Prolog

39.6K 1.8K 49
                                    

Perempuan beramput pirang disertai dengan pita yang menggantung di sisi rambut kanannya tengah menikmati sejuknya air yang melintang luas di hadapannya kini. Dia bernama Amanda Zefakarina Liviardi Ferdinand. Wanita yang kerab disapa Livia.


Dibarengi dengan derai tawa saat ombak datang menghampirinya. Tak lupa juga, Livia ikut mengejar ombak ombak itu.

Sekarang ini, Livia tengah berumur 15 tahun yang sebentar lagi akan berubah menjadi sosok remaja dewasa berumur 16 tahun.

Penampilan layaknya seperti laki laki itulah sosok ciri khas seorang Livia. Livia sangat jauh berbeda dengan yang lain saat perempuan lainnya memakai beberapa macam accessories ataupun barang barang branded yang mewarnai seorang wanita sebelumnya.

Pakaian yang dikenakan Livia saat ini juga sangat cukup sederhana. Kaus lengan pendek bewarna putih disertai dengan tulisan 'Swag', jeans bewarna putih dan sepatu converse bewarna putih yang kini terlepas dari kedua kakinya.

Perempuan itu berlari. Berlari mengejar ombak sampai awan mulai terlihat berubah warna. Livia tidak memperdulikan berapa waktu yang telah dilewatinya. Dia hanya memperdulikan rasa bahagianya kini.

Perempuan yang bersekolah di Grandys High School itu tengah memandang kedua orangtua, dan kedua kakaknya dengan senyum yang merekah.

"Livia!! Ayo sayang kita pulang, keburu malam lho!".teriak ibunya dari arah pondok yang tersedia di pantai itu.

Livia menggeleng. Ia masih asyik dengan kebiasaannya ketika sedang berada di pantai. Mengejar dan bermain ombak. Layaknya anak kecil.

"Nanti aja ma, Via masih asyik nih!!".teriak Livia tak kalah kencang.

Wanita paruh baya itu menggeleng. Melihat perilaku anaknya yang seperti anak kecil itu membuatnya gemas. Kemudian, wanita itu menyuruh seorang anak perempuan berumur lebih tua daripada Livia untuk menghampiri Livia dan menyuruhnya pulang.

Wanita itu bernama Amanda Zefanya Louisa Ferdinand atau Anya. Anya duduk di bangku kelas 3 SMA. Sekolahnya juga berbeda dengan Livia.

"Vi! Ayo pulang! Kasihan Mama sama Papa tuh nungguin kita. Kak Adri juga tuh".pinta Anya kepada adik semata wayangnya.

Livia berbalik menghadap kakaknya. "Nanti aja deh kak. Oh atau Via baliknya sendiri aja naik gojek atau gak taksi. Kalian pulang duluan aja. Dan bentaran lagi juga sunset muncul. Sayang dong kalau ditinggalin".ocehnya.

Anya mendengus. "Mck, apaan sih. Gak! Pokoknya kamu harus pulang atau...".kata Anya menggantung.

Livia menarik sebelah alis bingung. "Atau?".ulangnya.

"Atau lo kakak aduin ke Mama Papa biar uang jajannya dikurangi dua kali lipat?".ancam Anya.

Livia terbelalak. "Ish! Enak aja sih asal ngancem. Iya iya, Via pulang".

Anya tersenyum penuh kemenangan. "Gitu dong".

Kedua wanita itu kemudian pergi meninggalkan ombak disertai pasir pasir yang membentang luas dipinggiran pantai menuju Mama, Papa dan Adri yang berada di pondok itu.

Adrian Zefahri Justisia. Sosok kakak laki laki Livia yang selalu dipanggil dengan sebutan Adri. Anak pertama yang kini duduk di bangku kuliah jurusan kedokteran.

*

Hello! Ceritanya aku ubah lagi gapapa deh ya. Yang udah baca gapapa sih, lagian unsur dan jalan ceritanya gak ada yang kuubah kok.

See you!

Jangan lupa vote+comments yaa!!

LIVIA ✔Where stories live. Discover now