10. Finding Genie

Start from the beginning
                                    

"Ada yang bisa dibantu?" Tanya seorang pria paruh baya yang saat itu bertugas di kantor.

Juni melirik Jaemin. Ternyata lelaki itu juga meliriknya. Jadilah mereka saling pandang. Entah ini ikatan batin -ini sih kehaluan Juni saja- atau apa, namun rasanya seperti mereka telah membuat kesepakatan tak terucap.

Jaemin memalingkan wajahnya lebih dulu untuk menghadap ke si bapak-bapak yang bernama Wayan Gunadi, dilihat dari nametagnya. "Begini pak, kami mau nanya-nanya dikit."

"Tentang apa ya?"

"Anu pak, sampah-sampah yang biasa diangkut sama mobil-mobil dari sini dibuangnya ke mana ya?"

"Ada perlu apa nanyain masalah itu?

"Ada barang penting saya yang hilang pak!" Ungkap Juni tiba-tiba buka suara.

"Bener pak. Kayaknya temen saya ini gak sengaja jatuhin barangnya ke tempat sampah. Terus karena dia gak ngeh dia jadi ngebuang sampahnya. Besoknya saat mau dicari sampahnya di depan, ternyata mobil pengangkut sampah udah duluan ngangkut," tambah Jaemin menjelaskan.

Teman.

Gadis itu tersenyum masam mendengar kata "teman" dari mulut Jaemin. Padahal tidak ada yang salah. Nyatanya mereka memang hanya teman. Teman satu kosan dan kampus, lebih tepatnya.

"Oohh, gituuuu." Pak Wayan mengangguk paham. "Kalo sampah sih selalu di bawa ke TPA yang di Suwung itu. Tapi gak yakin adek ini bisa nemuin barangnya atau enggak...."

Otak Juni langsung ngeblank. TPA Suwung. Gila sih, itu tempat pembuangan luas banget. Mau berapa tahun dia harus mengobrak-abrik sampah di sana untuk menemukan Mark?

Jaemin menoleh dan mendapati ekspresi syok Juni. Lelaki itu menggaruk belakang telinganya yang tak gatal. Ia jadi merasa bersalah. Sekalipun ia tidak melakukannya di dunia nyata, tetap saja ternyata apa yang ia lakukan berdampak di dunia nyata.

"Gimana nih, Ju?" Tanyanya pelan.

Juni memejamkan matanya sejenak sebelum akhirnya bergumam, "Gue tetep harus nemuin barang itu."

Jaemin menghela nafas. Ia mengangguk. "Ya udah, kalo gitu mending kita mulai dari sekarang."

Pak Wayan yang masih berada di sana memberi mereka tatapan sangsi. Apapun itu yang ingin mereka cari, mereka membutuhkan keberuntungan untuk menemukannya. "Kalo emang mau nyari di sana, jangan lupa pake sarung tangan sama masker. Itu sampah nyampur semua, gak baik ngehirup baunya lama-lama," pesan Pak Wayan.

"Baik, pak. Makasi," ujar Juni

Mereka pun pamit pada Pak Wayan.

Lokasi tempat kerja Pak Wayan dan TPA Suwung tidak jauh. Mereka bahkan tiba lokasi kurang dari sepuluh menit. Begitu sampai, pemandangan alam termengerikan menyambut pandangan mereka.

 Begitu sampai, pemandangan alam termengerikan menyambut pandangan mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yang menumpuk itu adalah sebuah bukit. Bukit sampah. Dari bawah sampai ke atas sampah semua. Juni langsung menutup mulut, menahan mual yang ia rasakan karena mencium bau busuk dari sampah-sampah tersebut.

7 DAYS of DATING [NCT DREAM]Where stories live. Discover now