Hepar Angiografy

85 11 23
                                    

Well, sore ini aku akan prepare untuk Coass. Why langsung Coass? Karena aku sudah melewati masa pra-klinik, dimana aku mengikuti kuliah pakar, tutorial, skill lab, praktikum, dan ujian. Dan aku juga sudah menyandang gelar S. Ked (Sarjana kedokteran).

Kalian tau apa itu Coass? Co-asisten, yang bertugas membantu dokter. Setelah melewati masa pra-klinik dimana hanya ada buku, teman dan dosen. Sekarang kita mulai masa klinik, kita di sini gak hanya ada dosen-buku-teman tapi juga ada pasien, perawat dan masyarakat.

Ting!


Bunyi ponsel mengalihkan perhatianku. Kulihat nama yang tertera di sana, 'Kadara_Nayla' send one message.

Kadara_Nayla
| Lo udah prepare, Cil?
20:30 p.m

Aku meletakkan stetoskop* di meja, kemudian mengambil ponselku dan membuka aplikasi line untuk membalas pesan dari Nayla.

Cecila
| Udah, tapi belum selesai.
20:30 p.m

Kadara_Nayla
| Okedeh. By the way, lo bawa semua alat 'kan?"
20:30 p.m

Cecila
| Iya, gue bawa. Lanjut nanti, ya. Gue masih prepare, nih.
20:31 p.m

Setelah mengetikkan pesan tersebut, aku melanjutkan persiapan.

22:30 WIB


"Akhirnya selesai juga, besok tinggal berangkat deh ...." gumam ku, lalu merebahkan tubuhku dan langsung tidur.


oOo


Ketika matahari belum beranjak dari peraduannya, aku pun sudah mulai beranjak dari tidur malam ku. Aku buka mata dan mempersiapkan diriku untuk berangkat ke Magelang.

Persiapanku cukup singkat, karena semalam aku sudah mempersiapkan keperluanku di sana. Aku membawa keperluanku dan melangkahkan kaki menuruni anak tangga.

"Pagi Bun, pagi kak," sapaku.

"Pagi. Kamu langsung berangkat?" tanya Bunda.

"Iya, Bun. Lia dijemput sama Nayla, sebentar lagi dia sampai 'kok." sahutku.

"Kalo udah sampe sana, jangan lupa kabari kakak dan bunda. Kalo perlu kamu minta jemput om Arland, sekalian nunjukin dimana kalian tinggal." peringat kakak.

"Siap, kak!" jawabku lantang. Beberapa menit kemudian muncul suara mobil di tengah perbincangan kami.

"Bun, kayaknya itu Nayla deh. Yuk ke depan," ajak ku. Kemudian kami bertiga ke depan rumah.

"Pagi Bunda, Pagi kak Rai ganteng," sapa Nayla, sedangkan Cila dan Rai hanya memutar bola matanya malas.

"Pagi juga Kanayla, kalian berdua aja?" tanya bunda

"Nggak, Bun. Kita ada banyak, kok. Tuh, di depan ada mobil lagi," tunjuk nya ke arah depan

"Ya udah. Cila sama Nayla berangkat ya, Bun. Assalamualaikum," pamit ku pada bunda, kemudian disusul oleh Nayla.

-Hepar Angiografy-

Perjalanan menuju Magelang kurang lebih memakan waktu 6 jam 44 menit, jika digenapkan menjadi 7 jam. Selama perjalanan kami hanya berbicara seadanya, sisanya beristirahat karena perjalanan panjang. Pukul 12:00 WIB kami tiba di Magelang.

Nayla beranjak dari kursinya, "Cil, lo mau nitip apa?" tanya Nayla.

"Kayak biasa, ya." Jawabku santai. Nayla mengangguk mengerti, lalu ia keluar dari mobil.

Sembari menunggu Nayla, aku menyempatkan diri untuk mengabari Bunda dan kakak jika aku sudah berada di Malang. Setelah memberi kabar, aku membuka aplikasi wattpad dan mulai membaca.

15 menit berlalu, Nayla muncul dengan langkah tergesa-gesa dan menyerahkan tote bag berbalut IndoApril dengan sekali sentakan. Aku mengernyit bingung, 'ada apa dengan Nayla?' batinku.

Aku meletakkan tote bag tersebut di samping tasku, tanganku terulur untuk mengambil alih arah pandang Nayla. "Lo ... kenapa?" tanyaku pelan.

Wajah Nayla terlihat pucat, bibirnya bergetar sedikit. Apakah dia shock?

"G-gue ketemu sama Ferlin!" jeritnya gugup, lalu menghirup udara di sekitar dan menghembusnya perlahan. "Gue beneran ketemu dia, t-tapi dia ga ngenalin gue ...." lanjutnya.

"Maksud lo dia masih hidup?" tanyaku yang tak percaya dengan pernyataan yang baru saja dilontarkan oleh Nayla.

Nayla mengangguk, "Iya, dia masih hidup. Dia mengalami amnesia retrograde* karena kejadian itu,"

Aku berpikir sejenak, kejadian itu? Ah, iya. Aku ingat nama itu.

"Kalo dia masih hidup dan mengalami amnesia, gapapa. Kita bisa bantu dia buat nginget kita itu siapa," ujar ku memberi saran.

"Ck. Bukan itu, Cila. Gue sama dia kan p-pacaran, g-gimana sama perasaan gue sekarang cuma gue yang tau," ucapnya pasrah. "Ya biarin lah, nanti juga ilang sendiri tuh perasaan."

"Yeee ... dasar bucin sejak dini," celetukku, kemudian kami tertawa bersama.

oOo

Stetoskop* : Stetoskop adalah alat kesehatan akustik yang berfungsi untuk memeriksa suara dalam tubuh.

Amnesia Retrograde* : Amnesia jenis ini ditunjukkan kepada seseorang yang kesulitan untuk memperoleh kembali ingatan di masa lalu.

Hepar AngiografyWhere stories live. Discover now