"Lalu dokumen ini?"

Chanyeol mengangguk patuh. "Tuan masih ingat untuk progran bantuan yang diberikan Kim Corps tiap tahunnya?" tanyanya yang kini dibalas anggukan pasti oleh Suho.

"Maksudmu kerja sama Kim Corps dengan organisasi-organisasi penyalur bantuan untuk anak-anak yatim piatu?" tanya Suho memastikan dan Chanyeol sekali lagi mengangguk mengiyakan.

"Pada beberapa dokumen sudah tercatat setidaknya ratusan anak yatim piatu yang mendapat santunan tiap bulan oleh Kim Corps. Dan nyatanya, tidak semua anak yang disantuni adalah anak yatim piatu--yang tinggal di panti asuhan," ujar Park Chanyeol kali ini menjelaskan dan Suho sudah cepat-cepat mencari sesuatu pada tiap halaman di sana.

"Setidaknya ada sekitar 30% nama, yang tidak tinggal di panti asuhan. Beberapa di antaranya merupakan anak dari keluarga yang kurang mampu, anak yang disabelitas dan di antara mereka masih memiliki orang tua yang lengkap," lanjut Chanyeol dan Suho mengangguk sembari masih mencari halaman yang ia butuhkan saat ini. Dan tepat pada halaman terakhir, ia lantas terkejut dengan apa yang tertera di sana. Bahkan saat ia memandang Park Chanyeol yang masih setia berdiri di sana, mengangguk padanya, kiranya semua potongan teka-teki sudah terpasang perlahan.

"Oh Sehun berada dalam daftar itu," ujar Park Chanyeol menegaskan yang seakan menepis semua keraguannya saat ini.

"Dan ia mendapatkan santunan tiap tahunnya?" tanya Suho yang masih tak yakin. Ah tidak, setidaknya ia tidak sepenuhnya salah. Iya, Ayahnya kehilangan jejak akan wanita pujaannya dahulu.

Namun semua kebetulan apa ini?

"Chanyeol ah, kembali telusuri data tentang Oh Sehun."

"Baik."

---

"Ini."

Suzy memandang sebentar ke arah Sehun yang lantas meletakkan sekotak susu rasa strawberry yang begitu Suzy gemari, ke atas meja. Ia tersenyum sebelum mengucapkan terima kasih yang lantas dibalas anggukan kecil Sehun.

"Sudah merasa baik-baik saja sekarang?" tanya Sehun yang masih terdengar cemas. Iya semenjak beberapa saat yang lalu, Suzy telah menceritakan tentang kejadian kemarin malam yang hingga kini Ibunya berhenti berbicara padanya. Setidaknya itu saja yang ceritakan, sedangkan untuk masalah administrasi Universitasnya, Suzy sama sekali tidak menceritakannya.

Suzy menghelan napasnya lesu sebagai satu-satunya jawaban yang ia punya sebelum meminum susunya. Sehun hanya memandangnya menyesal.  Iya, ia ingat betul saat Suzy tiba-tiba saja bertekad untuk bekerja paruh waktu seperti dirinya. Sungguh, saat itu Sehun sudah mati-matian melarang Suzy karena ia tahu Ibu Suzy tak menyukai ide tersebut. Namun bahkan Sehun sudah melarang, Suzy tetap melakukannya.

Kejadian kemarin malam bukan pertama kali terjadi. Seringkali Sehun harus mendengar cerita dari Suzy atau bahkan melihat sendiri saat Suzy tertangkap basah oleh Ibunya tengah bekerja paruh waktu--yang akhirnya menyebabkan pertengkaran di antara keduanya. Namun tetap saja, Suzy masih bersikukuh atas tekadnya. Keras kepala memang, tapi itulah Suzy.

Dan kiranya kali ini terjadi kembali. Setidaknya hal ini sudah ia duga sebelumnya. Ia memandang Suzy yang layu tengah menopang dagu--yang entah justru membuat Sehun gemas karenanya. Suzy mengerang saat dengan jahil Sehun mengacak rambutnya gemas. Bahkan saat Suzy memukul-mukul lengannya, Sehun hanya tertawa kecil karenanya.

"Aku sedang sedih. Harusnya kau tahu itu," ujar Suzy masih kesal dan Sehun hanya tersenyum sekali lagi.

"Semangatlah. Ini bukan akhir hidupmu kan? Ibumu mungkin butuh waktu." Sehun meraih kotak susu strawberry milik Suzy dan meminumnya tanpa ijin, membuat si pemilik kesal bukan kepalang namun Sehun tidak peduli akan hal itu.

Don't You DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang