Chapter 5

9.6K 1K 252
                                    

Written by : Nota Morrey

Written by : Nota Morrey

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

.
.
.
.
.
.

Keesokan harinya Sean benar-benar menemui direktur rumah sakit Beijing di salah satu restaurant mewah sesuai intruksi sekertarisnya. Sean sengaja memilihkan ruangan VIP untuk kenyamanan mereka saat diskusi nanti.

Hanya selang sepuluh menit dari kedatangan Sean, direktur rumah sakit itu akhirnya tiba ditempat yang dijanjikan. Sean menyambut kedatangan pria itu dengan baik dan sopan. Dilihat dari penampilannya, orang itu terlihat seperti pria berusia sekitar 40-45 tahun. Dia juga memakai kacamata, sama seperti Sean.

"Senang bertemu dengan anda Dr. Zhou" -sambut Sean.

"Suatu kehormatan bisa bertemu langsung denganmu presdir Xiao" -balas ditektur rumah sakit yang diketahui bernama Zhou Ling Xi tersebut.

"Anda terlalu berlebihan Dr. Zhou. Seharusnya saya yang berkata seperti itu mengingat anda lebih senior dan berpengalaman dibanding saya" -ujar Sean disertai senyum tampan nya.

"Anda terlalu merendah presdir Xiao" -mereka berdua tertawa ringan. Ini merupakan awal yang bagus bagi Sean. Dia memang memiliki keahlian untuk menarik orang-orang semacam ini. Kuncinya hanya satu, -saling menguntungkan kedua belah pihak.

"Bagaimana kalau sebaiknya kita mulai saja diskusinya, Dr. Zhuo?"-tanya Sean.

"Tentu saja presdir Xiao"

Beberapa menit kemudian..

Sean keluar dari restaurant dengan hati bahagia. Diskusi yang dilakukannya dengan direktur rumah sakit Beijing akhirnya berjalan lancar. Sean masuk kedalam mobil bersama sekertaris pribadinya. Nona Mei bahkan dibuat bingung oleh sikap bosnya yang sejak tadi tidak mau berhenti senyum-senyum sendiri. Bagi orang lain itu mungkin merupakan senyum tertampam yang pernah ada, tetapi bagi Nona Mei yang setiap hari selalu bersamanya senyum itu sungguh mengerikan.

"Pak, apa anda baik-baik saja?" -tanya Nona Mei sopan.

"Eh? I-iya, tentu saja. Apa jadwalku selanjutnya?"-seakan tersadar Sean buru-buru menunjukkan sikap normal. Oh tidak, apa tadi dia tertangkap basah memperlihatkan wajah konyolnya? Astaga, betapa malunya dia.

Hari ini Sean dijadwalkan untuk bertemu beberapa klien lagi diluar kantor. Hanya tinggal dua klien sebenarnya, dan salah satunya adalah perwakilan dari perusahaan Hudson group. Perusahaan yang pernah menjalin kerjasama dengan perusahaam milik keluarga Liu, -target Sean selanjutnya.
.
.
.
.
.
.

***************

Wang Yibo lagi-lagi terpaksa pulang larut malam. Masalah perusahaannya benar-benar membuat kepalanya sakit. Belum lagi ia merasa atmosphere di rumah kini kian hari kian berbeda, Wang Yibo merasa jenuh akhir-akhir ini. Mungkin karena dirumah hanya ada Xiao Zhan makanya dia jadi kesepian.

Shared Tears [End]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu