#jangan lupa tinggalkan jejak
Bel pulang sekolah sudah berbunyi 5 menit yang lalu. Bintang dan Caca tidak langsung pulang karena ingin ke perpustakaan, bukan Caca seorang kutu buku melainkan karena Bintang memaksa menemaninya untuk mencari buku yang terkait dengan Sastra apalagi Puisi.
Caca terus meracau kebosanan di dalam perpustakaan yang amat sepi. Jika Bintang tidak menebeng dengannya tak mungkin juga ia akan menunggu seperti ini.
"Tang, cepet dong Ahhh. .lo lama udah tau gue gak demen tempat kayak gini, mending lo ngajak mpok Yanti dikantin noh. " Bintang tertawa dibalik rak.
"Ayo pulang. " ucap Bintang seraya menenteng beberapa buku yang telah tercetak label "pinjam" di pangkuannya. Memang disini jika ingin meminjam harus daftar dulu pada petugas setelahnya akan diberikan label pinjam tadi, seperti mengingatkan seseorang pada kenyataannya pahit bahwa dirinya tengah meminjam seolah-olah buku itu berbicara "balikin gue, ini udah sebulan"
Caca bangkit dari kursi yang tersedianya disana dengan wajah merenggut kesal.
"Kapan-kapan gue gabakal mau di ajak lo lagi. "
"Maaf Ca, " Bintang terkekeh melihat tingkah Teman barunya itu.
"Kita ke temen gue dulu ya, tenang bentar doang cuma ngambil berkas drama puisi gitu deh kegnya. " ucap Caca setelah mobilnya melaju di keramaian kota. Pikiran Bintang tersita dengan ucapan Caca tadi.
"Drama puisi? Emang buat apa? "
"Ohh Sepupu gue minta tolong ambilin ke temennya. Dia suka banget kayak gituan. " jawabnya. "Emang napa? " Caca bingung saja kenapa Bintang bertanya seperti itu.
"Sepupu kamu masih sekolah? "
"Kepo lo, udah nggak lulus 4 tahun yang lalu. "
"Boleh aku ketemu gak? " memang terdengar aneh di telinga Caca. Tapi, ia tetap mengangguk.
"Ok kapan kapan. "
🌸🌸🌸🌸
Sejak Caca mengantarnya Sore tadi, Bintang sekarang sudah bersantai dirumah--Ratha Dan Fiandra. Seperti apa yang Telah iyakan ucapan Bundanya kemarin untuk menginap. Tadi Bintang melihat ada secercah pertanyaan dari Mata Caca. Tapi, Bintang memilih bungkam untuk saat ini karena nanti pasti semuanya akan tau.
Disini ---di rumah yang terkesan luas, tidak sama dengan Setiap ruangan yang ada di rumah Bundanya tersedia rak buku yang tertata rapih. Dirumah Ayahnya ia merasakan suasana baru, ada pembantu yang lumayan banyak. Jadi Bintang tidak kesepian seperti di rumahnya yang hanya terkadang ada supir pribadi.
Bintang berjalan ke arah lantai dasar hanya untuk mencari apa Ratha sudah pulang dari kondangannya.
"Non, non etah saha namanya ya'?" Ucap wanita paruh baya kepada Bintang yang baru berada di dapur. Bintang mengernyit tidak mengerti apa yang dimaksud oleh pembantu itu.
"Namanya Non siapa? " ulangnya. Ahh bagus pembantu itu menggunakan bahasa yang bisa Bintang cerna.
"Aku Bintang Bi, kalau bibi siapa Namanya? "
"Saya ipah Non, pembantu baru. "
Tok tok. .
Pembicaraan mereka terhenti saat pintu utama berbunyi. Bi Ipah segera berlari untuk membuka pintu tersebut.
Samar samar Bintang mendengar suara Ratha dan Fiandra.
"Bi, Bintang ada disini? "
"Iya tuan. "
YOU ARE READING
setinggi langit
Randomseperti judulnya, setinggi langit. ..definisi dari Bintang. yang harus melalui hidup dengan beda arah dan Suasana, antara Ayah dan Bunda. tapi meski Ayah dan Bunda tidak satu jalan Harapannya sama. ..Bintang akan menjadi penerang di jalan masing...
