Malam Tahun Baru

90 9 0
                                    


Sabtu malam; akhir sekaligus awal dari segala cerita tak berkesudahan sepanjang tiga ratus enam puluh empat setengah hari.

Malam ini juga, Dejun menjejakkan kaki untuk pertama kalinya setelah sekian tahun kehidupannya meninggalkan Inggris.
Pemuda mungil ini nyatanya lahir dan menghabiskan sebagian masa kecilnya di Inggris, sebelum pada akhirnya dibawa pergi oleh pak tua kejam bermarga Xiao—yang disinyalir sebagai ayah dari Dejun.

Di dalam Oakdene's Bakery, Dejun menikmati tegakan terakhir limun jahe-nya beserta sepotong kecil tarcis keju. sambil memandang karavan festival yang melintas nyaris di sepanjang Sungai Thames.

Lalu Mark, pemuda Kanada yang selama ini menjadi sahabat Dejun datang mengagetkan.
Mark sudah menetap di Inggris sejak sekolah dasar, walau begitu, aksen Kanada-nya masih kental sekali. cenderung tidak bisa menggunakan aksen british.


"Kapan berangkat ke Wales?" Mark membuka obrolan, dilihatnya Dejun terdiam sebentar, berpikir.

"Paling cepat lusa, paling lambat tubin. Entahlah, masih belum tahu. Sulit rasanya mencari transportasi menuju Wales di saat seperti ini" Dejun memakan suapan terakhir tarcis-nya.

"Ya, salah kamu datang ke Inggris di malam tahun baru, transportasi sulit didapat. Penuh semua" puding yorkshire milik Mark datang.
"Lalu, kamu dengan Yangyang bagaimana?"

"Ah, sudah gila kamu memakan puding yorkshire malam-malam begini?" Dejun menatap sahabatnya nanar.
"Masih dendam. ingin rasanya aku ceburkan kepalanya ke dalam teluk buaya"

"Jangan dongo! bukan Yangyang yang melakukan hal itu"

"Lalu siapa? Keluarganya? Hanya Yangyang yang tersisa dari komplotan Jerman itu"

"Bahkan Yangyang tidak tahu apa-apa, Jun!"

"Tidak tahu apa-apa bagaimana? Keluarganya mata-mata, dia pasti tahu seluk beluk keluarganya!" wajah Dejun memerah, menatap nyalang ke arah Mark.

"Tapi dia bahkan masih kecil sekali pada waktu itu. Konyol sekali pemikiranmu Jun" Mark menodongkan sendoknya, menuding Dejun.

"Sudahlah, habiskan saja pudingmu orang aneh!" Dejun memutar matanya, kehabisan kata-kata.

"Kenapa aku selalu saja salah di matamu? Seperti wanita saja!"

"Aku tidak akan menganggapmu aneh jika saja kamu memakan puding itu pada Minggu siang besok"

"Ya sudah, sepulang dari gereja kita makan siang dengan ini"

"Tidak! Aku tidak ingin disangka berpacaran denganmu"

Mark melengos "Kamu pikir aku juga? Kalau aku menyukai laki-laki pun, yang pasti bukan kamu"

"Sialan! harusnya aku menyuruh Hendery saja yang menemaniku, bukan Semangka Busuk sepertimu"

"Hendery sedang di Irlandia. Percuma."











*Mark—Mark Lee (NCT, SuperM)

wanderlustHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin