"Setelah kelas selesai, kau akan pergi kemana?" tanya Minhyuk berusaha merubah rencana. Sehun masih memandang lurus ke depan dimana sebuah bangku berada cukup jauh darinya. Dan di sana, ada Suzy dan beberapa rekan mahasiswinya duduk membicarakan sesuatu yang serius. Yang entah, wajah serius Suzy sama sekali tak pantas untuk gadis itu. Karena bahkan bisa ia tebak, mungkin kali ini Suzy hanya berpura-pura serius padahal ia tidak tahu apa yang rekannya diskusikan.

"Ya, Sehun!" pekik Minhyuk yang berhasil membuat Sehun terkejut. Ia tahu pasti Sehun bahkan terlalu fokus untuk memandangi Suzy yang duduk cukup jauh darinya. Bahkan dalam keramaian kantin kampus saat ini, Sehun masih sibuk memandangi Suzy.

"Hey, apa kau memandangi Suzy?" goda Minhyuk yang disambut diam oleh Sehun. Matanya masih tertarik memandang Suzy yang kini terlihat tertawa kecil karena sesuatu yang dikatakan salah seorang temannya.

"Suzy tidak menyentuh makan siangnya," ujar Sehun hampir-hampir berbisik.

"Apa?" tanya Minhyuk yang masih penasaran dengan apa yang dikatakan Sehun padanya. Namun Sehun tak peduli, laki-laki itu lebih memilih meraih kameranya yang ia letakkan tepat di sampingnya. Ia tersenyum tipis sebelum kini bidikan kameranya tertuju pada Suzy yang masih tertawa kecil di tempatnya. Dan dalam beberapa tekan, ia berhasil mengambil beberapa gambar Suzy di sana.

Minhyuk yang memperhatikan apa yang dilakukan Sehun memilih untuk mengulum senyumnya takjub. "Sebenarnya kau ini sadar tidak?" tanya Minhyuk kembali membuka obrolan dan Sehun kembali memeriksa hasil bidikan kameranya.

"Kau yakin, sampai detik ini, kau tidak sadar kalau ada gadis sempurna yang selalu berada di dekatmu? Maksudku, ayolah, pernahkah kau paling tidak sedikit memiliki perasaan khusus untuk Suzy?" tanya Minhyuk yang kali ini bersunggguh-sungguh dan Sehun hanya tersenyum miring menanggapi. Pertanyaan sama, yang Minhyuk lontarkan entah ke berapa kali.

"Benarkah tidak ada yang kau rasakan? Selama sepuluh tahun ini? Wah, benar, kau tidak normal." Minhyuk menggeleng-gelengkan kepalanya kecewa. "Awas saja jika kau merasa menyesal jika seseorang mendekatinya," lanjutnya dan Sehun kini memandangnya.

"Memangnya siapa?" Sehun yang penasaran kali ini membuka suaranya dan Minhyuk kali ini kelihatan yang tak terima.

"Y-ya, Suzy gadis yang sempurna. Siapa yang tidak ingin dengannya?"

"Iya, memang siapa yang akan mendekatinya?"

Minhyuk berdeham sebelum ia mengarahkan jarinya pada dirinya sendiri yang membuat Sehun hanya berdecak.

"Memangnya kenapa?" tanya Minhyuk masih tak terima dan Sehun sudah buru-buru merapikan kotak bekalnya yang sudah kosong.

"Suzy itu merepotkan, berisik dan cengeng," jawab Sehun acuh tak acuh sebelum ia memandang Minhyuk yang masih menunggu kelanjutan kalimat Sehun. "Lagipula, kau yakin Suzy mau kau dekati?" tukasnya yang tajam dan mampu membuat Minhyuk seakan kehilangan seribu bahasanya. Bahkan saat Sehun beranjak dari bangkunya saat Suzy melambaikan tangannya berjalan ke arah mereka, Minhyuk masih terdiam.

"Oh, Minhyuk sunbaenim," sapa Suzy kini berdiri di hadapan keduanya, namun sekali lagi Minhyuk hanya tersenyum canggung tanpa mampu membalas. Bahkan saat Sehun sudah beranjak akan pergi, barulah Minhyuk ikut beranjak cepat-cepat dengan selebaran di  tangannya.

"Y-ya, kumohon ikutlah kontes ini." Sehun masih berjalan tak mau mendengar sedangkan Suzy yang merasa tak enak sendiri, memandang Minhyuk dan Sehun dengan bergantian. Bahkan saat Minhyuk berhasil menghentikan langkah Suzy, Sehun yang tak peduli sudah berjalan cukup jauh.

"Suzy, bawa ini. Berikan ini pada Sehun. Aku yakin, ia akan memenangkan kontes fotografi ini. Kumohon," ujar Minhyuk bersunggguh-sungguh sembari memberikan selembaran yang ada di tangannya. Suzy yang masih bingung hanya mengangguk minta maaf sebelum ia menerima lembaran tersebut dan berlari menuju Sehun.

Don't You DareWhere stories live. Discover now