"Maafkan aku. Jangan maral la..."

"Yasudah sekarang kau ikuti aku. Kita akan ke tempat ritual."

Saat sudah sampai ke tempat ritual Jían membelalakan matanya. Tempat itu sangat indah. Ditengah tengah ada sebuah batu berwarna putih bersih yang dikelilingi dengan 5 batu besar yang menjulang tinggi terukir gambar 5 hewan kuno dan tulisan tulisan yang rumit. Dan disekitarnya ada banyak pohon sakura.

"Apa maksud dari gambar gambar tersebut?" Tanya Jían.

"5 hewan kuno tersebut melambangkan senjata yang ada di setiap kerajaan ini. Dan kau akan membuat kontrak dengan kelima hewan tersebut. Itu adalah hadiah dari dewa untukmu dan supaya kau bisa menguasai kelima senjata tersebut."

"Apakah akan sulit? Dan sakit"

"Ya bisa sulit bisa mudah itu tergantung denganmu. Dan yaa... akan sedikit sakit tapi kau harus bisa menahannya."

"Aaahh... begitu rupanya. Aku akan berusaha sekuat tenaga!!!" Kata Jían dengan semangat yang menggebu gebu.

"Ya ya ya. Sekarang duduk diatas batu itu dan pejamkan matamu. Aku akan mengalirkan energimu. Kau tidak boleh menolaknya dan biarkan itu mengalir di dalam tubuhmu, setelah kamu membuka mata kamu harus mulai mencari kelima hewan tersebut dan ketika kau sudah bisa membawa telurnya"

"Bagaimana caranya?"

"Cukup teteskan darahmu ke batu dan cabut setiap senjata. Ketika batu itu berubah menjadi telur maka segera ambil kelimanya dan alirkan kekuatan roh milikmu, maka kau akan segera kembali."

Setelah Jían duduk diatas batu tersebut ia mulai memejamkan matanya. Udara dan suasana di tempat itu membuat tubuh Jían rileks serta tenang.

Dewi itu mulai membacakan mantranya dan mengilkan energinya ke tubuh Jían. Seketika tubuh Jían diselimuti banyak cahaya yang berwarna warni. Jían sendiri tidak sadar akan hal tersebut karena sedang memfokuskan dirinya.

Awalnya Jían tidak merasakan sakit namun lama kelamaan ia merasakan sakit. Pertama hanya sekedar dicubit, namun setelah beberapa jam ia merasakan bahwa tubuhnya berkali kali ditusuk dengan pedang. Sangat sakit hingga keringat dingin bercucuran di sekujur tubuhnya. Pada saat bersamaan luka yang ada di wajahnya menghilang.

Lama kelamaan rasa sakitpun kian menghilang dan Jían mulai membuka matanya. Ia menyadari bahwa Jían tidak berada di tempat semua. Sepanjang mata memandang tempat itu hanya berwarna putih seakan tak berujung.

"Apakah sekarang aku harus mencari kelima hewan tersebut? Hahh.." kata Jían sambil menghela nafas dan mulai berjalan. Setelah lama berjalan akhirnya ia melihat ada 5 batu yang besar dan diatasnya tertancap sebuah senjata. Ada pedang, trisula, tongkat sihir, panah dan tongkat kapak.

"Akhirnya ketemu juga. Berarti sekarang aku harus mengambil semua senjata yang tertancap di atas batu. Kelihatannya itu sangat susqh untuk dicabut. Tapi aku harus berusaha sekuat tenaga. AYO SEMANGAT JIANN."

Pertama Jían menuju batu yang diatasnya tertancap sebuah pedang. Lalu ia menggigit jarinya dan meneteskan darahnya ke pedang tersebut. Jían mulai mencabut pedangnya dan sreettt ~ pedang itu langsung tercabut.

"Hah loh kok bisa begini. Ternyata sangat mudah untuk mencabutnya. Ahahaha... kalau begini jadinya aku bisa langsung mencabut 4 sekaligus."

REBIRTH : Goddess of the deathWhere stories live. Discover now