Kayla Satya Sena

20 3 1
                                    

Sendiri. Aku nyaman dengan ini.

"Kaaaaaaaayyyyyyy."

"Brisik deh, apaan sih Nad. Aku tuh lagi ngantuk-ngantuknya tau. Kemarin kan aku habis lembur.", males banget rasanya kalau pagi-pagi diteriakin kek ada maling sama si Nadia.

" Sarapan dulu gih, aku dah buatin nasi goreng nih. Baik kan aku.", ucap Nadia meringis.

Iya, Nadia memang sahabat aku paling the best. Aku dan dia sudah kenal sejak duduk di bangku SMA. Dan sekarang, kami bekerja di kota yang sama namun dengan perusahaan yang berbeda.

Yeah, aku bekerja sebagai Psikolog Calon Tentara di Korem 072 Pamungkas dan dia bekerja sebagai staff di Perusahaam milik ayahnya. Dia memutuskan untuk menjabat dari bawah dulu meski dia sudah dipercaya untuk mengelolanya.

Meskipun berbeda, kita saling bantu membantu dalam mengerjakan apapun. Kita selalu bersama, karena kita satu apartemen. Ya. Aku dan Nadia 3 tahun lalu memang sepakat tinggal bersama ketika kuliah. Sampai sekarang pun, masih satu apartemen.

"Iya, aku makan. Tumben masak sendiri, biasanya nunggu aku bangun atau pesen bawah.", dia memang seperti itu.

Sebenarnya bukan aku yang pemalas. Tapi dia lebih tepatnya. Hanya saja hari ini aku telat bangun karena tadi malam sempat lembur karena mengerjakan berkas seleksi anggota calon tentara.

Dengan wajah cemberutnya, " Kata kamu kemarin aja suruh latihan masak, sekarang sudah melaksanakan kamunya ngomel."

"Iya deh iyaa.", aku ambil satu suap nasgor buatannya. Dan rasanya asin bangetttt.

"Eh, ini nasi goreng apa nasi garem sih. Kok rasanya asin banget.", kataku.

"Masa sih asin, perasaan tadi pas deh."

"Nih cobain aja.", ku sodorkan satu sendok makan nasgor itu ke mulutnya.

Dia meringis, " hehe maapin ya Kay, perasaan tadi tuh udah enak."

"Tapi itu enak ngga?"

"Enak, tapi ke asinan hehe"

"Yah, sama aja gagal itu mah."

"Maaf ya Kay.", dengan wajah puppyeyes nya.

"iya iya gapapa. Lain kali ku ajari deh."

"Makasih Kay, kamu emang sahabat terbaik deh.", sambil memelukku.

" Iyalah sahabat terbaik, kan sahabatmu cuma aku seorang."

"Iya juga yah. Ah bodo amat. Eh, weekend ini rencana mau kemana? Kalau belum ada rencana, kita jalan aja yuk.", ucap Nadia dengan semangat.

"Mau ke mana memangnya?"

"Ya nonton kek, jalan-jalan ke mall, makan, hangout gitu lah. Siapa tau liat cogan.", berbisik di telingaku.

" Yah, kamu memang tujuan awal mau cari cogan. Lagian buat apa sih mlirik gituan. Mereka aja ngga ada yang nglirik ke kamu.", kataku tertawa.

"Jangan gitu Kay, aku ini manusia normal. Memangnya kamu, yang ngga pernah suka sama cowo. Jangankan suka, melirik aja ngga pernah. Cobalah Kay terbuka sedikit sama seseorang. Lagian banyak kok yang udah ngantri buat dapetin hatimu.", ceramahnya dimulai deh. " Atau jangan-jangan emang kamu sika ke sesama jenis Kay, huiiiiii."

Aku yang sedang minum pun tersedak, "Sembarangan aja kalau ngomong. Kalau aku suka sama sesama jenis, kamu udah aku embat Nad.", menjitak kepalanya.

Glimmer of HopeWhere stories live. Discover now