Prolog

30.5K 1.2K 69
                                    

Cerita ini berdiri sendiri jadi tidak harus membaca Mr Triplek dulu, tapi kalo pengen lebih faham kalian baca juga no problem!

Oke, happy reading!!

__________________________________

VOTE.

"Mas Elaaaaang!"

Sial!

Pemuda berahang tegas, dengan mata sipit, dan mempunyai kulit yang khas orang Indonesia itu menghentikan langkahnya sejenak. Matanya terpejam sesaat dengan guratan urat yang tegang di sekitar pelipisnya. Dua temannya yang berjalan di sisi kanan dan kirinya hanya mampu saling pandang dengan isyarat mata.

Lima detik setelahnya pemuda berhoodie hitam itu kembali melangkah namun dengan lebih cepat.

"Mas Elang tungguin aku!" suara cempreng gadis itu menggema keseluruh koridor sekolah, gadis berkuncir kuda dengan poni ratanya itu berlari dengan cepat lalu langsung menghadang tiga orang pemuda itu.

"Mas Elang ih ... hosh hosh..." deru napasnya tersendat-sendat dengan keringat yang mulai mengucur di sekitar wajahnya.

Elang memandang datar gadis di depannya itu lalu dengan tenang mengangkat satu alinya. Cih! Buat ngomong aja pelitnya naudzubillah!

"Ini Mas, tadi aku masakin khusus buat Mas." Senyum lima jari di wajah gadis imut tinggi itu langsung terbit, japit bling-bling di rambutnya langsung berkilauan seirama dengan wajahnya yang menampilkan eyes smilenya.

Elang nampak acuh.

"Aku gak laper!" sahutnya cuek, bibirnya nampak lurus tak bersahabat.

Tapi gadis berambut coklat itu nampak tak peduli, dirinya terus mendesak. "Gak mau tau pokoknya Mas Elang harus ambil!" sambil memaksa taruh bekal itu di tangan Elang. "Kalo Mas Elang gak mau, boleh dibuang kok." Lanjutnya masih tersenyum ceria, ia duga pasti Elang tidak akan berbuat setega itu.

Elang mengangkat alis kanannya dengan sorot tak percaya, "hm oke." Lalu dibukanya bekal itu. Bekal nasgor lengkap dengan pelengkapnya yang rasanya patut dipertanyakan karna dimasak oleh gadis yang bahkan tidak pernah masak air.

Senyum di bibir Putri semakin mengembang, apalagi saat melihat Elang yang menatap hasil karyanya itu, asal kalian tau saja Putri memasak nasi goreng itu khusus mendatangkan chef dari restaurant bintang lima dan memasaknya juga dari subuh.

Seniat itu emang!

Tuk.

Semua orang terperangah tak percaya, Elang .... dengan santainya membuang isi dari kotak bekal itu ke tong sampah yang ada tepat di sebelahnya. Suho dan Bobi yang berada di sebelahnya melongo speechless.

Putri .... jangan ditanya, GADIS ITU LANGSUNG MENDELIK HOROR!

"Kok dibuang makanannya, Mas?!" protesnya dengan mata melotot lebar.

Dengan santai Elang menaruh kembali wadah bekal itu di tangan Putri lalu menggedik asal, "kamu tadi bilang boleh dibuang." Sahutnya cuek lalu kembali melangkah. Meninggalkan Putri yang terperangah tak percaya.

"Maklumin ya Put, tuh bocah kan emang setan." Suho menepuk pundak Putri prihatin lalu melenggang pergi bersama Bobi mengejar langkah Elang.

Putri menatap nanar kotak bekalnya itu tak percaya, usahanya .... hasil jirih payahnya dari subuh cuma dibuang ke tong sampah oleh Elang. Tatapan mencemooh dan kasihan dari orang sekitar sudah kenyang didapatkan oleh Putri.

Seulas senyum getir terbit di bibir manisnya itu. "Mas Elang jahat! Tapi aku suka." Gumam Putri merengut.

Ini namanya kadar kebucinan yang sudah overdosis!

***

TBC.

I'am come back!

Kangen gak? Wkwkwk ... ini cerita baruku, semoga suka yha. Dan iya! Jangan judge satu tokoh sebelum ceritanya ending, soalnya kita gak tau rahasianya.

A/M.

Mas Elang yang jahat tapi ganteng.

Putri yang udah mulai gak waras gara-gara bucin

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Putri yang udah mulai gak waras gara-gara bucin.

Putri yang udah mulai gak waras gara-gara bucin

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Dear Mas ElangDonde viven las historias. Descúbrelo ahora