1. Love at Every Sight

69.3K 2K 142
                                    

“Gam, ini keretanya?” Tanya Dinar dengan bingung sambil menggaruk kepalanya. “rumah lo di mana sih? Dari tadi kereta lewat kita ga naik-naik.”

“Sabar kali, sob!” seru gue sambil merangkul bahunya. “kita nanti turun di stasiun Bogor, dari tadi yang lewat kan Cuma sampai Depok atau UI.”

“Rumah lo jauh beeng sih” seru Dinar sambil menghela napasnya. “gue da laper ini.” Serunya sambil mengusap perut buncitnya yang macam ibu hamil 7 bulan.

“Makan mulu lo! Lama-lama jadi celengan semar dah! Liat aja perut lo! Ngeri gue ada anaconda keluar dari dalamnya.” Kata Yudhi mencibir.

“Kaya perut lo rata aja!!” seru Dinar tidak terima.

“Malah berantem lagi ini cowo berdua. Malu-maluin.” Kata Asri menengahi Dinar dan Yudhi yang siap bertarung. “Lagian itu perut udah segede itu, masa lo masih kelaperan juga? Itu bukannya pundi-pundi makanan?” ejek Asri yang langsung bertos ria dengan Yudhi.

“Ini juga sama aja! Terus aja hina gue! Kalian teman-teman ga berperasaan.” Rajuk Dinar sambil memalingkan mukanya.

“Sumpah, najis banget lo, Nar!! Dasar cowo kawean!!” ejek Yudhi menoyor kepala Dinar.

“Ngomong apa lo barusan???? Mau ngajakin berantem ya!!”

“Duh, sakit kepala gue denger lo berdua.” Gumam gue sambil memijit pelipis yang mendadak nyeri akibat tingkah laku dua teman gue yang ga penting.

“Lo pusing, Gam? Mau makan obat? Gue selalu bawa obat di tas.” Kata Hana dengan lembut, sambil merogoh tas ranselnya mencari obat.

“Ga usah! Ini gue pusing Cuma karena si kunyuk berdua!” kata gue sambil mendelik melihati Yudhi dan Dinar yang masih adu bacot. “Ga dimana-mana berantem mulu, heran!”

Hana tersenyum kecil tapi masih melihati gue dengan cemas. “Yakin ga papa?”

Gue pun mengangguk dan tersenyum meyakinkan ke dia. “Yakin banget.”

Gue melihati jam tangan dan menghela napas tidak sabar. Biasanya kereta udah lewat jam segini, kenapa ini lewat 10 menit belum ada yang lewat juga? Kalau begini caranya semua rencana gue bisa gagal total.

Gue melirik ke Hana yang sedang asik memainkan ponselnya. Menikmati pemandangan indah dari dekat yang ga pernah bikin bosen.

Siapa sih yang ga senang bisa deketan sama salah satu cewe tercantik di sekolah, Hana Safitri, yang merupakan ketua eksul Art dan langganan juara kelas sejak dulu? Yang cantiknya ngalahin artis-artis abege ga penting di TV. Udah gitu baiknya kaya Ibu Peri.

Kayanya dikehidupan gue yang dulu, gue melakukan banyak kebaikan. Makanya sekarang bisa deket sama cewe sesempurna Hana. Cewe yang udah tiga bulan ini gue deketin dan ngasih respon yang sangat bagus sekali ke gue.

Bikin gue yakin kalau dia pun punya perasaan yang sama dengan gue. Dan hari ini, gue akan nembak dia dan jadiin dia pacar gue. Ya, itu rencana gue.

“Kereta jurusan Bogor akan segera memasuki jalur 2 …”

“Nah! Itu kereta kita!” seru gue dengan bersemangat ke ketiga teman gue.

“Akhirnya!!!” seru Dinar begitu girang. “makanan, here I come

Tidak lama, kereta pun berhenti di hadapan kami dan pintunya terbuka. Kami dan juga puluhan penumpang lain langsung masuk ke dalam kereta dengan cepat. Asri dan Hana langsung mendapatkan tempat duduk yang kosong, sedangkan gue, Yudhi, dan Dinar berdiri dihadapan mereka.

Malu juga mau duduk di saat banyak cewe dan ibu-ibu di sekitar kami. Saat kereta bergerak, kami pun mulai mengobrol. Dari soal guru menyebalkan hingga makanan kantin yang tidak enak rasanya. Sesekali Asri menceritakan gossip baru mengenai anak sekolahan yang dia dengar dari temannya yang lain. Asri ini emang ratunya gossip. Ga ada yang dia ga tahu.

Love Love LoveWhere stories live. Discover now