ujar Kenzo lalu memakan mie-nya, teman-temannya hanya mengangguk mengiyakan "Nah gitu kek jawab etdah" kata Revan yang gregetan dengan Kenzo. Diam-diam kenzo melirik kearah meja Cia dan Nasya, memperhatikan gadis itu yang sedang mengobrol dan sesekali tertawa. Lucu, itulah yang dipikiran Kenzo saat ini.

***

"Demi apapun kita kesini cuma buat makan nasgor doang?" tanya Nasya dan dibalas dengan anggukan Cia, lalu kedua gadis itu tertawa menertawai dirinya sendiri, aneh memang, tapi nyata dan itulah mereka. "Gue gabut parah sumpah, kita jalan yok atau hunting foto gitu?" ajak Cia, dia memang suka memotret, karena menurutnya mengabadikan suatu moment itu penting, sebab kita tidak tau apakah kita bisa mengulang moment itu kembali.

Nasya melirik ponselnya lalu menggeleng sambil menatap Cia "Gue mau jalan sama Dimas, nih bocahnya udah otw" Cia mengangguk paham, ya memang temannya yang satu itu adalah buciners, dan terkadang ia berharap bisa melakukan hal seperti itu juga, namun kembali pada kenyataan, faktanya dirinya sudah bertahun-tahun menjomblo.

Waktu terus berjalan dan tak terasa sudah 30 menit berlalu, tiba-tiba seorang lelaki menghampiri mereka berdua dan langsung duduk disebelah Nasya "Udah lama nunggunya?" tanya lelaki itu sambil mengelus kepala Nasya, Cia yang melihat adegan itu pun hanya bisa berdehem agar dua sejoli itu menyadari masih ada dirinya yang duduk sendirian "Nyamuk nyamuk" ucap Cia sambil bertingkah seperti sedang menepuk nyamuk.

Dimas, dia merupakan pacarnya Nasya sejak mereka masih duduk dikelas 2 SMA "Cia sirik nih, makanya cari pacar napa" kata dimas sambil tertawa, begitu pula dengan Nasya. "Sumpah kaga ada akhlaknya bener lu dim, belom aja tuh bibir cipokan ama buaya" ujar Cia sambil mengaduk-ngaduk minumannya dengan ekspresi kesal. "Lah kan dia sendiri buaya ci, ups..." Dimas langsung menatap Nasya, seketika Cia mengakak karena adegan drama dari kedua temanya itu. "Udah lah sana lu berdua jalan, keburu sore ntar waktu berdua-duaannya makin bentar" Nasya mengangguk menyetujui ucapan Cia "Yaudah yuk dim, btw sorry ya ci gue duluan" Cia tersenyum "Santai sih anjir, kek ama siapa aja lu, yaudah tiati yak, jangan temen gue lu dim" ujar Cia lalu kedua temannya itu pun pergi.

Entah apa yang sedang dipikirkan oleh Cia, namun kini dirinya sedang memesan ojek online dengan tujuan stasiun di salah satu kota Jakarta. Cia benar-benar merasa bosan, dan ia pun enggan untuk pulang ke rumah, apalagi setelah mengingat bagaimana pertengkaran antara dirinya dan juga orangtuanya, rasanya seperti ingin benar-benar pergi jauh sampai tidak ada yang bisa menemukannya. Ekspresi wajahnya dapat berubah 180 dari sebelumnya, sebelum Nasya pergi wajahnya terlihat bahagia, selalu tersenyum bahkan mereka tertawa, tapi kini wajahnya benar-benar datar, tanpa ekspresi dan terkesan dingin, itulah Cia.

"Neng Aliciaaa.." panggil seorang bapak-bapak dengan jaket dan helm hijau, Cia pun langsung bangun dari kursinya dan menghampiri bapak-bapak itu. "Alicia ya? Stasiun gambir?" tanya tukang ojek itu, dan Cia mengangguk, setelahnya tukang ojek itu memberikan helm dan segera menuju stasiun tersebut.

Tidak butuh waktu yang lama akhirnya Cia tiba di stasiun, jika kalian mengira ia akan pergi dengan menggunakan kereta, kalian salah, Cia hanya ingin hunting foto di tempat itu, karena menurutnya stasiun kereta adalah tempat yang aesthetic. "Ini pak, kembalianya buat bapak aja, terimakasih" ujar Cia sambil memberikan beberapa lembar uang kepada tukang ojek itu dan mengembalikan helmnya. "Terimakasih kembali neng" Cia mengangguk dan tersenyum lalu berjalan mencari spot yang menurutnya bagus.

Dan yap, pilihan Cia untuk pergi ke stasiun adalah hal yang tepat, banyak sekali spot yang bagus ditambah lagi dengan langit yang sepertinya mendukung kegiatannya tersebut. Cia sudah berjalan dari ujung sampai ujung kembali, sekiranya sudah ada puluhan foto yang dia ambil dengan berbagai latar.

