1.2

12.2K 851 7
                                    

Kudengar kasak-kusuk di telingaku. Saat aku memperhatikan sekeliling, banyak anak perempuan di kelasku yang sedang bebincang dengan teman sebangkunya dan sesekali menunjuk Kak Ali. Aku heran, padahal mereka sudah sering bertemu Kak Ali.

"Anak anak!"

"Lihat ini. Kalian tau ini siapa?"

"Tau, Bu!" Jawab anak-anak kelas serempak.

"Nah, Prilly! Maju ke depan!"

Aku bingung. Semua menatapku. Kulihat Kak Ali tersenyum simpul.

"Prill, maju, Prill!" Bisik Gritte.

 Aku melangkahkan kaki ke depan. Jantungku berdegup kencang. Seperti ingin perang saja.

"Nah, Prilly. Ada yang ingin Ali bicarakan padamu," ucap Bu Luna.

Aku menatap Bu Luna bingung. Bu Luna hanya tersenyum. Tumben ia tersenyum padaku.

"Silahkan, Ali!"

"Prill," mulai Kak Ali.

"I.. Iya K..Kak?"

"Lepas deh kacamata kamu."

Aku bingung namun menuruti apa yang ia bilang.

"Kamu sempurna, Prill. Setiap gerakan kamu sempurna di mata aku. Dari atas sampai bawah, semua itu sempurna. Dan kesempurnaan itu akan menjadi milikku seutuhnya apabila kamu mau jadi pacar aku. Kamu mau, Prill?"

Kelas riuh seketika. Banyak yang teriak kecil. Kak Ali menepuk tangannya. Tak lama, masuklah Kak Ghina. Ia membawa sebuket bunga.

"Wow, bunga kesukaanku," batinku.

"Sebelumnya, terima kasih buat Gritte, sahabat Prilly, yang udah ngasih tau apa bunga kesayangan Prilly. Makasih, ya, Te."

 Kulihat Gritte mengacungkan jempolnya dan tersenyum kepadaku.

"Jadi, kamu mau gak jadi pacar aku?"

"Engga," kataku.

Seketika kelas hening.

I Can See Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang