I find another one

8 0 0
                                    

(Cerita ini dilanjutkan)

Karena hidup akan selalu berlanjut mungkin saja di waktu yang berbeda dengan kedewasaan yang berbeda pula (cerita ini masih akan selalu menyebut tokoh aku dan kamu)

Sekarang kita hidup pada habitat yang berbeda aku menemukan kamu yang baru dan mungkin kamu juga menembukan aku yang baru. Takdir ini unik, saya menyadari nya setelah semuanya telah berlalu. Mungkin potongan cerita nanti tidak mencerminkan kisah ku yang sebenarnya tapi akan ada episode yang akan menemanimu setiap hari. Semoga benar-benar berlanjut.

Aku sekarang sudah lebih dewasa dari 2 tahun lalu banyak hal yang berubah, aku menemukan kamu yang lain di tempat yang lain juga semuanya berawal dari sini
.
.
.

Again masih sangat ingat malam itu, aku menunggu mu di depan kedai setelah hujan, kita memang sudah janjian beberapa hari sebelumnya, ini bukan kali pertama kita ketemu mungkin 2 kali. Beberapa menit berikutnya aku melihat kamu sudah sampai, kamu dengan sepeda tuamu dan kuplukmu.

Kit beriiringan di jalan yang masih basah dengan air hujan. "Kok nggak pake jaket?, Dingin loh ini" sebuah sapaan cukup akrab. "Iyya jaketku basah" kataku. Aku tidak bisa langsung mengakrabkan diri dengan siapapun, tapi sepertinya kamu memiliki keahlian itu.

Kita menyusuri jalan Dahlia berpapasan dengan orang-orang jalan kaki, mengayuh sepeda, berbincang di warung, kota ini unik, tenang, dan menyehatkan. Pantas saja kau betah ada di sini ya. Dia sudah beberapa tahun di sini bekerja sebagai pemandu wisata, sebagai pengajar, dan memang benar mungkin walaupun saya diberi kesempatan untuk tetap disini masih betah.

Malam itu kita cukup mengelilingi tempat kursus yang akan saya tempati kelak, Kau memang tour guide andal baru beberapa menit kita bersama rasanya sudah hampir semua kau ceritakan seisi kota ini. Menyenangkan kali bercerita dengan mu.

Aku ke kota ini memang tujuannya kursus bahasa Jepang. Aku ingin ke Jepang melanjutkan Megister. Rasanya tidak cukup jika hanya memahami bahasa Inggris. Jadi harus pindah ke kota ini dulu. Walaupun sebenarnya alasan utamaku terbang ke kota ini adalah ingin liburan berkedok kursus. Karena mana mungkin saya mendapatkan izin jika hanya berleha-leha, sok-sokan liburan. Orang tua ku tidak se-Sultan itu, tabungan ku tidak banyak.

Malam itu kita pulang cukup larut, kau berceloteh seperti baru ketemu teman lamamu bertahun-tahun. Kau memperkenalkan tempat makan enak, tempat beli buku murah, dan tempat belanja murah. Sepertinya sangat memahami keuangan anak rantau.

"Aku mengantarmu sampai di persimpangan jalan Dahlia saja ya". Aku iya iya saja, toh jalan Dahlia saja saya belum hafal yang mana. Wkwkw. Setelah beberapa saat kita mengayungkan sepeda beriringan kau lanjut bilang "Yasuda kuantar saja sampai ke depan kontrakanmu, sudah mulai sepi soalnya". Setelah itu ceritamu masih berlanjut. Sampai tanpa sadar aku sudah berada di depan kontrakan rumah bercat hijau tosca.

Kumemasukan sepeda di dalam garasi, kau masih tersenyum lebar "masuk dulu baru aku balik". Dalam hati kok kamu baik banget sih kita baru ketemu dua kali loh.

Pertemuan memang tidak pernah kita duga akan berakhir dan berlanjut sampai kapan. Yang saya percaya tidak ada yang kebetulan memang semuanya sudah ditakdirkan utuh seperti yang terjadi.

(Stay safe teman-teman semoga segera berlalu Pandemi Covid ini)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 07, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

 SEFASEWhere stories live. Discover now