Rasa ^^Prolog

70 24 13
                                        

Author POV

"Mel aku putus lagi."

"Putus apaan, putus tali pusat."

Seketika sebuah jitakan menghantam dahi Amel.

"Auuu sakit bang*** "

Amel langsung mencubit lengan Ramdan namun Ramdan tak bergeming.

"Salah lo, becanda mulu gue serius."
Ucap Ramdan sambil menatap ke arah sahabatnya yang hanya setinggi bahunya itu.

"Yang bilang Lo becanda siapa?"

Amel menoleh ke arah Ramdan dan menatapnya dengan wajah serius yang dibuat buat.

"Human."

"Oh kirain monyet."

"Yaps dan monyetnya itu elo."

Ramdan menunjuk ke arah Amel dan  kembali menjitak kepala Amel.

"Hello....... gue yang cantik kaya gini dibilang monyet, Lo kali yang monyet."

"Gue human."

"Human, human, dasar curut."

"Udah aaa nangis gue nangis ni kalau Lo bikin gue gitu mulu."
Ucap Ramdan dengan nada sedih alay .

"Nangis ko bilang bilang, aneh." Jawab Amel ketus.

"Suka suka gue dong."

"Iya terserah kamu aja."

"Ciye ngalah ni yee."

"Ngalah tapi menang^^."

"Mana ada ngalah malah menang, sakit ya Lo. Astaga mungkin Lo udah ga waras gara gara baru diputusin Ama tali pusat Lo sendiri, ko bisa ya Lo gila kaya gini, beruntung Lo punya sahabat kaya gue...tenang aja gue bakal bantu Lo buat ke RSJ, ayok berangkat."

Amel menarik lengan Ramdan, Ramdan langsung melepaskannya dan mengganti posisi dimana tadinya si Amel yang ingin menyeret nya ke RSJ kini malah Ramdan yang menyeret Amel ke ruang BK.

"Ni anak harus di ruqiyah lama lama penyakit nya tambah kumat."
Dalam hati ya guys dalam hati.

Memangnya kalau mau ruqiyah anak orang harus ke ruang BK ya mas?

Enggak mbak cuma mau dia dapat terapi dari guru saya, kebetulan dia psikiater mbak.

Um, gitu toh mas!

Iya mbak..
.
.
.
.
.

Kantin sekolah

Semua mata tertuju pada dua orang sejoli itu, siapa lagi selain Ramdan dan Amel.

"Mana telor nya ko ga di buat juga sih?"

Ramdan bergelayut manja kepada sahabatnya itu, Amel. Sedangkan Amel hanya pasrah ketika Ramdan berprilaku kekanakan seperti itu, Amel memasukkan satu sendok ke dalam mulut Ramdan yang terbuka lebar.

Semoga ada lalat lewat ya Allah, semoga ada lalat lewat
Batin Amel...

"Em em em enak Mel, Lo pandai banget sih masak, gemes deh."

Ramdan mencubit dua pipi sahabatnya itu dengan gemas.

"Mmmmmm sakit tau gak, lepas."

Plak..sebuah ketukan sendok mengenai dahi meroket Ramdan, Ramdan segera memegangi dahinya yang sakit.

Bangsa**
Batin Ramdan

"Aduh duh duh sakit ta gak, kejam amat sih Lo."

"Gue baik."

"Gada Akhlak lu."
Ucap Ramdan sambil mengacungkan jari tengahnya.

"Cih,,, TERSERAH Lo deh."

Amel berdecak sebal kepada sahabatnya Ramdan, dia langsung memasukkan satu sendok makanan kedalam mulutnya.

"Eh ko Lo yang makan, gue dong."

"Makan sendiri, gue ga mau nyuapin lo. Dasar MANJA..."

"Jangan gitu dong, gue ngambek nih."

Ucap Ramdan sambil menirukan suara cewek cewek cantik, diikuti dengan gaya banci.

"NAJISSS."

Jawab Amel ketus.

"Lo harusnya cepet cepet cari pacar yang baru, makin kumat penyakit Lo."
Amel memutar bola matanya dengan jengah sambil memasukkan ikan goreng kedalam mulutnya yang belepotan.

"Ngapain cari pacar, gue kan punya elo."

Deg....

Harusnya kamu tidak pernah mengatakan itu, agar pandangan ku tidak pernah menatapmu beda....

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Hy hy hy semua
Gimana kabar kalian semua,
Jadi Tasya baru aja nih bikin cerita baru
Ga terlalu asik sih tapi insyaallah
Bakal bantuin kalian ngilangin gabut hehehe
Jangan lupa vote ya guys, komen juga dan follow aku ya😁😁😁

RasaOnde histórias criam vida. Descubra agora