Semula kita bukan siapa-siapa sebelum keluargamu datang ke rumah dan memintaku untuk diri kamu sendiri.
Semula aku ingin menolak, tetapi kamu berkata bahwa: Kenapa tidak mencoba?
"Perjodohan ini tidak masalah untukku."
Dan ...
"Kalau kamu kukuh tidak menginginkannya, ya sudah ... aku tidak memaksa."
Tapi kamu bilang 'tidak masalah', maka dari sana kamu membuka celah untuk harap yang datang secercah. Maka aku dengan usiaku demi adikku ... menerimamu.
🍭🍭🍭
Abiagam William dan Diana Nuzella tertera di selembar undangan. Merah menyala, cantik dengan susunan kata tersusuk apik, yang sedang Diana baca disertai senyum manisnya.
"Bagaimana?"
Diana menoleh, senyum manis masih tertera di sana.
Hari pertama di mana Diana merasa perjodohan itu tidaklah buruk, lelaki di depannya sangat menarik, membuat gundahnya berangsur-angsur pergi dengan baik. Pribadinya cukup membuat Diana yakin kalau menikah atas dasar perjodohan tidak semengkhawatirkan pemikirannya yang pelik.
"Ini saja."
Jawaban Diana yang langsung disetujui oleh prianya. Ya, Abiagam William. Lelaki yang dikenal sebagai putra tunggal dari bos di tempat ayah Diana bekerja, keluarganya datang meminta Diana untuk menjadi istri dari seorang Agam.
"Pak, tolong cetak yang ini."
Agam selalu bertanya pendapatnya, dia menomorsatukan selera Diana di atas segalanya. Jika Diana tidak setuju, Agam tidak mengambil pilihan itu. Hal yang membuat seorang Agam bernilai di mata Diana.
Sesederhana itu Diana menilai sosoknya, di tiap harinya poin Agam selalu meningkat seiring dengan kesesuaian tindakan dengan apa yang lelaki itu katakan. Agam pun senantiasa memenuhi janjinya. Ah, Agam ... wajar kan kalau Diana terpesona?
Sebelum satu kebohongan besar nampak di mata Diana.
Saat di mana Diana katakan, "Benar. Dia yang lebih dulu ada, tapi tidak bisakah kamu hargai aku?"
🍭
YOU ARE READING
Not Your Fault
Romance"Benar. Dia yang lebih dulu ada, tapi tidak bisakah kamu hargai aku?" ©5Mei2020 #Kim_NE
