14. CONNECTION

3.1K 280 14
                                    

Day 26

Tidak terasa empat hari lagi kapal akan singgah kembali ke pelabuhan Korea. Pesta perpisahan akan diadakan di malam hari ke-29, itu artinya tiga hari dari sekarang. Selain pesta perpisahan, terdapat acara-acara lain untuk meramaikan hari-hari akhir mereka.

Seperti malam ini, terdapat pesta kecil di kolam renang. Pesta ini hanya dihadiri oleh orang dewasa saja sehingga tidak nampak anak-anak di sana.

Selain minum dan acara memanggang daging, terdapat penampilan dari pemusik. Alunan musiknya sangat mendukung untuk melupakan sejenak masalah dunia.

Begitu pula dengan Yeona yang nampak begitu menikmati pesta ini. Sejenak, ia melupakan kegundahannya dan larut dalam musik. Ditemani oleh Jaerin, keduanya bergerak mengikuti alunan musik.

Tepat ketika ia memutar tubuhnya, kedua mata tajamnya menangkap keberadaan Jaehyun di tengah kerumunan. Ia tidak cukup mabuk untuk menyadari jika pria itu tengah menatapnya sangat tajam.

"Yeona, di sana ada Jaehyun."

Yeona menghela napas panjang kemudian memutar bola matanya malas. "I know," ujarnya kemudian meneguk alkohol yang tersisa di gelasnya. Ia berdecak keras ketika cairan itu membakar kerongkongannya.

Jaerin merebut gelas Yeona kasar ketika gadis itu hendak mengisinya kembali dengan wine. Gadis itu menggelengkan kepalanya ketika Yeona melemparkan tatapan protesnya. "Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi pada kalian. Tapi, tolong perbaiki kerusakan yang telah kalian perbuat."

Yeona mengerang keras kemudian mengibaskan tangannya di udara. Entah karena alkohol yang ia tenggak tadi atau karena keberadaan Jaehyun, ia merasakan kepalanya sedikit pusing, "Aish, entah lah! Aku duluan."

Gadis itu meninggalkan pinggir kolam renang yang mendadak jadi lantai dansa itu untuk kembali ke kamarnya. Ia sudah tidak berminat lagi untuk berpesta semenjak matanya menangkap keberadaan Jaehyun.

Langkahnya terseok-seok ketika berjalan di lorong menuju kamarnya. Ia bukan lah orang yang payah dalam hal minum. Tapi, entah kenapa malam ini toleransinya sangat rendah.

Saat tubuhnya hendak oleng ke depan, sebuah tangan menangkap lengannya. Tubuhnya kini menabrak sesuatu yang keras di belakangnya.

"Kau sangat mabuk."

Kening Yeona berkerut kemudian menoleh ke belakang. Ia mendengus keras ketika melihat sosok Jaehyun lah yang menolongnya. Ia segera melepaskan tangan Jaehyun dari lengannya dan menegakkan tubuhnya. "Tidak, aku hanya pusing."

Jaehyun masih mengekor langkah pelan Yeona. Ia hanya takut jika gadis itu salah masuk ke kamar lain karena ketidaksadarannya.

"Kau tidak memakai kalung pemberianku?" tanyanya ragu.

Yeona menghentikan langkahnya untuk sesaat kemudian berbalik menatap Jaehyun. "Belum. Mungkin tidak sekarang, Jaehyun. Ah, aku belum berterima kasih, ya? Terima kasih hadiahnya. Aku sangat menghargainya."

Setelah berkata seperti itu, Yeona merasakan perutnya semakin tidak menentu. Sesuatu di dalam sana memaksa untuk keluar lewat mulutnya. Berkali-kali ia mengatur napasnya agar keinginannya untuk muntah tidak keluar saat ini juga.

Jaehyun tertawa kecut. "Aku ini kenapa? Maaf, aku terlalu berharap kau memakainya. Padahal kau juga berhak untuk tidak menerimanya. Hiraukan saja aku. Kau boleh membuangnya jika kau mau."

Gadis itu menggeleng kencang, tak lagi bisa menahan gejolak di lambungnya. Ia segera berlari masuk ke kamarnya memuntahkan isi perutnya di toilet. Ia hanya mengeluarkan air dari mulutnya karena memang ia tidak berselera makan sejak kemarin.

(UN)BROKEN VOWS - Jung Jaehyun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang