7. Ulangan Tengah Semester

130 7 0
                                    

Happy Reading!

8 bulan kemudian...

Tidak terasa Vanessa sudah bersekolah di SMA Bhakti Nusa selama 9 bulan.

Hari ini adalah hari terakhir Ulangan Tengah Semester yang di adakan SMA Bhakti Nusa di semester 2 pada tahun ini.

Seluruh murid SMA Bhakti Nusa sudah mendapatkan ruangan dan tempat duduknya masing-masing.

Kelas X-MIPA 1, XI-MIPA 1, dan XII-MIPA 1 berada dalam satu ruangan dengan perwakilan 10 murid dari setiap kelasnya.

Vanessa yang berada di absen ke-28 otomatis terpisah dari ketiga sahabatnya. Ia berada di ruang 03 dengan teman sekelas nya yang lain.

Entah kebetulan atau bagaimana, ia juga berada di satu ruangan bersama Raffa Aldiano.

“Sstt, Nes Nes. Nomor 3 jawabannya apa?” Wahyu yang posisi nya tepat di belakang Vanessa mulai berbisik meminta contekan.

“Nomor 3 yang B, tapi boong hahaha.” balas Vanessa sambil tertawa pelan.

“Sialan,” umpat Wahyu.

Tempat duduk di setiap ruangan sudah di atur sesuai dengan absen masing-masing. Vanessa duduk dengan kaka kelas nya yang bernama Virgo Mahendra, tepatnya di baris ke empat dari jendela dan shaf ke tiga.

Sedangkan di baris pertama, shaf ke tiga. Raffa Aldiano duduk dengan tenang sambil menulis diatas lembar kerja nya.

Vanessa Anastaya. Gadis dari X-MIPA 1 yang mendapat nilai tertinggi dalam satu angkatan pada ujian yang diadakan sebelumnya, hal itu lah yang membuat ia di kenal oleh warga sekolah.

Jujur saja, Vanessa lebih suka jika dirinya menjadi murid biasa. Dengan mendapat nilai tertinggi dalam satu angkatan, itu membuat diri nya terlihat mencolok.

Ck, Vanessa tidak menyukainya.

Jam sudah menunjuk kan pukul 11.00 itu tandanya waktu pengerjaan tinggal 30 menit lagi. Tapi Vanessa sudah menyelesaikan ulangan nya dari 15 menit yang lalu.

Sekarang, Vanessa sedang memperhatikan teman-temannya yang sedang mengerjakan tugas. Saat ia menengok kan kepalanya ke sebelah kanan, ia dapat melihat Raffa yang sedang mencoba memberikan contekan kepada teman di depannya.

“Apasih anjir?” ucap seseorang yang duduk di depan Raffa. Kalau Vanessa tidak salah, orang itu bernama Rendi.

“Yang A Ren, yang A.” balas Raffa dengan suara pelan.

“Hah apa?” tanya Rendi sambil mengerutkan keningnya.

Vanessa memang tidak mendengar jelas perdebatan keduanya. Tapi jika dilihat dari gerakan mulut keduanya, kira kira seperti itu lah yang mereka ucapkan.

“A khem! A khem!” Raffa pura-pura terbatuk dengan suara yang cukup keras.

“Ada apa Raffa?” tanya sang pengawas ketika mendengar suara Raffa.

“Ah engga ga ada apa apa ko bu, tenggorokan saya lagi gatel aja tadi.” balas Raffa kembali fokus pada kertas di depannya seolah-olah ia tidak melakukan apapun.

“Basi banget,” Vanessa yang memperhatikan kegiatan Raffa tadi, langsung berbicara pelan seraya memutar bola mata nya malas.

• • •

“HAH! FINALLY GUSTI! MUMET OTAK KU MAS MUMET!” Nazwa berteriak dengan keras saat ke empat nya bertemu di pinggir lapangan.

“Ih berisik banget sih lo,” ucap Meira yang merasa terganggu.

“Biarin aja sih yee, gabisa liat orang seneng dikit apa?” Nazwa membalas.

Toxic RelationshipWhere stories live. Discover now