#7. Kota Kembang

31 3 0
                                    

Suasana kota Bandung terasa sangat dingin karena sore itu telah turun hujan, jalan-jalan pun masih berkabut.

Di Bandung Mama Hanaf tinggal bersama seorang asisten rumah tangganya yang sudah berpuluh tahun berkerja di rumah itu bernama Siti dan Mang Ujang seorang tukang kebun yang tidak lain adalah suami dari Siti.

"Siti, di kamar Hanaf sudah di bersihkan tadi?"
"Iya nyonya sudah dari tadi siang" jawab Siti.

Mama Hanaf yang sejak tadi pagi telah sibuk menyambut kedatangan putra kesayangan dan satu-satunya itu bahkan sejak pagi tadi setelah memohon untuk anaknya pulang ia langsung berangkat menuju pasar membeli bahan masakkan kesukaan anaknya.

Teri kering, sayur kelor, di tambah sambal tomat dan tempe goreng adalah kesukaan putra kesayangannya.

Sederhana memang tetapi selalu membuat Hanaf makan lebih dari satu piring.

"Ujang, mobil yang hitam tolong dibersihkan juga ya," ujar mama Hanaf kepada Ujang yang merupakan tukang kebunnya sekaligus merangkap sebagai driver pribadinya.

"Iya nyonya," jawab ujang.

*****
Pukul 18.00 WIB, suasana Kota Bandung semakin dingin, terdengar alunan suara wanita yang sedang membaca Al Quran dari ruang kamar depan rumah serba putih itu.

Tidak lama kemudian sebuah mobil meluncur di halaman rumah itu.

"Sudah pak sampai sini," ujar Hanaf kepada sopir taksi yang ia tumpangi.

"Baik den," ujar Sopir.

"Berapa pak?," tanya Hanaf.
"120 rbu den," ujar Driver sambil membungkakan pintu mobil untuk Hanaf.
Hanaf mengeluarkan isi dompetnya dan memberikan ke sopir yang mengantarnya.

"Lebih den," ujar Sopir

"Sudah buat bapak saja," ujar Hanaf tersenyum.

"Terima kasih den," ujar Sopir penuh syukur.

Hanaf pun berjalan menuju pintu rumah serba putih itu.

Rumah itu tidak terlalu besar dan designnya masih seperti rumah dulu, karena memang rumah itu adalah rumah warisan dari kakek Hanaf.

Dan Mama Hanaf tidak ingin mengganti designnya karena seluruh sudut kamar itu memiki kenangan masa kecilnya.

Sejak Papa Hanaf meninggal, Mama Hanaf memilih untuk tinggal di Bandung dan meninggalkan rumah di Jakarta karena tidak kuat mengingat  segala kenangan bersama suaminya.
*****
"Assalammualaikum," ujar Hanaf.

Wanita yang sedang mengaji itu menghentikan bacaannya, kemudian segera menuju asal suara.

"Waalaikumsalam," ujar Wanita yang masih memakai mukenah itu.

Hanaf langsung menyalami ibunya dan mencium tangan ibunya.

Ibunya langsung memeluk anaknya seakan tidak pernah bertemu seribu tahun lamanya.

HanafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang