IV

19.7K 1.5K 113
                                    

"Tak kusangka percobaan peetamaku akan berhasil"

  Jían mengambil beberapa pil dan memasukannya kedalam botol yang ditutup dengan gabus supaya aroma manisnya tidak keluar. Ia mengambil 1 buah pil dan meminumnya. Seketika tubuhnya merasa segar kembali.

"Ahhhh... sekarang waktunya makan."


🌸     🌸     🌸

"Gubo, Mingming, Daxue, Qingyu, Jinjin cepatlah ke meja makan!!!"

  Mendengar teriakan Jían mereka berenam segera berlari secepat mungkin untuk sampai ke meja makan.

"Wahh banyak sekali makanannya tuan. Apakah kau masak sendirian?"

"Iyalah siapa lagi"

"Cepatlah duduk dan mulai makan"

  Setelah mendengar perkataannya, mereka mulai makan.

"Wahh Jían ini sangwat ennyak. Tak kuswangka kau pandai memwasak." Kata Jinjin sambil mengunyah.

"Ais lihatlah mulutmu belepotan sekali." Kata Jían sambil mengusap saus yang ada di bibir Jinjin dengan tangannya.

  Tanpa peduli tatapan kaget mereka. Jían tetap mengusap saus yang ada di bibir Jinjin.

"Apakah kau tidak makan? Apakah kau sakit?" Tanya Cheng sambil memegang dahi Jían.

"Aku tidak apa apa. Melihat kalian makan dengan lahap sudah membuatku kenyang dan senang" kata Jían sambil tersenyum manis kearah mereka berenam.

  'Astaga Mengapa dia bisa semanis ini' dalam hati.

"Tapi kau harus tetap makan!" Kata Deaxue sambil memasukan beberapa daging kemulut Jían.

"Umph... iya iya dasar bawel"

  Disela sela waktu makan. Jían teringat bahwa ia harus merubah tampilan gubuk nya.

"Gubo apakah kamu tahu cara mengubah tampilan sebuah ruangan?"

"Tahu tuan. Cukup dengan membayangkan seperti apa ruangan yang tuan inginkan dan mulai mengeluarkan kekuatan roh anda serta menetaskan darah anda ke ruangan yang ingin anda ubah."

"Ooh... begitu rupanya. Terimakasih Gubo"

"Iya sama sama tuan."

  Setelah menghabiskan beberapa jam untuk makan. Jían tersadar bahwa Lan dan Lea akan pulang.

"Ah hampir lupa mereka berdua kan pulang hari ini. Gubo, Cheng, Mingming, Deaxue, Qingyu, Jinjin aku pulang dulu ya. Lan dan Lea akan segera kembali kerumah. Sampai jumpa lagi"

  Ketika Jían hendak pergi tiba tiba ada tangan yanh menahannya. ITU CHENG!

"Maafkan atas perilaku tadi." Katanya sambil memalingkan mukanya.

"Bwahahaha... iya aku maafkan jangan diulangi lagi ya." Kata Jían dan langsung memeluk tubuh tinggi Cheng.

"Apakah hanya Cheng yang dipeluk?" Tanya Gubo yang diikuti oleh keempat makhluk imut lainnya.

REBIRTH : Goddess of the deathWhere stories live. Discover now