"Perfect!" ucap Cia pada dirinya sendiri saat melihat hasil jepretannya, foto rel kereta dengan dilatari langit senja dan awan-awan itu berhasil membuatnya tersenyum. Cia memasukan kameranya kedalam tas lalu melirik jam yang ada ditangan sebelah kirinya, jarumnya menunjukan pukul 5.45 , akhirnya ia memutuskan untuk pergi dari stasiun itu, ia berjalan ke sembarang arah, perlu kalian ketahui bahwa sebenernya Cia tidak tau jalan, dan pada ujungnya dia akan selalu bertanya ke setiap orang yang ia temui.

Langkah Cia terhenti di warung pinggir jalan, tenggorokannya terasa kering sehingga ia memutuskan untuk membeli minum terlebih dahulu, ditambah lagi suara adzan maghrib "Bu aqua-nya 1 ya" kata Cia sambil mengambil air botolan itu dan memberikan uang kepada penjualnya. Cia memperhatikan jalan sambil melihat maps di ponselnya "Bu.. bu.. kalo saya mau ke arah cawang tuh kira-kira arahnya kemana ya bu?" tanya Cia, ibu penjual itu menjelaskan arahnya, cia merespon penjelasan ibu itu dengan anggukan, namun pada nyatanya ia tetap saja bingung dengan jalan itu.

Sial, kali ini cia yakin bahwa dirinya nyasar kembali, dirinya sudah berjalan mengikuti maps bahkan sudah naik angkot, namun petunjuk di maps itu makin berantakan. "Kiri pak.." ucap cia sambil mengetuk atap angkot itu dan turun setelah membayarnya. Cia terdiam, memikirkan sudah berapa jam ia mengelilingi jalan yang ia tidak ketahui, dirinya menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan kasar "Shit" umpatnya.

Cia memutuskan untuk mengecek barang-barangnya didalam tas, namun tiba-tiba tasnya ditarik oleh orang yang tidak ia kenal "COPEEEETTTT" teriak Cia sambil mengejar copet itu. Cia terus berlari mengejar copet yang jaraknya semakin jauh karena copet itu menggunakan motor, langkah cia terhenti ketika ia melihat tiba-tiba ada yang memberhentikan motor copet itu "my hero" ujar cia dalam hati, mereka terlihat seperti berkelahi dan orang yang cia sebut hero itu berhasil mengambil tas miliknya, dengan cepat cia mengampiri orang itu, namun sayangnya copet itu pergi tepat setelah cia sampai.

"Nih tas nya" cia merasa pernah mendengar suara lelaki itu, namun ia lebih memilih mengambil tas nya dan mengeceknya "YaAllah dompetnya gaada" ujar cia dan langsung duduk lemas menunduk dipinggir jalan, bagaimana ia bisa pulang kalau dompetnya tidak ada, uang dan semua kartunya atmnya ada di dompet itu, matanya mulai memanas namun ia tahan agar jangan sampai ia menitikkan air mata.

Cia menatap sepatunya dan terlihat bayangan kaki, ternyata lelaki yang menolongnya itu masih dihadapannya "makasih ya mas" ujar cia tanpa menatap wajah lelaki itu. "Iya sama-sama..." jawab lelaki itu, cia bingung harus bagaimana, namun akhirnya ia menemukan ide gila, "Mau beli kamera gue ga? Atau nyewa kamera gue gitu? Gue butuh duit buat ongkos pulang" kata cia sambil berdiri, "Lah.. lu kan??" lanjut cia ketika melihat lelaki yang menolongnya itu melepaskan helm fullfacenya. "Iya gue bocah SMA yang tadi lu sinisin" cia benar-benar merasa malu, ia mengusap-ngusap wajahnya dengan frustasi.

Ya, lelaki yang menolong Cia adalah Kenzo, kenzo tidak sengaja melihat Cia yang berlari mengejar copet itu "Gue gaada duit buat beli kamera lu, tapi gue bisa anterin lu pulang kalo lu mau" ujar kenzo sambil naik ke motornya. Cia terdiam karena malu dan bingung, gengsinya sangat tinggi, namun dia juga ingin pulang "Mau pulang ga? Kalo gamau yaudah gue tinggal" kenzo menyalakan mesin motornya dan kembali menggunakan helmnya itu.

~~~

Dah anjir capek gue ngetiknya 1200 kata tuh, emang cia goblok bgt dah, udah kaga tau jalan segala belaga pergi jauh jauh wkwkwk

Maap-maap ye kalo kaga jelas, sekian terimagaji (aku butuh duit) wkwkwk

ComplicatedWhere stories live. Discover now