Nama

16 2 0
                                    

Cerita ini merupakan khayalan dan fiktif belaka yang sekedar hanya untuk menghibur para pembaca. Maaf apabila ada kesamaan tempat, latar, alur, penokohan, tema, amanat maupun pesan moral karena itu semua disengaja demi kelucuan bersama ;)

Judul : Nama
Genre : Fantasi komedi
Telah lulus sensor : 16/06/20

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ini sudah tanggal tujuh januari, yang dimana artinya sudah seminggu semenjak aku bertemu dengan monyet.. maksudku temanku. Teman yang belum kuketahui namanya.

Beberapa hari yang lalu aku mendatangi rumahnya yang tidak layak disebut rumah -bagaimana tidak, dengan keadaan sempit dan atap yang pendek serta penerangan yang minim dapat disebut 'rumah'-

Tidak kutemui siapapun disana. Hanya tumpukan debu yang ditinggalkan empunya.

Hari ini tepat pukuk 11.21 kuputuskan untuk mengelilingi lokasi di sekitaran jembatan ancol yang menjadi tempat perjumpaan pertama bagi kami. Tapi yang kudapat hanyalah lelah semata.

Di bawah terik sinar matahari yang tertutup atap warteg aku tetap berusaha mencari sosok temanku tersebut. Tapi istirahat dulu isi tenaga. Mencari tak semudah menghilang bro.

Setelah 30 menit lamanya aku berkutat dengan piring nasi ku yang ke dua, akhirnya makanan tersebut habis tak tersisa. "Lumayan ganjel perut" batinku.

Sekitar jam 12.07 aku memutuskan untuk menyudahi pencarian hari ini dan pulang kerumah tanpa membawa apapun selain perutku yang masih kenyang.

Salimi's Life

Aku tidak mau kejadian kemarin terulang. Dimana aku tidak mendapatkan informasi apapun tentang temanku dan hanyalah perut kenyang yang kubawa pulang ke rumah. Sampai aku mendapatkan ide yang cemerlang menurutku.

Aku menulis selebaran yang kurang lebih seperti ini :

DICARI!

Seorang Monyet. Dengan ciri-ciri memiliki rambut monyet, ekor monyet, tangan monyet, kaki monyet, semuanya monyet tapi perilaku seperti anjing dan berhati malaikat.

Jika ada yang melihat atau mengetahui keberadaannya hubungi : 134131 (seorang babi)

Terima Kasih.


Aku menyebarkan selebaran itu kemana-mana. Mulai dari papan pengumuman, di kantor polisi, di tiang listrik, di pintu wc umum, di pintu wc rumah pak rt, sampai ke punggung orang yang berlalu lalang di depanku semuanya kutempel. Tetapi aku tidak menempelkannya di pohon karena itu dapat merusak alam.

Setelah kurasa cukup banyak selebaran yang ku tempel. Akhirnya aku pulang dan menunggu orang menghubungiku.

Tapi sampai esok harinya tidak satu orang pun yg menghububgiku untuk memberitahukan dimana keberadaan si monyet.

Salimi's Lifeحيث تعيش القصص. اكتشف الآن