Di seberang sana, Gebi melihat jelas seorang lelaki paruh baya sedang mencium puncak kepala puterinya lalu memeluknya sebentar. Itu Firman dan Elsa. Ternyata Elsa diantar oleh Ayahnya kesekolah. Sekhawatir itu pada anak tirinya? Sesayang itu? Lalu, nasib Gebi sebagai anak kandungnya mengapa sangat miris?

"Geb, lo kuat Geb, lo kuat!" ujar batin Gebi begitu memaksa agar raganya tetap kuat berdiri meskipun kini hatinya sudah benar-benar rapuh.

Setelah Firman melajukan mobilnya, Elsa memasuki gerbang sekolah. Oh rupanya kedatangan Elsa sudah disambut hangat oleh—hah? Apakah Gebi tidak salah lihat? Geng Killer dengan begitu ramah dan hangat menyambut kedatangan Elsa dengan seolah sangat meratui Elsa?

"Gebi, lo liatin apasih dari ta—" Hanin dan Citra membelalakan mata mereka saat mereka lihat di seberang sana Elsa yang terlihat begitu manis dikelilingi cowok-cowok Geng Killer.

Bukan hanya tatapan Hanin, Citra maupun Gebi, tapi hampir seluruh tatapan penguni yang ada disana sangat terkejut bahkan sampai ada yang mengintimidasi gerak-gerik Elsa yang notebenenya adalah anak baru di GIS.

"Itu si Elsa kan, Geb?" tanya Hanin dengan menepuk-nepuk paha Gebi.

Bukannya menjawab pertanyaan Hanin, Gebi justru membuang pandangannya saat Elsa bersama Geng Killer berjalan menuju kearah taman.

"Berarti yang nelepon Elsa semalem itu Pandu dong bener?" Gebi mencoba berpikir keras. "Ternyata si anak es itu bisa selembut itu sama cewek?" lagi-lagi batinnya bertanya-tanya.

"Mereka kesini, ya?" tanya Citra.

Hanin dan Citra segera ikut membuang tatapan mereka, berlagak berkutat pada ponselnya agar tidak terlihat terlalu memperhatikan Elsa dan Geng Killer.

"Ratu Cantik, silakan duduk." Habib membersihkan bangku taman dengan tangannya lalu mempersilakan Elsa untuk duduk.

Memang semenjak pertemuan antara Geng Killer dengan Elsa, Habib sudah menobatkan Elsa sebagai Ratu Cantik. Semuanya pun jadi ikut-ikutan memanggil Elsa dengan sebutan itu, kecuali Pandu dan Gibran yang hanya menanggap panggilan itu hanyalah humor teman-temannya saja yang memang sangat receh.

Elsa tersenyum. "Makasih, Ciko." ujar Elsa begitu lembut namun justru dihadiahi gelak tawa teman-temannya.

"Ada apa? Aku salah ya?" tanya Elsa.

"Nggak papa Ratu, walaupun Ratu salah nyebutin nama, tapi gue tetep di tim Ratu Cantik kok." Habib tersenyum lebar sekali.

Sedangkan Gebi yang mendengar jelas percakapan mereka, justru mendelik geli dan agak sedikit jijik malah. "Katanya Killer, tapi sama cewek kok bisa selembut itu." ujar Gebi terkekeh, namun suaranya terdengar sangat kecil sehingga hanya Hanin dan Citra yang dapat mendengarnya.

"Gue heran, sumpah heran banget." Hanin berucap dengan suara kecil juga.

"Kenapa, Han?"

"Selama gue tau Geng Killer, baru kali ini kan mereka sedeket itu bahkan manjain cewek kayak gitu?" ujar Hanin lagi sambil sedikit melirik Elsa dan Geng Killer yang tepatnya di belakang mereka.

"Gue juga heran, kok bisa ya?" Citra ikutan bertanya-tanya.

"Masa iya?" Gebi mengerutkan dahinya.

KARSA DARI RASAUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum