"Ah, itu..." ucapku pelan. "... memalukan."

"Iya, makanya jangan memaksakan diri!" Bakugou meninju kepalaku kesal.

"... tapi aku gak mau merepotkan okaa-san dan Nii-san," ucapku pelan. "Setelah lulus Yuuei aku akan segera pindah dan kuliah, jadi aku butuh banyak uang..."

"Kau memang suka repot, huh?" ucap Bakugou kesal, dia kemudian mendesah kesal. "... kalau kau gak mau menuruti perintahku dan berhenti... setidaknya biarkan aku membantumu, Baka."

"Kupikir kau akan sibuk di kelas Hero, lagipula aku sudah minta bantuan Hitoshi-san juga..."

"Tch, kau masih saja bergaul dengan si kantong mata itu!? Sudah kubilang jangan!"

"Kau bukan ayahku..."

"Tapi aku tahu yang terbaik untukmu! Dan aku sama sekali gak suka kalau kau dekat-dekat dengan cowok itu—atau cowok manapun!"

"... Kacchan," ucapku pelan sambil menoleh ke arah lelaki itu. "... kau cemburu?"

"Kkh! Kenapa aku harus cemburu, coba!?"

Aku tersenyum tipis, "... kau kelihatan cemburu..."

Bakugou diam sejenak menatapku yang tersenyum itu, kemudian menggeram dan mengalihkan pandangannya, "Kapan kau akan kerja sambilan!? Jangan sampai kau mengajak si kantong mata itu, bukannya aku!"

"Ya, tenang saja..." ucapku pelan. "... Minggu besok aku ada kerja lagi, mau ikut?"

"Ngapain?"

"Bagi-bagi selembaran café, soalnya café-nya udah tutup, jadi yang tersedia cuman kerjaan bagi selembaran."

"Au amat-_-"

***

"... aah, sialan!" seru Bakugou sambil menginjak-injak tanah. "Kenapa malah hujan di saat begini, sih!?"

Lelaki yang kesal itu kemudian menoleh ke arah gadis di sebelahnya dan sontak berubah kalem.

"... o-oi," panggil Bakugou karena (Name) yang berteduh di sebelahnya gak bergerak sama sekali. "(Name), masih idup, kan!?"

"Jahat banget sih, Kacchan..." gumam (Name) pelan, gadis itu kemudian mendesah pelan. "... tidak apa, kok. Aku sudah biasa kerja sampai hujan-hujanan, tapi melihat keadaannya, kayaknya hujan kali ini bakal lama..."

Sekali lagi Bakugou sebenarnya ingin marah karena gadis itu bilang dia sudah biasa hujan-hujanan, tapi melihat kondisi (Name)—yang bukan hanya basah kuyup, tapi juga agak gemetar—Bakugou coba menahan emosi. "... rumahmu dekat sini, kan?" ucap Bakugou perlahan melembut. "Pulanglah dulu..."

(Name) menoleh pada Bakugou, "Aku baik saja, kok. Aku masih bisa menghangatkan diri pakai Quirk, yang jadi masalahnya itu kau, Kacchan. Bagaimana kau pulang...?"

"Walau kau bisa menahan hawa dingin hujan, tetap saja tubuhmu gemetar gitu!" Bakugou berucap kesal sambil mengacak rambut (Name) dan mengeluarkan jaket dari tasnya. "... kau sudah bekerja terlalu keras. Pulang saja sekarang, aku yakin mereka akan paham situasinya."

(Name) menatap jaket yang sekarang Bakugou sodorkan, kemudian perlahan menunduk. "... Nii-san dan okaa-san gak di rumah," ucap sang gadis pelan. "... berteduh di rumahku saja dulu, Kacchan..."

Walau suhu di sekitarnya seolah membekukan, tapi wajah Bakugou memanas. Tidak, tidak, tidak!! Jangan ambigu, dia cuman ngajakin berteduh! Bakugou menunduk berusaha meyakinkan dirinya. Lagipula, dulu ini sudah sering terjadi! Gak ada yang salah dengan ini—

Something WrongWhere stories live. Discover now