☀️Family☀️

221 25 6
                                    

Angin malam berhembus lemah menerpa ranting dan dedaunan di kota yang tengah gerimis itu. Sebuah bus melaju dari halte yang satu menuju halte yang lain, menaikkan dan menurunkan penumpangnya yang memiliki tujuan yang berbeda-beda.

Di dalam bus terasa sangat tenang karna hanya beberapa orang saja yang berada didalam bis itu. Disalah satu kursi , seorang pemuda berwarnakan rambut coklat tua sedang fokus menatap tetesan air yang jatuh dan mengenai jendela kaca bis yang ada disampingnya. Otaknya kini sedang bermasalah karena suatu hal, ia tak pernah menyangka bahwa apa yang diucapkan kewpla begitu berpengaruh dengan perasaannya saat ini.

Kini Bis yang ditumpangi Plan itu sudah sampai di pemberhentian yang ditujunya, ia perlahan bangun dari kursinya dan berjalan gontai keluar bis tanpa lupa membayarnya terlebih dahulu.

Huft... Entah sudah yang keberapa kali dalam satu hari ini Plan menghela berat nafasnya. Pandangannya tidak terlalu fokus malam ini jadi ia memilih untuk cepat-cepat masuk kedalam rumahnya dan mengistirahatkan fikiran dan hatinya mungkin dengan sebotol bir ataupun anggur yang selalu bisa membuatnya tenang disaat fikirannya gundah.

Ceklek...

Plan memutar kenop pintu rumahnya dan membuka lebar pintu itu dan memperlihatkan rumah yang sepi dan gelap. Tidak ada aroma mawar di rumah almarhun neneknya itu, tidak seperti di rumah ayahnya. Sungguh kali ini Plan benar-benar merindukan keluarganya.

Plan mengeluarkan benda pipih berbentuk persegi panjang yang disebut handphone dari dalam kantongnya dan mencari nama seseorang yang ada di kontak nya. Setelah beberapa menscroll layarnya, akhirnya ia menemukan nama yang ia cari. DADDY

.

.

.

MARK POV

DORRR!!...DORRR!!

Bunyi suara tembakan menggema disaat peluru itu melesat keluar kearah moncong pistol itu mengarah, seulas cahaya bulan masuk dan sedikit menerangi didalam hutan yang gelap ini yang membantuku melihat pergerakan yang sangat cepat didalam kegelapan.

Cccssss....

Debu berwarnakan abu-abu terbang dihempas angin yang berlalu lalang disini, tepat setelah aku melontarkan peluru terakhirku ke makhluk berdarah dingin terakhir.

"Sepertinya hari ini cukup sampai disini saja, Janee. Sepertinya dad mulai bertambah lambat dan tua"

"Tidak dad, kau masih lincah seperti biasanya kok" seorang perempuan keluar dari balik pohon dimana sedari tadi ia hanya menonton pemburuan ini.

Aku hanya bisa tersenyum mendengar ucapan anak pertamaku yang cantik ini, Jane. Wajahnya yang sangat persis mirip dengan wajah ibunya itu membuatku tidak pernah mengijinkannya untuk berburu agar tidak terjadi hal buruk yang sama untuk kedua kalinya dan aku tak mau kehilangan anggota keluargaku lagi.

Kami kembali kedalam mobil yang terparkir tak jauh dari tempat pemburuan dan akan melajukan mobilku kembali menuju rumah keluarga Highgate karna ini sudah terlalu malam tapi belum lagi aku memijak pedal gasnya, handphone yang tepat berada disampingku berdering dan terlihat nama sang penelepon, itu anak keduaku Plan.

Aku menekan tombol hijau pada layar dan menspeakerkan nya agar jane yang duduk dikursi penumpang disampingku juga bisa mendengar suara adiknya yang selama beberapa minggu ini tidak saling bertemu.

"Halo dad" nada suara Plan terdengar aneh bagiku. Karna tidak pernah ia membuat nada bicara yang seperti ini.

"Ada apa Plan? Sepertinya kau sedang tidak baik-baik saja? Apa yang terjadi, Plannie?"

The Eternal Highgate |Book1 END|Kde žijí příběhy. Začni objevovat