chapter 3

475 81 17
                                    

Suzy memandang pasrah selembaran kertas yang ada di tangannya. Ia membuang napasnya lemas. Iya, surat peringatan yang baru saja ia dapat dari bagian administrasi Universitasnya. Bahkan ini bukanlah kali pertama ia mendapatkan peringatan. Ujian semester akan dilaksanakan seminggu lagi sedangkan dirinya masih belum melunasi biaya untuk semester ini. Jadi bagaimana ia harus melewati ini semua?

Tadi pagi ia sengaja bangun pagi-pagi sekali. Ah tidak, ia bahkan sama sekali belum tidur sejak kejadian malam itu. Suzy sudah bertekad tadi, ia akan turun dari kamarnya pagi-pagi, menyiapkan bekal makanan untuk Ibunya dan menyiapkan secangkir teh yang biasa Ibu lakukan tiap paginya. Ia sudah bertekad untuk menjelaskan semuanya saat mereka bertemu pagi ini.

Bukan pertama kali Suzy dan Ibunya terlibat adu mulut, namun semuanya akan selesai keesokan harinya--seakan mereka berdua telah sepakat untuk tidak membahasnya kembali. Namun kali ini, Suzy harus menarik kembali apa yang ia pikirkan sebelumnya, Ibunya lantas berlalu saja tanpa sepatah kata pun saat mereka bahkan bertemu.

"Bae Suzy!" Suzy cepat-cepat melipat lembaran tersebut sampai pada lipatan terkecil sebelum memasukkannya paksa ke dalam saku celananya, saat Sehun berlari menghampirinya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Sehun tiba-tiba seakan ia mengetahui apa yang sedang terjadi meski Suzy sama sekali belum mengatakan apa-apa. Suzy hanya mengangguk setengah tak yakin sebelum ia berusaha mengembangkan senyumnya seperti biasa. Berusaha meyakinkan pada Sehun dan juga dirinya sebagai sendiri, bahwa semua akan baik-baik saja. Namun hal inilah yang membuat Sehun sendiri semakin khawatir.

Apalagi tadi, Sehun tahu bahwa kali ini Suzy tengah menyembunyikan sesuatu darinya. Namun bahkan Sehun tidak ingin sekedar bertanya. Karena ia sadar tidak semuanya harus ia tahu dari Suzy, jika gadis itu tidak memberitahunya.

"Ayo kita makan?" tanya Suzy menawarkan. Mungkin kebih tepatnya ia berusaha mencairkan suasana yang semula terlihat kaku dengan sendirinya dan entah mengapa. Namun Suzy tahu pasti, mungkin saja Sehun sudah hafal dengan gelagatnya.

"Baiklah, ayo," ujar Sehun pada akhirnya yang lantas membuat Suzy merasa lega karenanya sebelum akhirnya mereka berjalan bersama.

---

"Jadi bagaimana?"

Park Chanyeol memandang Tuannya yang tengah duduk di bangkunya, menunggu setidaknya dirinya membuka mulut. Ia lantas memberikan sebuah amplop bewarna cokelat yang memang sengaja ia bawa hari ini untuk Tuannya tersebut.

"Saya sudah berusaha untuk mencari beberapa informasi mengenai Oh Sehun. Tentang dimana alamat juga yang lainnya," ujar Park Chanyeol yang mulai membuka suara sedangkan Suho kini memperhatikan sejumlah dokumen yang baru saja ia ambil dari dalam amplop.

"Tercatat bahwa Mrs. Oh sudah lama sekali memutuskan kontak dengan keluarganya yang berada di desa. Jadi kami kekurangan informasi mengenai posisi Oh Sehun," lanjut Park Chanyeol menyesal dan Suho terlihat menghembuskan napasnya pasrah.

"Ini...dokumen milik perusahaan?" tanya Suho mencoba memastikan. Dan Park Chanyeol mengangguk pasti.

"Benar, itu adalah dokumen yang kami dapat dari Kim Corps," ujar Park Chanyeol berusaha menjelaskan. "Kami sudah berusaha mengusut dokumen kematian Mrs. Oh sebelumnya. Namun untuk alamat rumah  maupun informasi yang lainnya memang sengaja diburamkan," lanjut Chanyeol yang lantas membuat Suho tersenyum miring karenanya.

Karena bahwa sampai kematiannya pun, Mrs. Oh bahkan masih memburamkan semua informasi tentang dirinya. Nyatanya wanita itu benar-benar ingin informasi tentang dirinya tidak ditemukan. Dan hal itu agaknya tidak membuat Suho lantas terkejut begitu saja. Karena ia yakin bahkan saat Ayahnya berusaha untuk berhenti meninggalkan wanita itu dan kembali pada Suho dan Ibunya, mengaburkan identitas wanita itu adalah satu-satunya cara untuk lari dari skandal perselingkuhan Ayahnya. Dan ia yakin, Ayahnya yang ikut serta membantu wanita itu untuk lenyap dari khalayak. Meski nahas, Ayahnya sendiri bahkan tak bisa menemukan wanita itu lagi karena ulahnya sendiri.

Don't You DareDove le storie prendono vita. Scoprilo ora