Bagian Dua Puluh Enam

4.4K 627 205
                                    

   "Siapa perempuan ini? Aku tidak pernah melihat kamu bersama dengan dia sebelumnya?"

    Eunha hanya bisa tersenyum saat seorang perempuan tiba-tiba muncul dan mendorongnya agar melepaskan kaitan lengannya dengan Duke Jeon. Dia cukup tahu siapa perempuan itu dan kenapa dia begitu berani mendorong Eunha.

    "Dari mana lagi kamu mendapatkan perempuan jalang ini? Aku sudah katakan, jika kamu memang ingin bermain, ada aku!"

    Eunha mengedipkan matanya beberapa kali, lalu menoleh ke arah Duke Jeon dan memasang wajah bertanya.

    "Your Highness, maaf jika saya tidak sopan. Sayangnya anda sudah melewati batas dan mengatakan hal yang tidak baik tentang calon Duchess saya, saya harap anda tidak melakukan hal itu lagi."

    Perempuan itu terlihat menggeram kesal. "Kamu hanya berniat untuk menghindari aku kan? Sampai membawa jalang seperti ini untuk berpura-pura menjadi tunanganmu!"

    Eunha hanya diam bahkan saat perempuan itu mengarahkan jari telunjuknya ke arah Eunha. "Sebaiknya kamu pergi sekarang! Istana bukan tempat yang bisa kamu datangi! Dan jangan berhubungan lagi dengan laki-laki ini!" perempuan itu maju dan mendorong Eunha.

    Karena tidak siap menerima dorongan tiba-tiba, Eunha terjatuh kelantai. Tentu saja hal itu menarik perhatian beberapa pasang mata, bahkan beberapa kesatria dan pelayan datang ke tempat itu.

    Duke Jeon menatap perempuan itu tidak percaya, dia cepat-cepat membantu Eunha berdiri dan membawanya untuk berlindung di belakang tubuhnya.

    "Kenapa kamu harus sampai menolong dia? Kamu tidak benar-benar menaruh hati pada wanita murahan seperti dia kan?"

    "Hentikan ucapan anda! Saya sudah peringatkan! Anda benar-benar perempuan paling menyedihkan yang pernah saya lihat!" Duke Jeon benar-benar terlihat kesal, mungkin jika yang di hadapannya bukan perempuan, laki-laki itu pasti sudah melayangkan sebuah pukulan.

    Eunha menahan lengan Duke Jeon. "Tuan tenanglah, mungkin tuan Putri memang tidak tahu."

    "Anda harus ingat wajahnya! Dia adalah perempuan yang akan menjadi istri saya! Dan saya tidak akan diam saja atas penghinaan yang telah anda lakukan kepada perempuan yang saya cintai!"

    Perempuan itu terlihat sangat terkejut, mungkin selama ini laki-laki itu hanya menggertak saja, tapi kali ini benar-benar berbeda.

    Duke Jeon menarik lengan Eunha, dan berjalan ke arah pintu keluar istana. Dia benar-benar marah dan akan membuat perempuan itu membayar semuanya.

    "Duke Jeon! Berani kamu meninggalkan aku begitu saja? Hei!"

    Eunha sempat menoleh dan melihat wajah perempuan itu sudah semerah tomat, karena amarah nya.

    "Tuan duke! Tenang lah! Jangan terbawa emosi, bagaimana pun dia adalah anggota keluarga Kerajaan."

    "Aku tidak peduli! Dia benar membuat aku marah! Perempuan bodoh itu tidak tahu bahwa aku bisa menghancurkan kehidupannya!"

    Eunha hanya bisa terdiam, karena laki-laki itu benar-benar terlihat marah, Eunha tidak berani mengganggunya.

    "Nona Calarice? Tuan Duke?"

    Eunha menoleh."Oh, nona Aldeen, senang bertemu dengan anda. Tapi maaf saya harus pergi duluan." Eunha sempat membungkuk minta maaf karena Duke Jeon tidak memperlambat langkahnya.

~

    "Tuan, apa tidak apa-apa bersikap seperti itu?" tanya Eunha.

    "Aku tidak peduli."

Duke's Wife [Taerin-Eunkook] [End] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang