11. CHAVANA

128 42 1
                                    

[JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMEN,HAPPY READING!]

💟

Awal posisi baring kini terganti duduk, gadis itu menyenderkan kepalanya ke dinding ia merasakan sakit dikepalanya. Ketokan pintu terus terdengar namun ia lebih memilih hiraukan lalu pintu terbuka menampilkan Abzas seketika membuat matanya melebar.

"Abzas!?"Chavana terkejut akan kedatangan sosok lelaki itu lalu sedetik kemudian ia menetralkan keterkejutannya, Abzas terkejut juga ketika mendengar pekikan kecil gadisnya itu lalu ia hiraukan memilih berjalan mendekat

"Masih sakit nggak kepalanya?"tanya Abzas yang menaruh bubur di nakas, gadis itu berdehem pelan memejamkan matanya dan menjawab

"Sedikit sih"

"Udah makan belom? Gue bawain bubur nih"

"Belom"sahut Chavana tak bersemangat, sedari tadi perutnya biarkan kosong tak terisi makanan apapun hal itu membuat tubuhnya tambah lesu dan lemas. Dari tadi juga Arneta memaksa dirinya untuk makan namun dirinya tetap kukuh tidak ingin makan.

"Dimakan ya, mau gue suapin"

"Nggak perlu! Gue bisa sendiri"

Dengus Chavana,"Yaudah gue ambil piring sama minum dulu ya"

Lalu lelaki itu keluar dari kamarnya gadis itu dan kembali membawakan piring juga gelas yang berisi air putih. Ia menyuapi bubur kearah gadis itu, Chavana membuang muka ia sedang tak ingin makan.

"Makan ya"

"Nggak mau Zas!"tolak gadis itu dengan tegas, karna ia sedang tidak nafsu untuk makan

"Harus mau Van, nanti tambah sakit"

"Ck serah lo deh gue nggak mau makan tau"tegas Chavana yang mendorong pelan sendok itu, Abzas sedikit kesal ulah gadis itu

"Makan!"titah Abzas memaksa dengan kesal Chavana mencubit pelan pinggang Abzas membuat lelaki itu tak sengaja menjatuhkan sendoknya karena geli

PRANG

"Nahkan"Abzas hanya menghela nafas lalu membersihkan bubur yang berserakan dilantai menggunakan tisu yang berada dinakas. Chavana melihat ini sedikit tak nyaman, ia merasa bersalah.

"Maaf"cicit Chavana saat melihat lelaki itu yang baru saja menyelesaikan kegiatannya itu, lelaki itu tersenyum menandakan tidak apa-apa

"Gak apa-apa kok, Van seriusan nggak mau makan nih? makan ya nanti sakit perutnya kalau nggak makan"

"Huft yaudah deh"pasrah gadis itu, Abzas tersenyum tipis mendengar perkataan gadisnya lalu ia membersihkan terlebih dahulu sendok dengan tissue dan mengambil bubur. Bubur itu masuk kedalam mulut Chavana senyum terus terpancar diwajah Abzas ketika melihat gadisnya melahap bubur ayam itu hingga turut- berturut.

"Mau lagi nggak?"tanya Abzas yang digeleng pelan oleh gadis itu. Ia sedikit membenarkan posisi duduknya "Nggak udah kenyang"

"Oke deh"ucap Abzas yang menaruhkan piring yang berisi sedikit bubur ke nakas lalu menatap kearah Chavana yang menyenderkan kepalanya ke dinding dan memejamkan matanya

"Kepalanya pusing?" Chavana membuka matanya lalu mengangguk pelan, lelaki itu duduk disamping Chavana dan memijit pelan sekitaran dahi Chavana.

"Gue pijitin ya?"tanya lelaki itu namun gadis itu hanya diam tak merespon, Abzas memijit pelan-pelan sekitar dahi gadisnya dan mengoles minyak kayu putih. Ukiran kecil terlihat diwajah gadis itu.

"Makasih"ucapnya pelan yang diangguki lelaki itu

"Udah minum obat?"

"Belom"jawab Chavana santai, Abzas membelalak matanya bagaimana tidak?mengetahui kalau gadisnya belum meminum obat

"Kok belum? Kenapa?"

"Pahit gak suka!"Abzas tersenyum geli ia mengambil obat dinakas Chavana yang terlihat masih utuh lalu menyodorkan kearah gadis yang nampak memasang mimik tak suka "Sini minum obatnya"

"Nggak!"tolak Chavana yang menolak keras-keras ia mengibaskan tangannya sambil memasang wajah memelas, "Nggak pahit kok"

"Ck nggak kata gue nggak ya nggak!"

"Ayolah Van nanti gue bilangin Tante Arneta lho"ancam lelaki itu

"Ish, ngeselin lo kutu kupret!"

Abzas hiraukan ia menyodorkan obat ke Chavana dengan terpaksa gadis itu menelan obatnya dengan cepat-cepat dan terburu-buru meminum air putih yang dikasih Abzas.

"Gimana nggak pahit kan?"

"Nggak pahit dari mananya!untung aja langsung cepet-cepet ditelan"

"Iya-iya kan demi kesehatan lo"beritahu Abzas yang mengelus rambut gadisnya, ia bangkit berdiri mengambil piring dan gelas untuk ditaruh didapur

"Istirahat lagi gih, gue mau taruh dulu ke dapur"

"Gak usah taruh dinakas aja nanti Bik Lia bisa ngambil"ucap Chavana yang membaringkan kepala dan tubuhya ke kasur empuk miliknya

"Gak apa-apa gue bisa"

Lelaki itu keluar dari kamar dan tak berapa lama Abzas kembali keatas ia memasuki kamar Chavana dan melihat gadisnya yang mungkin sudah tidur nyenyak. Senyuman hangat terpancar ia menarik selimut hingga kedada Chavana lalu mencium pelan dahi gadis itu.

"Cepat sembuh"bisik Abzas lalu pergi keluar kamar Chavana untuk pulang

💟






CHAVANA [Tahap Revisi]Where stories live. Discover now