Don't Ignore Me

1.5K 138 53
                                    

Note:
Setting saat setelah kebangkitan Wei Wuxian, pertemuan di bukit Dafan (Mo Dao Zhu Shi eps 2), ada selipan pair lain.

#AR, oneshot fiction
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tahun 38 penanggalan XuanZheng.

Setalah pertarungan sengit dengan tangan iblis di kediaman Mo yang berakhir gagal. Hanguang jun dan kedua junior sekte Lan akhirnya bergegas mengejar makhluk itu hingga ke hutan gunung Dafan.

Di sana mereka malah menemui bahwa hampir setiap inchi hutan sudah dipasangi jaring perangkap dewa dan tanpa basa-basi Bichen sudah keluar dari sarungnya, terbang menebas semua jaring yang ada di hutan itu.

Kira-kira seperti itulah awal kejadian sebelum mereka bertemu dengan ketua sekte Jiang bersama sang keponakan yang tengah berseteru dengan tuan muda keluarga Mo. Namun inti perseteruan itu beralih menjadi membahas 400 jaring perangkap dewa yang dirusak oleh Lan Wangji. Perdebatan sempat berjalan alot hingga Jiang Cheng lebih memilih pergi setelah sebelumnya memarahi Jin Ling.

"Segera pergi cari tangan itu, saat ketemu segera beri tanda." Perintah tuan muda kedua Lan sebelum mereka berpisah.

"Baik, Hanguang jun." Balas mereka serempak sambil membungkuk hormat.

Jingyi dan Sizhui akhirnya melanjutkan pencarian mereka ke dalam hutan. Entah takdir atau apa, mereka bertemu lagi dengan tuan muda sekte Jin.

"Aku sungguh sial. Bagaimana bisa bertemu dengan kalian lagi, atau jangan-jangan kalian mengikuti?" Sembur Jin Ling dengan nada arogannya yang biasa.

"Siapa yang mengikutimu? Dasar tuan muda manja yang terlalu percaya diri." Balas Jingyi yang tidak terima dengan ucapan Jin Ling tadi.

Sizhui yang melihat itu hanya bisa menghela nafas sambil geleng kepala. Perdebatan itu semakin panas saat keduanya kembali mengungkit masalah jaring yang di rusak tadi, hingga adu pedang tidak terelakkan.

"Hah,, kenapa kalian malah berkelahi." Gumam Sizhui mencoba memisahkan keduanya. Namun entah karena Jin Ling salah gerak atau apa, dia tanpa sengaja terdorong oleh Jingyi. Membuatnya terdorong hingga masuk ke gua yang ada di hutan itu.

"Kenapa kau mendorongnya masuk?" Tanya Sizhui dengan nada tenang yang biasanya.

"Aku tidak mendorongnya. Itu tidak sengaja." Sanggah Jingyi yang tidak terima disalahkan.

Sizhui tidak menanggapi Jingyi lagi, dia malah masuk ke dalam gua itu. Hal itu semata karena dia menghormati paman tuan muda manja itu. Jingyi yang tidak ingin ditinggal sendiri di hutan itu segera berlari menyusul masuk ke gua. Berbekal penerangan dari jimat yang dilegang Jingyi, mereka masuk. Di dalam sana cukup luas, terdepat beberapa peralatan untuk berdoa dan di sana terdapat patung dewi yang tengah tersenyum. Saat mengarahkan jimatnya ke segala penjuru, dia dikagetkan dengan seraut wajah yang terlihat menyeramkan saat hanya diterangi cahaya temaram. Berakhirlah dengan kedua sosok itu menjerit bersamaan.

"Hahaha,, dasar penakut. Hanya seperti ini sudah ketakutan." Ejek Jin Ling, padahal dalam hatinya dia juga masih terkejut dengan munculnya wajah Jingyi secara tiba-tiba.

"Siapa yang takut? Aku tidak takut."

Dan akhirnya mereka bertengkar kembali hanya karena hal sepele seperti itu. Hingga Sizhui yang mengamati patung itu menjadi tegang.

"Matanya bergerak! Aku melihat mata patung dewi itu bergerak." Celetuknya dengan nada tidak percaya.

Kedua remaja yang sedang berdebat itu menjadi diam.

"Leluconmu tidak lucu. Mana bisa batu bergerak." Walau dengan nada arogan, namun ketakutan itu tidak bisa disembunyikan.

"Haha,, lihat sekarang siapa yang penakut." Jingyi malah menambahi emosi Jin Ling.

Daily Life of ZhuiyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang