A Flower's Letter; ╰Noren╮

Bagian 9

Chenle mengerut tak suka saat tatapan pemuda itu menghunus tepat pada kotak ditangannya. Menyembunyikan benda itu dibalik punggungnya, Chenle pun akhirnya menyalak. "Penjaga istana sudah mengijinkanku masuk! Minggir sana!"

Ia mencoba mengambil jalan dari sisi kiri, tapi pemuda itu mengikuti dengan menutup sisi jalan yang ia ambil. Sekali lagi ia mencoba mengambil jalan dari sisi kanan, dan lagi-lagi pemuda itu menutup sisi jalannya, membuat Chenle merengut masam dan memandang pemuda dihadapannya dengan tajam.

"Sudah kubilang –Ya!!" Chenle memekik protes saat pemuda itu berhasil merebut kotak ditangannya. Kaki pendeknya melompat-lompat mencoba menjangkau kotak yang saat ini di angkat tinggi-tinggi oleh si pemuda beraura seram dihadapannya.

"Benda ini mencurigakan. Aku akan membawanya untuk diperiksa," ujar pemuda itu dengan dingin sebelum berlalu meninggalkan Chenle yang menganga tak terima.

"Itu hanya kesemek kering! Hei kau mendengar tidak! Dasar lelaki suram! Ya!!"

Suara pekikan Chenle terdengar ribut mengiringi langkah kaki Jisung yang semakin menjauh untuk menuju ruang para tabib agar bisa memeriksa kotak yang dicurigainya.

"Pemilihan Putri Mahkota?" Baek Hyeon-du menatap penuh selidik pada lelaki yang saat ini menunduk hormat dihadapannya.

"Ye, daegam. Raja juga akan memberitahukan pengumuman ini esok hari di seluruh penjuru istana."

Kening keriput menteri Baek berkerut. Apa yang sedang dipikirkan oleh Raja ketika mengadakan pemilihan putri mahkota dengan tiba-tiba seperti ini.

"Baiklah kau boleh pergi."

Lelaki dihadapannya membungkuk hormat sebelum beranjak dan menutup pintu ruangan sang menteri.

Sementara Baek Hyeon-du saat ini sedang mengelus pelan janggutnya dengan senyuman kesenangan yang terpoles apik diwajah tuanya. "Daeho!" ia memanggil pelayan kepercayaannya yang memang selalu berjaga di dekat pintu. "Panggilkan Yun Hee untuk menemuiku sekarang juga." Titahnya pada pemuda yang saat ini mengangguk mengerti.

Jika dipikir-pikir, pemilihan Putri Mahkota adalah jalan bagus yang bisa ia manfaatkan. Senyumannya semakin lebar ketika membayangkan keuntungan apa yang akan ia dapatkan jika rencananya berhasil.

"Abeoji, ini aku..." suara halus terdengar dari luar sebelum pintu geser itu terbuka menampilkan putri cantiknya yang memasuki ruangan.

Menteri Baek tersenyum, melihat bagaimana anggun dan berkelasnya Yun Hee, tentu bukan hal yang salah jika ia membuat putrinya menjadi salah satu kandidat dari calon putri mahkota. "Yun Hee-ya, kau harus bersiap untuk bisa menjadi putri mahkota."

Yun Hee tampak terkejut saat mendengar perkataan ayahnya.

Mendengar tentang permintaan sang ayahanda yang menginginkannya untuk mempersiapkan diri sebagai calon dari putra mahkota, seketika membuat ia mengingat akan pemuda yang beberapa saat yang lalu ia temui dipasar.

Seorang bangsawan muda yang mencegat tangannya untuk tidak berlaku kasar terhadap wanita lusuh yang telah berani mengotori chima nya. Seorang bangsawan muda berwajah tampan yang bahkan telah membuat pikirannya tak bisa lepas dari wajah rupawan itu.

Yun Hee dengan cepat membuat dirinya kembali tersadar. Pemuda itu memang sangat tampan, tapi memikirkan bisa menjadi pendamping putra mahkota dan menjadi calon ratu dari negeri ini tampaknya jauh lebih menarik. 

Ia pun menatap sang ayahanda dengan senyuman disertai tatapan mata tertarik yang semakin membuat senyum kemenangan Baek Hyeon-du melebar.

"Aku akan mengikutinya dengan senang hati, Abeoji."

______________________________________

Tetetet...  Sebelumnya udh dikasih taukan kalo bakalan banyak OC disini..

Hayo cewek yg ada didalam trailer udah muncul 🤭