Between Us - 11

Comincia dall'inizio
                                    

"Astaga, mom bahkan tidak tau keadaan Elena malam itu," ucap Mrs. Barley sambil terisak.

Dadaku sendiri rasanya sesak. Apalagi mengingat apa yang kukatakan pada Elena malam itu.

. . .

Aku baru kembali dari membeli sarapan untuk kami. Tapi aku tidak melihat Helena dan Mrs. Barley di ruang tunggu.

Aku buru-buru menyusul mereka ke ruangan Elena.

Aku membuka pintu ruangannya. "Ma- maaf aku bukan-"

"Kemari Greyson," ucap Mrs. Barley sembari bangkit dari duduknya.

Kulihat Helena sedang mengusap air matanya. Dia lalu bangkit juga ketika aku duduk.

"Aku akan meninggalkan kalian berdua." ucapnya. Spontan kuraih tangannya.

"Kita akan bicarakan ini nanti, Grey," ucapnya lagi. Aku sangat paham apa yang terjadi saat ini. Aku mengerti hal apa yang akan Helena bicarakan denganku nanti.

Ya, dan kau membuat kesalahan besar, Greyson Chance.

Mrs. Barley dan Helena sudah keluar dari ruangan Elena. Elena sendiri masih berbaring namun menghadap keluar jendela. Aku berdeham untuk mengalihkan pandangannya.

Aku berdiri menghadap punggung Elena. "Aku ingin minta maaf padamu, yang kukatakan malam itu, aku tau aku-" ucapku.

"Aku sedang ingin sendiri, Grey," sahut Elena memotong.

Aku melanjutkan, "-aku tau aku egois, dan aku minta maaf Elena. Aku harap kau mau mengerti,"
Kami diam. Kemudian Elena mulai bersuara.

"Tidak. Banyak yang tidak aku mengerti. Kau ini sangat membingungkan." ucapnya.

"Jadi tolong dengarkan aku, Elena-"

"Aku mau sendiri saat ini. Tolong Greyson, keluarlah," ucapnya lagi. Aku mengangguk dari balik punggung Elena.

Begitu aku berbalik, kudapati bayangan Alex dan Lily dari balik pintu.

"Kak Alex ayo kita lihat kak Elena!" seru Lily dalam tuntunan Alex ketika mereka masuk.

Kulihat Alex spontan ingin berbalik ketika melihatku.

"Tidak Alex, aku baru ingin keluar," ucapku.

"Hai, kak Greyson!" sapa Lily. Aku berjongkok sebentar sekedar mencubit pipinya, "Hai juga Lily," ucapku gemas.

Alex tertawa, "Ayo, Lily,"

. . .

|Elena's Pov

Aku mengerjapkan kedua mataku berulang. Bayangan Mom dan Helena memenuhi penglihatanku saat ini.

"Sayang kau sudah bangun," ucap Mom begitu kedua mataku terbuka.

"Bau apa ini, mom?" tanyaku. Karena baunya memang aneh di sini. Seperti bau obat ketika kalian masuk apotek.

Helena terkekeh. "Kau ada di rumah sakit Elena, ini bau rumah sakit," jawab Helena.

Aku mencoba bergerak dari posisiku yang terbaring. Helena spontan membantuku.

"Aku di rumah sakit? Apa yang terjadi padaku, Mom?" tanyaku.

Belum juga Mom ataupun Helena menjawab pertamyaanku, pintu ruangan ini terbuka. "Ma- maaf aku bukan-"

Aku menegang. Seluruh darah ditubuhku terasa mendesir.

Itu Greyson.

"Kemari Greyson," ucap Mom. Aku kembali merebahkan tubuhku seperti semula.

Helena yang duduk di sebelah kananku terlihat sedang mengusap air matanya. Dia lalu bangkit begitu Greyson mendekat.

"Aku akan meninggalkan kalian berdua." ucap Helena. Aku berbalik menghadap ke jendela.

Tidak tau apa yang aku rasakan sekarang. Kenapa Helena berkata seperti itu?

"Kita akan bicarakan ini nanti, Grey,"
Kudengar suara Helena memelan.

Apa? Apa yang akan mereka bicarakan?

Sial. Helena, jangan tinggalkan aku sendiri dengan Greyson.

Kudengar suara pintu ditutup, Helena pasti sudah keluar. Posisiku masih menghadap keluar jendela. Entahlah, hanya saja aku tidak ingin melihat Greyson saat ini.

Greyson berdeham. Mungkin untuk mengalihkan pandanganku dari luar jendela. Sial, kenapa detak jantungku ini?

Aku mengerjapkan kedua mataku, kenapa rasanya mataku memanas?
"Aku ingin minta maaf padamu, yang kukatakan malam itu, aku tau aku-" ucapnya.

"Aku sedang ingin sendiri, Grey," sahutku memotong. Kutarik napas perlahan.

"-aku tau aku egois, dan aku minta maaf Elena. Aku harap kau mau mengerti," ucapnya melanjutkan. Aku diam. Greyson juga diam.

Aku merasakan aliran air pada pipiku. "Tidak. Banyak yang tidak aku mengerti. Kau ini sangat membingungkan." ucapku sembari mengusap air mata bodoh ini perlahan.

"Jadi tolong dengarkan aku, Elena-"

Lagi, aku memotong pembicaraannya. "Aku mau sendiri saat ini. Tolong Greyson, keluarlah," tegasku.

Tak lama, aku dengar suara Lily dikejauhan. "Kak Alex ayo kita lihat kak Elena!"

Aku mengusap air mataku. Sebuah senyum terbentuk sepanjang bibirku. Ya, yang aku butuhkan saat ini adalah kata-kata polos Lily, bukan penjelasan dari Greyson yang justru membuatku sulit melupakannya.

Aku berbalik, mengubah posisiku menjadi duduk. Dapat kulihat punggung Greyson yang hendak keluar. Kulihat juga ketegangan di antara mereka berdua.

"Tidak Alex, aku baru ingin keluar," ucap Greyson.

"Hai, kak Greyson!" sapa Lily. Aku tersenyum lagi mendengar suara Lily. Kulihat Greyson berjongkok di depan Lily dan mencubit kedua pipinya gema. "Hai juga Lily," ucapnya.

Alex tertawa, "Ayo, Lily," ucapnya. Mereka kemudian berjalan ke arahku.  Lily segera berlari dan meraih tanganku.

"Hai, Lily sayang," seruku yang disambut tawanya yang geli.
Sekilas aku melihat Greyson menatapku sebelum menutup pintu.

Aku menghembuskan napas berat. Aku harap kau mengerti kenapa sikapku menjadi seperti ini, Grey.

. . .

|Greyson's Pov

"Hai, Lily sayang," kudengar suara Elena menyambut Lily. Aku tidak bisa menyalahkan Elena jika harus seperti ini. Dia jelas berhak marah padaku.

Aku menatap ke arahnya, dan kudapati Elena yang juga sedang melihatku. Aku menghela napas sebelum akhirnya menutup pintu.

Aku berbalik dan kudapati Helena sudah berdiri di belakangku.

"Aku- aku ingin kita mengakhiri hubungan ini, Grey," ucap Helena. Setelahnya dia menunduk.

× × ×

[To be continue]

[a/n] :
Keep reading and vomments! Thank u :))

-naadiaasa

Between Us // Book 1 [DO NOT READ THIS -> ON EDITING PROCESS] Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora