Hiding Something

2K 175 20
                                        

by: Mikkun

"... uh, Ochako-chan dimana, yah?" gumamku pelan sambil menatap sekitarku, saat itu aku tengah berada di lorong di sekitar arena tempat festival olahraga dilakukan dan mencari Uraraka kemana-mana. Setelah dikalahkan Bakugou, entah dimana dia sekarang...

Ketika sedang mencari Uraraka, aku berlari sampai tidak memperhatikan jalannya, dan mendadak dia pun menabrak seorang lelaki. Aku terpental ke belakang dan jatuh ke lantai, "A-Aduduh. Ma-Maafkan aku...!"

Lelaki yang kutabrak—salah satu siswa yang nampaknya bukan kelas 1—itu memiliki rambut warna indigo yang berantakan dan mata yang kelihatannya benar-benar lelah, matanya nyaris tertutup rambutnya sehingga aku tidak melihatnya dengan jelas.

Yah, jujur saja aku tak bisa melihat mata lelaki itu dengan jelas karena lelaki itu terus saja mengalihkan atau menghindari matanya berserobok denganku. "A-Ah, ya..." gumam lelaki itu, dia lalu menunduk dalam-dalam. "Maaf..."

"Bukan salahmu, kok," ucapku sambil buru-buru bangkit. Aku lalu tersenyum dan mengulurkan tangannya. "Aku (Name) (Surname). Salam kenal, senpai..."

Melihat tanganku, lelaki itu justru malah mundur. Aku terdiam, begitu juga dengan lelaki itu. Situasi nan canggung antara aku yang tidak tahu harus bilang apa dan lelaki yang tak pandai bicara itu pun dimulai.

"... maaf lagi," gumam lelaki itu pelan, amat pelan sampai aku kesusahan mendengarnya, dia lalu makin menunduk dan berusaha keras agar tidak melangkah mundur lagi. "Mestinya aku tak berdiri di jalanan. Tapi aku mencari... um, mi..."

"Mi...?" ulangku karena tidak terlalu mendengar ucapa lelaki itu.

"Ah, mi... mi..." lelaki itu diam sejenak. "Miri... o."

"Miro? Siapa...?"

Lelaki itu diam, kemudian mendadak berjalan ke arah dinding dan membenturkan kepalanya sambil bergumam dengan nada depresi. "Aku bodoh. Aku gak bisa bicara dengan orang. Mengerikan. Bodoh. Bodoh."

"Se-Senpai...!?" seruku kaget.

"Ah, Tamaki!" seru sebuah suara, aku lalu berbalik dan melihat seorang lelaki tengah berjalan ke arah mereka. Aku pun membeku.

Tunggu, tunggu, tunggu! Itu gak mungkin mereka, kan!? Oc terlalu terpana sementara Mirio Togata berjalan menghampiri temannya itu. "... jangan bilang... kau... Togata-senpai?"

Mirio menatapku, kemudian tersenyum lebar. "Iya! Namaku Mirio Togata!" seru orang itu, dia lalu menunjuk temannya. "Dan ini namanya Tamaki Amajiki, senang bertemu denganmu."

Mimpi apa aku semalam!? Dua anggota Big Three di Yuuei mendadak muncul di hadapanku!? Aku merasa makin bodoh karena tidak sadar bahwa Mirio yang Tamaki maksud adalah Mirio Togata dan Tamaki yang dimaksud merupakan Tamaki Amajiki.

"Omong-omong, apa nama dan Quirkmu?" tanya Mirio mendadak.

"A-Aku (Name) (Surname)!" ucapku kelewat semangat. "Dan Quirku itu... api."

"Api?" ulang Mirio. "... bisa kau jelaskan?"

Aku mengangkat satu tanganku dan mengeluarkan api kecil di depan wajah Mirio. "... aku bisa mengeluarkan api, tapi tak bisa mengontrolnya," gumamku sambil menunduk. "Tapi aku akan terus berusaha agar suatu saat aku akan bisa jadi siswa seperti kalian berdua!"

Mirio masih tersenyum lebar. "Quirkmu hebat, ya!? Bisa mengeluarkan api seperti Endeavor! Besar nanti aku yakin pasti kau akan bisa jadi Hero hebat!" ucap Mirio. "Sebenarnya, masalahnya bukan pada pengontrolan api, tapi soal penggunaan dan tempat penggunaan api itu!"

Something WrongWhere stories live. Discover now