Flashback

9 4 0
                                    

Hadir dari masalalu, namun bukan bagian dari ceritanya.

Flashback on.

3 tahun lalu..
Seorang gadis sedang menangis di sela-sela hujan tepian danau. Duduk meringkuk memeluk lutut di kursi kayu tepi danau. Isaknya sangat parau menandakan ia sedang ada di titik berat hidupnya.

Seorang pria satu tahun lebih tua darinya menghampiri. Dia hendak mengulurkan sapu tangan guna menghapus air mata gadis itu. Tetapi kemudian niatnya terurung karena sadar bahwa saat ini hujan dan air matanya bahkan setiap detik terhapus oleh rintikannya.

Dan akhirnya pria itu duduk di samping gadis manis itu.

"Kau tau? Tanpa masalah, tak ada jalan keluar untuk hidup.", ucapnya tersenyum.

Gadis itu melihat kesamping, pria tampan itu menoleh padanya dan tersenyum.

"Dan kau tau? Aku tau, kau sebenarnya adalah gadis yang kuat.", dia berkata kembali.

"Hiks hiks jangan sok tau. Kau siapa? Kenal saja tidak.", gadis itu kembali meringkuk.

"Tau tidaknya Aku tak peduli. Itu yang aku rasakan. Dari sini, aku merasa kau gadis yang tangguh.", telunjuk pria itu diletakkan di dada."Jadi, apa masalahmu? Barangkali saya bisa bantu kamu."

"Kamu kasian sama aku? Aku ngga butuh belas kasihan siapapun."

"Memangnya kamu se sedih itu? Sampai harus di kasihani?"

Gadis itu merengut, "Nyebelin banget sii jadi orang."

"Hahahaha, sudah lama. Jadi, kenapa? Hmm, aku prediksi pasti kamu habis kandas."

Dengan menengok ke arahnya, "Memang aku ini seperti mainan? Banyak orang yang mengatakan apa yang kamu katakan bahwa aku kuat aku tangguh. Tapi itu tidak setangguh dan sekuat itu. Aku hanya berusaha tegar karena semua teman-temanku mengutarakan kesedihannya padaku."

"Jadi, kau sebagai bahu untuk mereka?"

"Mungkin. Aku ini perempuan yang masih punya hati perasa. Aku hanya bisa mengungkapkan kesedihanku lewat air mata hiks hiks dan aku...hiks..aku dihianati oleh kekasihku."

Glimmer of HopeWhere stories live. Discover now