#10 Gadis Lavender

13 2 0
                                    

****
Bintang malam bertaburan di langit
Bulan saat itu bersinar cerah walaupun hanya sepotong.
Tetapi bersinar sangat cerah menerangi langit yang gelap bersama-sama dengan bintang.
Suhu dingin di kota bandung membuat warga lebih memilih tidur, karena memang cuaca dingin saat itu asyik digunakan untuk tidur.
Petani kebun teh pun sudah dari tadi balik ke rumahya.

Malam itu Hanaf kaget melihat apa yang baru saja terjadi
Ia tidak bisa tidur malam ini setelah dari rumah tante Desi.
Ia tak banyak berbicara, hanya menunduk dan mengalihkan pemandangannya dari Habiba.
Kemudian ia menerima telpon dari kliennya.
Sehingga tak cukup lama ia di rumah tante Desi, kemudian pamit pulang.
Mamanya pun dalam mobil tidak bertanya, mengerti akan perasaan anaknya.

Walaupun pertemuan itu sebentar tetapi pertemuan itu membuat Hanaf tidak bisa tertidur hingga pukul 01.00 dini hari ia masih belum bisa memejamkan matanya.

"Gadis Lavender" batin Hanaf melihat keluar jendela kamarnya.

****
Pukul menunjukkan 10 malam tetapi gadis itu masih berada di teras belakang memandangi ikan koinya sambil mendengarkan lagu dari walkman jadulnya.
Semerbak aroma lavender di taman itu tercium.

Gadis itu lebih suka berada di teras belakangnya sekedar menikmati taman lavendernya yang serba ungu ditemani lagu-lagu dari walkman jadulnya dan desiran air dari kolam koinya.

"Nak, kenapa belum tidur"
Habiba kaget melihat mamanya sudah berdiri di sampingnya.
Ia lalu melepas headphonenya.
"Ia ma, mama tidur duluan aja ya, Biba masih mau ngeliat ikan koi" ujar Habiba sambil nyengir ke mamanya.
"Yaudah cepetan ke kamar ya, pakai jaket disini dingin" ucap mama Habiba yang meninggalkan anaknya dalam lamunannya di taman belakang.

HanafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang