3. Pervert

66.6K 1.7K 102
                                    

WARNING 21 ++++++ (Jangan nakal ya!)

Runa POV

“Runa, kenalin ini Om gue. Aditya” kata Anastasya sambil memeluk lengan seorang lelaki tampan yang sangat gagah dengan setelan kerjanya yang begitu pas di tubuhnya yang tegap. Tasya memeluk Om-nya dengan penuh sayang dan juga kekaguman.

Aku bisa melihat pandangan penasaran para siswa dan siswi yang melewati kami di gerbang sekolah. Mereka pasti bingung melihat kehadiran lelaki tampan ini di sekolah kami. Aku sudah sering mendengar cerita mengenai Om Aditya sejak dulu dari Tasya. Om-nya yang sangat tampan dan juga gagah yang merupakan pemilik sebuah perusahaan Advertising yang cukup besar di Jakarta, selalu dibicarakan Tasya berkali-kali, tapi baru kali ini Tasya mengenalkannya secara langsung.

Seperti yang Tasya jelaskan selama ini, Om Aditya memanglah sangat tampan. Belum lagi senyuman hangat yang dia perlihatkan membuat dia terlihat semakin mengagumkan. Pantas saja Tasya begitu memuja adik Mamanya ini. Sampai terkadang aku merasa kalau sebenarnya Tasya memiliki perasaan lebih pada Om-nya.

“Halo, Runa.”sapa Om Aditya sambil memberikan senyuman lebarnya. “Nice to meet you

“Sama-sama, Om.” Jawab Runa tersenyum simpul.

“Jadi, kita pulang sekarang?” tanya Om Aditya sambil mengusap kepala Tasya dengan lembut.

Om Aditya pun terlihat sangat menyayangi keponakan satu-satunya ini. Tasya hanyalah anak satu-satunya, itu menjelaskan kenapa dia sangat manja. Padaku sekalipun dia selalu bermanja. Apalagi mengingat kedua orang tuanya yang sangat sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Dia selalu kesepian, karena itu dia begitu dekat dengan Om Aditya.

“Om, malam ini Runa mau nginep di rumah. Ga apa-apa kan?” tanya Tasya sambil melihat Om Aditya dengan tatapan memohon. “Kan besok hari Sabtu“

“Kamu sudah bilang Mama dan Papamu?”

“Belum. Kan Mama dan Papa masih dipesawat ke New York. Gimana aku ngasih tahunya? Makanya aku tanya Om.”

“Oke. Dia kan sahabat kamu, ga mungkin Om melarang.”

“Asik!! Om emang the best.” Tasya menarik leher Om-nya dan mengecup pipinya dengan gemas.

Tasya benar-benar tidak malu menunjukkan cintanya pada Om Aditya walaupun beberapa pasang mata melihatnya sejak tadi karena kami memang berada di tempat yang sangat terlihat.

“Tasya, tapi gue ga bawa baju.” Kataku pada akhirnya.

Rencana menginap di rumah Tasya memanglah dadakan. Dia merengek padaku seharian untuk menemaninya akhir minggu ini karena orang tuanya pergi ke luar negri. Aku yang memang tidak pernah bisa menolak permintaannya akhirnya setuju. Tasya memang sangat hebat dalam membujuk orang untuk mengikuti keinginannya.

"Pake baju gue aja. Kan badan kita hampir sama besarnya.”

“Tapi … “

“Ga ada tapi-tapian, yuk!” Tasya menarik tanganku begitu saja dan berjalan menuju mobil Om Aditya yang terparkir di luar sekolah. Mobil mewah yang aku tidak pernah lihat di Jakarta yang aku yakini harganya pasti bisa menghidupi satu kampungku.

Om Aditya berjalan di belakangku dan Tasya. Aku bisa merasakan tatapan menusuk yang tertuju padaku di sekujur tubuh. Tatapan yang aku sadari berasal dari lelaki itu. Kurasakan ponselku bergetar dan sebuah pesan masuk.

From: Dimitri

Besok kamu harus pulang. Aku tidak mau tahu. Dan berhati-hatilah jangan sampai dia tahu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 17, 2014 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Love Love LoveWhere stories live. Discover now